Friday, February 1, 2019

Vortex - MENGANIAYA ORANG-ORANG YANG BAIK




menganiaya orang-orang yang baik
Nampaknya ada beberapa uskup yang memang hidupnya untuk menganiaya
February 1, 2019


Satu hal yang lolos dalam semua keributan dari kisah-kisah yang menjadi berita utama yang membentuk jalinan kekacauan saat ini di dalam Gereja, adalah ini: Para imam yang baik, para imam ortodoks yang solid, yang kepeduliannya hanya untuk menggembalakan jiwa-jiwa yang menjadi tanggung jawab mereka, agar bisa masuk ke dalam Surga, kini mereka sedang dianiaya oleh para uskup mereka.

Tentu saja, dengan mudah kita mengingat rasa jijik yang kita semua rasakan ketika Church Militant menyampaikan berita bahwa Pastor Paul Kalchik dipaksa untuk pergi dan bersembunyi oleh Cdl. Cupich, karena membakar bendera/spanduk gay milik paroki yang dipajang di Gereja paroki.

Anda ingat bahwa bendera gay itu diangkat tinggi di tempat kudus (altar) untuk menghalangi pandangan umat terhadap salib, dan pemasangan bendera itu dilakukan atas persetujuan dari Cdl. Joseph Bernardin, seorang imam homosex; dan juga oleh imam homosex lain, yang kedapatan meninggal di pastoran karena bermain sex dengan mesin seks (boneka sex) hingga menyebabkan dia mengalami serangan jantung.

Church Militant telah mengkonfirmasi hal ini bukan hanya satu, bukan dua, tetapi tiga orang yang menemukan mayat imam itu pada saat yang bersamaan. Tentu saja, kelompok geng homosex di lingkungan keuskupan Chicago berkata bohong tentang hal itu, tetapi itulah yang terjadi. Saksi-saksi berkata lain.

Demikian juga, ketika pastoran sedang dibersihkan, ada sejumlah besar sarana dan alat pornografi homosex ditemukan disitu, dalam bentuk kaset video dan majalah yang harus diangkut untuk dibakar. Dan sebagai catatan, pejabat keuskupan yang melakukan hal itu.

Maka 20 tahun kemudian, ketika spanduk dari imam yang sesat dan kemudian mati itu ditemukan di belakang lemari di sakristi, maka tindakan membakarnya, sepertinya, adalah cukup logis. Dan, demi mengetahui semua latar belakang kasus itu, Cupich mengirim preman untuk memaksa pastor Kalchik (seorang imam tradisional yang baik) dan membawanya ke rumah penampungan orang gila bagi klerus. Namun segera pastor Kalchik lari dan bersembunyi dan tetap di sana sampai hari ini.

Kemudian ke arah timur, sekitar 300 mil dari situ, ada sebuah keuskupan agung Detroit, di mana uskup agungnya, Allen Vigneron, menyuruh uskup pembantunya untuk melakukan perbuatan busuknya.

Kasus yang ini melibatkan pastor Lee Acervo, yang punya nyali tak tanggung-tanggung untuk mengadakan Misa Minggu ad orientem, yang berarti liturgi menghadap ke timur, atau sebagaimana Gereja Katolik Nice suka menyebutnya seperti itu, dimana imam menghadap ke altar & tabernakel, dengan punggungnya menghadap umat. Sebagai catatan, umat Katolik yang setia menyebutnya : menghadap ke arah Tuhan.

Bagaimanapun juga, pastor Acervo telah melakukan Misa ini selama lebih dari satu tahun, tetapi sumber-sumber mengatakan kepada Church Militant bahwa beberapa orang kaya di paroki itu tidak bisa menjalankan penghormatan Misa seperti itu, dan mereka mengeluh kepada Vigneron, yang kemudian dengan sepenuh hati mengirim Uskup pembantu Robert Fisher untuk menjatuhkan palu putusan, dengan mengucapkan pesan dari Vigneron, bahwa tidak ada pastornya yang boleh menjadi gila dengan cara menjalankan segala penghormatan dan tradisi seperti itu.

Vigneron, tentu saja, sangat peka terhadap kekhawatiran umat yang mengeluh dengan Misa itu, yang rata-rata mereka adalah orang kaya, dan tentu saja, Vigneron tidak berani menyinggung mereka serta umat Katolik Detroit lainnya, karena Vigneron butuh uang dari mereka senilai $ 200 juta melalui kampanye penggalangan dana terbarunya.

Dan kenyataannya, tidak ada orang kaya disitu yang mengeluh kepadanya tentang ‘Misa pro-sodomi’ yang dirayakan setiap minggu oleh para imamnya di gereja Dignity setempat - juga tidak ada umat disitu yang memprotes para imam yang sesat, karena keuskupan agung disitu mendukung kontrasepsi, penahbisan imam wanita serta homosex. Tetapi jelas, cara untuk menjatuhkan kemarahan uskup itu adalah dengan memperbandingkan seseorang dengan uang, untuk membuat orang itu takluk. Dan selama bertahun-tahun – bahkan puluhan tahun, umat Katolik yang setia telah berpikir secara keliru bahwa cara untuk menghargai seorang uskup adalah dengan cara mendukung seluruh cara berpikir uskup itu – benar-benar konyol !; bukan begitu !

Pastor Acervo, dalam mempersembahkan Misa seperti ini setiap hari Minggu selama sekitar satu tahun, tidak satu pun ada keluhan kecuali dari yang ini, dari beberapa orang berduit yang "berpengaruh." Pastor, Anda sudah berbuat, namun kini tidak ada lagi rasa hormat kepada Misa Anda - kecuali hanya sebulan sekali.

Dan oleh uskup agung yang sama, yang praktis ‘mematahkan lehernya’ dengan mengusir seorang imam yang berkotbah pada Misa pemakaman seorang remaja korban bunuh diri, bahwa bunuh diri bukanlah hal yang baik dan kita harus berdoa untuk jiwanya.

Nah, atas perkataan dari seorang umat Katolik yang ‘sempurna’ itu, yang dikeluhkan dengan keras, juga telah mengundang murka dari Vigneron dan kemudian pastor itu disingkirkan.

Ini adalah pola yang dapat kita lihat terjadi di seluruh negeri: ada seorang imam yang baik, yang  menanggapi suatu situasi tertentu dengan tanggapan yang otentik dari ajaran Katolik; serta ada seorang uskup ‘yang peka akan citra dirinya’, merasa gatal karena rasa hormat kemanusiaannya terusik - dan juga karena uang – lantas dengan mudahnya menjatuhkan palu pengadilan.

Anda bisa bertanya-tanya mengapa ada krisis panggilan saat ini – ya, ini bisa diketahui penyebabnya, dengan mudah.

Kepada semua klerus di luar sana, yang telah dan akan menjadi target mendatang dari para bapa rohani Anda, atasan Anda, berhati-hatilah. Malam-malam gelap Anda akan berakhir. Tak seorangpun yang bisa hidup selamanya, termasuk para uskup yang bertindak seperti itu.

No comments:

Post a Comment