Thursday, October 20, 2016

Vol 2 - Bab 24 : Keringanan bagi jiwa-jiwa suci

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 24

Keringanan bagi jiwa-jiwa suci
Komuni Kudus
St.Magdalen de Pazzi membebaskan saudaranya
Komuni umum di Gereja

Jika tindakan-tindakan yang biasa saja bisa menghasilkan manfaat yang begitu besar bagi keringanan jiwa-jiwa, maka bagaimana pula pengaruh dari karya-karya yang suci dari seorang Kristiani, yaitu yang berupa Komuni Kudus ? Ketika St.Magdalen de Pazzi melihat saudaranya mendeita didalam Api Penyucian, dia sangat tersentuh oleh rasa belas kasihan dan dia menangis dan berseru dengan suara meratap :”Oh jiwa yang menderita, betapa mengerikan rasa sakitmu itu ! Mengapa mereka tidak menyadari hal ini, dimana mereka tidak berani menanggung salib mereka disini ? Ketika kamu masih berada di dunia ini, saudaraku yang terkasih, kamu tidak mau mendengarkan aku, tetapi kini kamu begitu besarnya ingin agar aku mau mendengarkan kamu. Kurban yang malang ! apa yang kau inginkan dariku ?”. Disini St.Magdalen berhenti sejenak dan dia mendengar hitungan sampai angka 107,.dan dia mengatakan bahwa bahwa ini adalah jumlah Komuni Kudus yang dia minta. “Ya”, kata St.Magdalen kepadanya, “dengan mudah aku bisa melakukan apa yang kau minta itu. Tetapi celakalah ! betapa lamanya bagiku untuk melunasi hutang itu ! Oh, jika saja Allah mengijinkan, betapa senangnya aku akan pergi ke tempatmu untuk bisa membebaskan kamu atau untuk mencegah orang lain agar tidak masuk kesitu”.

Orang kudus itu tanpa menghentikan doa-doanya dan permohonannya dengan bersemangat dia melakukan Komuni yang diminta oleh saudaranya, yang diperlukan bagi pembebasannya.

Pastor Rossignoli mengatakan bahwa sudah menjadi sebuah kebiasaan yang suci yang diadakan di Gereja-gereja dari the Society of Jesus, untuk setiap bulan mempersembahkan sebuah Komuni bersama demi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Dan Tuhan telah sudi menunjukkan dengan kelimpahan rahmat, betapa tindakan seperti itu bisa Dia terima.

Pada tahun 1615 ketika para Bapa di Roma merayakan Komuni bersama bulanan ini di Gereja Bunda Maria di Trastevere, sejumlah besar orang hadir disitu. Diantara umat Kristiani yang bersemangat itu ada seorang pendosa besar yang meskipun dia ambil bagian didalam upacara-upacara keagamaan yang suci, tetapi dia menjalani kehidupan yang jahat dalam waktu yang cukup lama. Orang ini sebelum memasuki Gereja itu melihat ada seorang pria sederhaha yang keluar dari Gereja itu dan menuju kepadanya, dan meminta sedekah darinya demi kasih kepada Allah. Mula-mula dia menolaknya, namun orang yang miskin itu, seperti biasanya kaum pengemis, tetap bertahan, dan meminta untuk yang ketiga kalinya dengan nada suara memohon yang menimbulkan rasa belas kasihan. Akhirnya, karena sebuah inspirasi yang baik, si pendosa itu memberinya sejumlah uang.

Lalu orang miskin itu merubah permohonannya :”Ambillah uangmu”, katanya, “aku tak membutuhkan kemurahanmu. Namun kamulah yang sangat membutuhkan perubahan kehidupanmu. Ketahuilah bahwa untuk memberimu peringatan ini maka aku datang dari Gereja Gargano untuk mengikuti upacara yang diadakan disini pada hari ini. Sekarang sudah 20 tahun berlalu sejak kamu menjalani kehidupan yang patut disesalkan ini, yang bisa menyulut murka Allah, bukannya menyenangkanNya dengan pengakuan dosa yang tulus. Segeralah kamu bertobat jika kamu ingin lolos dari hukuman Penghakiman IlahiNya yang sudah siap menjatuhi kepalamu”.

Pendosa itu merasa tersentak oleh perkataan ini. Sebuah rasa takut diam-diam menguasai dirinya ketika dia mendengar rahasia-rahasia dari suara hatinya diungkapkan, dimana dia mengira bahwa hal itu hanya diketahui oleh Allah saja. Emosinya meningkat ketika dia melihat orang miskin itu menghilang seperti asap dihadapan matanya. Dia segera membuka hatinya terhadap rahmat, dia memasuki Gereja, berlutut dan menangis. Lalu dengan tulus hati dia menyesal dan mencari seorang bapa pengakuan untuk menyesali segala kejahatannya dan meminta maaf. Setelah pengakuan dosa, dia menceritakan kepada imam apa yang telah terjadi atas dirinya dan dia meminta imam itu untuk menyebarkan berita itu agar devosi kepada jiwa-jiwa suci bisa ditingkatkan. Karena dia tidak ragu lagi bahwa itu adalah suatu jiwa yang sudah dibebaskan yang menerima rahmat baginya, rahmat pertobatannya.

Bisa ditanyakan pula disini siapa pengemis yang misterius itu, yang nampak kepada pendosa itu untuk mempertobatkan dia. Beberapa orang percaya bahwa ia tidak lain adalah Malaikat Agung St.Michael, karena dia mengatakan bahwa dia berasal dari Gunung Gargano. Kita tahu bahwa gunung ini dihormati diseluruh Italia karena penampakan St.Michael disitu, dimana untuk menghormati peristiwa itu telah dibangun tempat ziarah disitu. Dibalik itu semua, pertobatan dari pendosa ini dengan melalui sebuah keajaiban seperti itu, dan pada saat yang sama doa-doa dan Komuni Kudus itu dipersembahkan bagi umat beriman yang meninggal, menunjukkan dengan jelas betapa besarnya kuasa dari devosi ini dan betapa hal itu amat menyenangkan di mata Allah.

Maka kita bisa menyimpulkan dengan perkataan dari St.Bernard :”Semoga kemurahan hati menuntunmu untuk berkomunikasi, karena tak ada yang lebih bermanfaat bagi istirahat kekal orang yang meninggal itu”.



No comments:

Post a Comment