Monday, February 18, 2019

Ted Flynn - SEORANG KUDUS YANG PERNAH MENGUNJUNGI NERAKA...


These Last Days News - February 15, 2019


SEORANG KUDUS YANG PERNAH MENGUNJUNGI NERAKA DAN KEMBALI KE DUNIA UNTUK MENCERITAKAN KEADAAN DISANA…


Sign.org on February 12, 2019:
by Ted Flynn


Kitab Suci dan tradisi di gereja mengatakan dengan jelas bahwa ada tempat yang disebut neraka. Orang-orang berbicara tentang surga setiap saat, tetapi jarang mereka menyebut soal neraka, kecuali dalam bahasa ringan sehari-hari, sebagai bagian dari kutukan, atau sebagai hal yang dianggap penting dalam pidato sehari-hari. Sering dikatakan bahwa keberhasilan terbesar dari iblis adalah jika dia bisa membuat orang-orang berpikir bahwa neraka itu tidak ada. Hal itu mungkin adalah penilaian yang benar, karena jika seseorang benar-benar tahu apa yang dikatakan mistikus zaman dulu tentang neraka, mereka akan bersikap jauh lebih serius dalam perbuatan mereka sehari-hari. Blaise Pascal, seorang penganut Renaisans Prancis, memiliki pemikiran yang sama tentang Tuhan. Dia berkata jika tidak ada Tuhan maka tidak ada yang penting, tetapi jika ada Tuhan, maka tidak ada lagi yang penting.

Pada awal abad keempat belas, Dante Alighieri menulis puisi epik The Divine Comedy. Selama ratusan tahun karya ini dianggap sebagai salah satu karya klasik terbesar (bukan hanya bagi dunia Kristiani) yang pernah ditulis dalam peradaban barat. Ini adalah kisah tentang penyair Romawi, Virgil, yang membimbing Dante melewati neraka terlebih dahulu, kemudian melewati Api Penyucian, dan kemudian Surga (Paradiso). Deskripsi tentang neraka itu jelas dan gamblang, dan itu adalah sumber dari banyak percakapan dan pelajaran tentang seperti apa neraka itu. Alkitab menyebutkan tentang neraka pada beberapa kesempatan, tetapi tidak memberikan banyak gambaran seperti apa itu neraka atau apa terjadi di sana. Dante menggambarkan bahwa neraka, yang terdiri dari sembilan lingkaran siksaan konsentris, adalah bagi mereka yang tidak mengakui Tuhan demi mengejar nafsu dosa. Setiap lingkaran secara signifikan lebih parah dalam hal siksaan spiritual dan fisik daripada lingkaran di atasnya, karena ia merupakan satu perjalanan yang lebih dalam ke jurang hades (neraka).

Sebagai seorang penganut agama Katolik seumur hidup, saya pikir saya belum pernah mendengar khotbah tentang neraka dari atas mimbar di gereja, namun Yesus berkata dengan jelas bahwa neraka itu ada. Dalam dunia saat ini yang menganut relativisme moral, tidak adanya penjelasan mengenai neraka ini tidaklah mengejutkan. Terakhir kali saya ingat, sering mendengar kata neraka sebagai sebuah kenyataan adalah ketika pendiri majalah Playboy, Hugh Hefner meninggal pada September 2017. Banyak orang yang yakin bahwa dia akan segera menjadi penghuni di neraka karena percabulan yang tak terhitung besarnya serta kebusukan moral yang dia sebarkan kedalam budaya secara global. Hefner telah membuka pintu gerbang dosa bagi banyak orang muda pada usia yang rentan, di mana sebuah kebiasaan akan mulai menjadi bentuk kecanduan - yang kemudian mengarah kepada dosa yang lebih besar.

Penglihatan St. Faustina Tentang Neraka Dari Apa Yang Diajarkan Yesus Kepadanya

Di sebuah zaman relativisme yang meluas, dan kurangnya pendidikan agama dan moral bagi mayoritas umat Katolik, hanya sedikit saja yang menyadari konsep dosa sebagai realitas fisik. Namun, seorang biarawati muda dari Polandia yang bernama Suster Faustina telah diberi jauh lebih banyak informasi oleh Yesus sendiri, daripada yang pernah diberikan oleh Dante. Gambaran yang diberikan oleh Yesus itu bisa menggerakkan jiwa yang paling keras sekalipun.

Sebagai seorang novis muda pada tahun 1925, malaikat pelindungnya membawanya ke Api Penyucian. Setelah itu, dalam apa yang dipraktekkannya seumur hidup, dia menjadikan praktek itu secara rutin untuk berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Surga juga telah membawanya ke neraka dimana dia menulis, “Saya, Suster Faustina, atas perintah Tuhan, telah mengunjungi jurang neraka sehingga saya dapat memberi tahu orang-orang tentang hal itu dan bersaksi tentang keberadaannya, itu adalah tempat penyiksaan yang hebat ... Adapun jenis-jenis penyiksaan yang saya lihat:

Siksaan pertama, yang merupakan keadaan umum dari neraka adalah tidak adanya Tuhan;
Siksaan kedua, adalah penyesalan hati nurani selamanya;
Siksaan ketiga, adalah kondisi seseorang yang tidak akan pernah berubah;
Siksaan keempat, adalah api yang menusuk jauh kedalam jiwa tanpa menghancurkannya – ini adalah sebuah penderitaan yang mengerikan, karena itu adalah api yang murni spiritual, yang dinyalakan oleh murka Allah;
Siksaan kelima, adalah kegelapan yang terus-menerus dan bau menyesakkan yang amat  mengerikan, dan meskipun gelap, iblis dan jiwa orang-orang terkutuk disana dapat melihat satu sama lain serta semua kejahatan mereka, baik kejahatan orang lain maupun kejahatan mereka sendiri;
Siksaan keenam, adalah kebersamaan dengan setan;
Siksaan ketujuh, adalah berupa keputusasaan yang mengerikan, kebencian kepada Tuhan, kata-kata keji, kutukan, dan penghujatan.

Ini adalah siksaan yang diderita oleh semua jiwa yang terkutuk bersama-sama, tetapi itu bukanlah akhir dari penderitaan. Ada lagi siksaan khusus yang diperuntukkan bagi jiwa-jiwa tertentu. Ini adalah siksaan di dalam indera. Setiap jiwa mengalami penderitaan yang mengerikan dan tak terlukiskan, terkait dengan cara di mana dia telah berbuat berdosa.

Deskripsi Faustina tentang neraka sama nyatanya dengan yang bisa disampaikan oleh siapa pun dalam bahasa tertulis. Hal itu menempatkan segala sesuatu dalam perspektif tentang keberadaan duniawi kita serta tujuan kita untuk hidup, dan konsekuensi dari semua tindakan kita.

Faustina memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa Allah memerintahkannya untuk menulis hal-hal ini "…sehingga tidak ada jiwa yang dapat menemukan alasan dengan mengatakan bahwa neraka itu tidak ada, atau bahwa tidak ada yang pernah berada di sana, sehingga tidak ada yang bisa mengatakan seperti apa rasanya .... Saya perhatikan ada satu hal yang cukup penting, bahwa sebagian besar jiwa yang ada di sana adalah mereka yang tidak percaya bahwa neraka itu ada.... “ Suster Faustina menyadari perlunya lebih banyak doa bagi orang-orang untuk mencegah penderitaan ini, sehingga dia bersedia ”tanpa henti memohon belas kasihan Tuhan bagi mereka”(Buku Harian 741).

Lebih jauh tertuang dalam Buku Hariannya, adalah esensi absolut dari Kerahiman Ilahi dan bagaimana rahmat itu tersedia bagi semua orang hingga saat kematian mereka. Faustina menulis, “Kerahiman Tuhan terkadang menyentuh orang berdosa pada saat terakhir hidupnya dengan cara yang amat menakjubkan dan misterius. Dari luar, sepertinya semuanya hilang musnah, tetapi tidak demikian kenyataannya. Jiwa yang diterangi oleh cahaya rahmat terakhir yang amat kuat dari Allah, akan berbalik kepada Allah di saat-saat terakhirnya, dengan kekuatan kasih sedemikian rupa besarnya hingga dalam sekejap dia telah menerima pengampunan dosa dan hukuman dari Tuhan, sementara di luar dia tidak menunjukkan tanda pertobatan maupun penyesalan, karena jiwa (pada tahap itu) tidak lagi bereaksi terhadap hal-hal eksternal. Oh, betapa kerahiman Allah itu melampaui pemahaman manusia! ... Tuhan yang penuh belas kasihan memberi kepada jiwa itu sebuah saat pencerahan yang sangat jelas, sehingga ketika jiwa itu bersedia, dia memiliki kemungkinan untuk kembali kepada Tuhan. Tetapi kadang-kadang, kekaburan dalam jiwa itu begitu besarnya hingga secara sadar mereka memilih neraka ”(1698).

Neraka adalah sebuah pilihan yang disengaja dari orang yang congkak. Perhatikanlah bagaimana Faustina (kata-kata dari Yesus) di atas, mengatakan "Mereka memilih neraka." Orang dapat merenungkan tentang dua orang pencuri di kayu salib, di sebelah Yesus, ketika Yesus disalibkan. Kedua orang itu akan mati dalam waktu satu jam ke depan, namun yang satu meminta belas kasihan, dan yang satunya tidak. Yesus tidak pernah bertanya tentang kejahatan dari orang yang meminta belas kasihan itu; Dia segera saja memberi pengampunan karena diminta. Pencuri yang bertobat itu adalah satu-satunya orang di seluruh Perjanjian Baru yang secara khusus diberitahu bahwa dia akan naik ke surga. Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Luk. 23:43). Tidak ada rasul yang secara khusus mengatakan hal ini. Bukan Peter, bukan John, bukan Andrew, bukan Matius, bukan Paul ... Pencuri itu mencuri Surga melalui penyesalan hatinya pada saat kematiannya, karena dia menyadari bahwa hanya Yesus saja yang dapat mengabulkan permintaan ini.

Kerahiman Ilahi yang diperintahkan Yesus agar ditulis oleh Suster Faustina adalah tentang belas kasihan yang tak terhingga yang dimiliki Yesus bagi umat manusia. Ia tidak mengenal batas dan tak terhingga. Karena neraka adalah jurang yang tak berujung, maka kerahiman-Nya juga merupakan jurang kemurahan hati dan kasih yang tak ada habisnya. Nyaris tidak ada batasan bagi pengampunan dan belas kasihan-Nya. Tidak ada yang dikecualikan dari belas kasihan itu, tetapi manusia harus memintanya, dan rahmat itu selalu tersedia sampai saat kematian. Dosa memisahkan kita dari diri kita sendiri, dari orang lain, dan dari Tuhan. Dosa adalah neraka.

Tuhan berkata kepada nabi Yesaya, tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, (Yes.59:2). Ketika jiwa menjauh dari Tuhan, mereka sering merasa tidak layak untuk mendekati-Nya. Karena alasan inilah hingga begitu banyak orang yang  menjauh dari Tuhan selama 10, 20, 30, 40, atau bahkan 50 tahun sebelum mereka menyadari bahwa yang tersisa hanyalah Empat Hal Terakhir: Kematian, Penghakiman, Surga, Neraka.

Seseorang mungkin merasa dirinya tidak layak untuk meminta Rahmat Kerahiman karena dosa-dosa sebelumnya. Hal itu dapat mencegah mereka untuk menerima kasih berlimpah yang Tuhan inginkan untuk dibawa ke dalam hidup mereka, karena Tuhan sendirilah yang ingin memulihkan dan menyembuhkan. Ini adalah penipuan setan yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat diampuni.

Dosa adalah seperti sekantung bulu yang ditaruh di tengah badai angin. Ketika dosa terjadi, dan kemana perginya setelah itu, dapat mempengaruhi kehidupan beberapa generasi. Hal itu sangat merugikan meski orang yang berdosa tidak menyadarinya. Dosa itu menimbulkan riak gelombang yang menyebar, seperti batu yang dilemparkan ke kolam yang tenang, menyebar ke seluruh volume air. Maka bulu-bulu itu (dosa) tidak pernah bisa diatur dengan cara yang sama lagi. Yesus berkata, Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh. 10:10). Adalah Kerahiman Ilahi Tuhan yang menyambut orang berdosa kembali ke dalam pelukan Allah. Dia tidak pernah bertanya masa lalu, tetapi selalu memaafkan ketika seseorang memintanya dengan tulus. Tidak peduli seberapa keras pelanggaran dan dosanya, tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Kerahiman-Nya.


JESUS, I TRUST IN YOU


++++++++++++++++++++++++++++

"Kamu hanya memiliki dua tujuan yang terakhir: Surga dan neraka. Ketahuilah bahwa setan terus berusaha menghilangkan kenyataan keberadaan kerajaannya, neraka, darimu. Jika dia membuat lelucon tentang keberadaannya di antara kamu, maka dia bertujuan untuk menipu kamu sehingga kamu akan berbuat dosa dan menjauhkan dirimu dari Roh Terang. Dan ketika kamu melepaskan diri dari Roh Terang, maka kamu melepaskan dirimu dari kehidupan kekal di dalam Kerajaan Bapamu, Allah Yang Mahatinggi di Surga." - Bunda Maria dari Mawar, Bayside, 1 Februari 1975

No comments:

Post a Comment