Thursday, October 27, 2016

Vol 2 - Bab 26 : Keringanan bagi jiwa-jiwa suci

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 26

Keringanan bagi jiwa-jiwa suci
Indulgensi
Mary of Quito Terberkati dan timbunan emas

Marilah kita meneruskan indulgensi itu kepada orang yang meninggal. Disini Kerahiman Ilahi dicurahkan dengan berlimpah ruah. Kita tahu bahwa sebuah indulgensi adalah merupakan remisi atas hukuman sementara karena dosa, yang diberikan oleh kuasa dari Kunci-kunci, diluar Sakramen Tobat.

Atas keutamaan dari kuasa Kunci-kunci itu yang diterima oleh Gereja dari Yesus Kristus, maka Gereja membebaskan umat beriman dari setiap penghalang dari masuknya mereka kedalam kemuliaan. Gereja menjalankan kuasa ini melalui Sakramen Tobat, dimana Gereja memberikan absolusi kepada umat atas dosa-dosanya. Gereja juga memberikan hal itu diluar Sakramen Tobat dengan memberikan pengurangan atas hutang hukuman sementara yang masih tersisa setelah proses absolusi. Didalam kesempatan yang kedua inilah yang disebut sebagai indulgensi. Remisi atas hukuman sementara melalui indulgensi ini diberikan kepada umat beriman hanya didalam kehidupan ini saja. Namun Gereja bisa memerintah anak-anaknya ketika mereka masih hidup di dunia untuk memberikan kepada saudara-saudara mereka yang meninggal remisi yang diberikan kepada mereka itu. Inilah indulgensi yang diberikan kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian. Untuk menyerahkan indulgensi ini kepada orang yang meninggal adalah mempersembahkan hal itu kepada Allah demi nama GerejaNya yang kudus, agar Dia berkenan melimpahkan hal itu bagi jiwa-jiwa yang menderita di Api Penyucian.  Kepuasan-kepuasan yang dipersembahkan kepada Pengadilan Ilahi dalam nama Yesus Kristus adalah selalu bisa diterima dan Tuhan mengenakan hal itu kepada jiwa-jiwa tertentu atau kepada jiwa-jiwa yang dikehendakiNya atau kepada jiwa-jiwa secara umum. Indulgensi bisa bersifat sebagian ataupun penuh. Sebuah indulgensi penuh adalah remisi atas seluruh hukuman sementara yang harus dijalani oleh suatu jiwa di mata Allah. Misalkan saja, untuk melepaskan diri kita dari hutang ini, kita harus melakukan 100 tahun penebusan kanonikal di dunia, atau menderita lebih lama lagi di Api Penyucian, dan dengan keutamaan dari sebuah indulgensi penuh maka dia memperoleh karunia secara layak sehingga semua hukuman ini diampuni, dan jiwa itu di mata Allah tidak lagi memiliki bayangan dosa itu lagi, yang telah mencegahnya untuk bisa memandang wajah Allah yang ilahi.

Indulgensi sebagian berisi remisi atas sejumlah hari atau tahun tertentu. Hari atau tahun ini merupakan hari atau tahun lamanya menderita didalam Api Penyucian. Haruslah dimengerti bahwa hari dan tahun penebusan dosa kanonikal umum, adalah berisi terutama puasa, dan itulah yang dikenakan kepada para pendosa, menurut disiplin lama dari Gereja. Maka sebuah indulgensi selama 40 hari atau 7 tahun adalah sebuah remisi yang diperoleh dihadapan Allah dengan 40 hari atau 7 tahun penebusan dosa kanonikal. Apakah perbedaan antara hari-hari penebusan dosa dan lamanya penderitaan di Api Penyucian ? Ini adalah sebuah rahasia yang tidak diungkapkan oleh Allah kepada kita.

Didalam Gereja, indulgensi adalah sebuah harta kekayaan rohani yang sejati yang digelar secara terbuka dan boleh dimiliki oleh setiap umat beriman. Setiap orang diijinkan untuk mengambilnya, guna membayar hutang-hutang mereka dan hutang-hutang orang lain. Dengan sifat seperti inilah maka Tuhan pada suatu hari berkenan menunjukkan hal itu kepada Mary of Quito Terberkati. Pada suatu ekstasenya, dia melihat ditengah suatu ruangan yang besar terdapat meja yang besar yang diatasnya penuh berisi perhiasan emas, perak, ruby, mutiara, intan, dan pada saat yang sama dia juga mendengar sebuah suara yang berkata :”Kekayaan ini adalah milik umum. Setiap orang boleh datang dan mengambilnya sebanyak-banyaknya”. Tuhan menyatakan kepadanya bahwa ini adalah lambang dari indulgensi. Kita bisa berkata bersama penulis yang suci dari buku the Marveilles, betapa salahnya kita jika didalam kelimpahan harta kekayaan yang seperti itu, kita tetap miskin dan mengasingkan diri kita serta tidak mau menolong orang lain. Celaka sekali ! jiwa-jiwa di Api Penyucian sangat membutuhkan harta itu, mereka memohon kepada kita dengan linangan air mata ditengah-tengah siksaan mereka. Kita memiliki semua sarana untuk membayar hutang-hutang mereka dengan melalui indulgensi, tetapi kita tidak mau berusaha melakukannya.

Apakah jalan menuju harta kekayaan ini membutuhkan usaha yang amat menyakitkan di pihak kita, misalnya puasa, berpergian ke suatu tempat, atau dengan penderitaan tertentu ? “Meskipun harus diperlukan tindakan seperti itu”, kata Pastor Segneri, “kita harus taat melakukannya”. Tidakkah kita melihat bagaimana orang yang mencintai emas untuk membuat sebuah karya seni, dia akan menabung sebagian dari pendapaatn mereka atau barang berharga mereka, untuk kemudian membakarnya kedalam api ? Bukankah kita akan segera bertindak, paling tidak untuk menyelamatkan jiwa-jiwa itu, dari nyala api penebusan dosa, yaitu jiwa-jiwa yang telah ditebus oleh Darah Yesus Kristus  ? Namun Kebaikan Ilahi tidak menuntut apa-apa yang terlalu menyakitkan dari kita. Tindakan itu hanya meminta dari kita perbuatan yang biasa-biasa saja dan mudah dilakukan, misalnya berdoa rosario, Komuni, kunjungan kepada Sakramen Terberkati, sedekah atau mengajar katekismus kepada anak-anak yang terabaikan. Kita tidak mau berusaha untuk memperoleh harta yang amat berharga itu dengan cara seperti ini, dan kita tidak ingin menerapkan semua itu bagi saudara-saudara kita yang malang yang sedang merana didalam nyala api dari Api Penyucian.



No comments:

Post a Comment