Saturday, October 29, 2016

Vol 2 - Bab 44 : Motiv dan insentiv dari devosi kepada jiwa-jiwa suci

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 44

Motiv dan insentiv dari devosi kepada jiwa-jiwa suci
St.Yohanes dari Allah
Memberi sedekah demi keuntungan sendiri
St.Bridget
Peter Lefevre Terberkati.

Kita telah tahu betapa suci dan bermanfaat sikap kemurahan hati terhadap jiwa-jiwa suci dihadapan Allah. Sancta cogitatio. Kini tinggal menunjukkan betapa pada saat yang sama hal itu amat bermanfaat bagi diri kita sendiri. Salubris cogitatio. Jika kebaikan dari perbuatan itu mengandung suatu insentiv yang begitu besarnya, maka manfaat yang penting yang bisa kita ambil dari situ tidak kurang pula menjadi pendorong untuk melakukan tindakan itu. Hal itu terdiri, pada satu pihak, atas rahmat-rahmat yang kita terima sebagai balasan atas kemurahan hati kita dan pada pihak lain, semangat Kristiani dengan mana perbuatan baik ini mengilhami kita.

“Berbahagialah”, demikian Sabda Juru Selamat kita, “orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Mat.5:7). “Terberkatilah dia, demikian Sabda Roh Kudus, “yang menyadari kebutuhan orang lain dan orang miskin. Tuhan akan meloloskan dia di saat kesesakan” (Mzm. 40). “Apa yang kau lakukan terhadap salah seorang saudaraKu, hal itu kau lakukan kepadaKu” (Mat 25:40). Tuhan berbelas kasih kepadamu seperti yang kau lakukan kepada orang yang meninggal (Rut. 1:8). Contoh kutipan-kutipan ini menunjukkan, dengan pengertian yang jelas, tentang kemurahan hati terhadap orang yang meninggal.

Semua yang kita persembahkan kepada Tuhan dengan kemurahan hati bagi orang yang meninggal, kata St.Ambrose didalam bukunya ‘Offices’ akan dirubah menjadi jasa-jasa bagi diri kita sendiri, dan kita akan mendapatkannya setelah kematian kita sebanyak 100 kali lipat. Omne quod defunctis impenditur, in nostrum tandem meritum commutatur, et illud pos mortem centuplum recipimus duplicatum. Kita bisa mengatakan bahwa semangat Gereja, keinginan-keinginan para doktor Gereja dan para kudus, dinyatakan didalam kalimat ini : Apa yang kau lakukan terhadap orang yang meninggal, telah kau lakukan bagi dirimu sendiri dengan cara yang paling baik. Alasan bagi hal ini adalah bahwa perbuatan kemurahan hati ini akan dikembalikan kepadamu sebanyak 100 kali lipat pada hari dimana kamu sendiri berada didalam kesedihan itu. Disini kita bisa menyimak perkataan St.Yohanes dari Allah, ketika dia meminta penduduk kota Granada untuk memberinya sedekah demi kasih kepada diri mereka sendiri. Untuk mencukupi kebutuhan orang-orang yang sakit yang dia bawa ke Rumah Sakit, St.Yohanes dari Allah yang amat baik ini telah menyusuri jalan-jalan di Granada sambil berseru-seru :”Berilah sedekah, saudara-saudaraku, berilah sedekah demi kasih kepada dirimu sendiri”. Orang-orang menjadi penasaran atas kalimat yang baru ini. Karena mereka sudah terbiasa mendengar : sedekah demi kasih kepada Allah. “Mengapa”, tanya mereka kepada orang kudus itu, “engkau meminta kami memberi sedekah demi kasih kepada diri kami sendiri ?”. St.Yohanes dari Allah menjawab :”Karena hal itu berarti kamu menebus dosa-dosamu sendiri sesuai dengan kalimat :’Tebuslah dosa-dosamu dengan sedekah dan ketidak-adilanmu dengan kemurahan hati kepada orang miskin’ (Dan. 4:24). Didalam memberi sedekah, kamu bekerja demi kepentinganmu sendiri nantinya, karena disitu kamu telah mengurangi pemurnian yang mengerikan oleh karena dosa-dosamu. Bukankah kita harus berkesimpulan bahwa semua ini adalah sedekah yang tulus yang dilimpahkan kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian ? Menolong mereka berarti menolong diri kita sendiri dari penebusan dosa yang keras, sebab jika tidak melakukan hal itu kita tak akan bisa lolos. Karena itu kita bisa berseru bersama St.Yohanes dari Allah : Berilah mereka sedekah yang berupa doa permohonanmu. Tolonglah mereka demi kasih kepada dirimu sendiri. Kemurahan hati terhadap orang yang meninggal selalu dibayar kembali. Hal itu menemukan balasan dalam bentuk berbagai macam rahmat, dimana sumbernya adalah rasa terima kasih dari jiwa-jiwa suci dan dari Tuhan kita, yang menilai tindakan itu seperti dilakukan terhadap DiriNya sendiri, yaitu semua tindakan yang kita lakukan bagi jiwa-jiwa yang menderita itu.

St.Bridget mengatakan didalam bukunya ‘Revelations’ dan kesaksiannya diakui oleh Paus Benediktus XII, bahwa St.Bridget mendengar sebuah suara dari dalam nyala Api Penyucian yang mengatakan :”Semoga mereka diberkati, semoga mereka dibalas, yaitu mereka yang meringankan kita ditengah rasa sakit ini”. Dan pada kesempatan lain :’Oh Tuhan Allah, tunjukkanlah kuasaMu yang amat besar itu dengan membalas 100 kali lipat kepada mereka yang telah menolong kami melalui permohonan mereka. Dan jadikanlah cahaya terang ilahi bersinar kepada kami”. Didalam penglihatan lainnya orang kudus itu mendengar suara seorang malaikat :’Terberkatilah di bumi orang-orang yang melalui doa-doanya dan perbuatan baiknya bersedia menolong jiwa-jiwa yang menderita !”.

Peter Lefevre Terberkati dari the Company of Jesus terkenal karena devosinya yang besar kepada para malaikat suci, juga memiliki devosi yang khusus kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian. “Jiwa-jiwa itu”, demikian katanya, “memiliki lumbung kemurahan hati yang selalu terbuka bagi mereka yang masih berjalan ditengah bahaya kehidupan ini. Mereka penuh dengan rasa kemurahan hati kepada orang-orang yang telah menolongnya. Mereka bisa berdoa bagi kita dan mempersembahkan siksaan-siksaan mereka kepada Allah bagi kita. Adalah sebuah tindakan yang amat baik untuk berseru kepada jiwa-jiwa dari Api Penyucian itu, agar kita bisa menerima dari Allah, melalui pengantaraan mereka, pengetahuan yang jelas mengenai dosa-dosa kita dan sebuah penyesalan hati yang sempurna, semangat didalam melakukan perbuatan baik, berusaha menghasilkan buah-buah penebusan yang layak, dan secara umum, segala keutamaan, dimana jika tanpa hal itu akan menjadi penyebab dari pemurnian mereka yang mengerikan itu.



No comments:

Post a Comment