Sunday, February 3, 2019

Surat Dari Peter Herbeck: Sebuah Saat Ujian Yang Keras Bagi Gereja


Surat Dari Peter Herbeck: Sebuah Saat Ujian Yang Keras Bagi Gereja



(By: Peter Herbeck, Vice President of Renewal Ministries)

Para sahabat yang terkasih,

Saya bersyukur karena bisa menulis sebuah surat bagi buletin bulan ini. Saya telah memikirkan dan berdoa bagi Anda semua – kita semua – yang sedang hidup melewati saat-saat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Gereja. Ini adalah merupakan saat-saat yang penuh kekacauan, tidak stabil, penuh dengan kesedihan, kemarahan, kebingungan, dan rasa takut bagi banyak orang. Tidak diragukan lagi, ini adalah sebuah saat ujian dan pencobaan besar bagi kita semua.

Salah satu pertanyaan rutin yang saya dapatkan dari orang-orang adalah, "Bagaimana saya menanggapi hal ini? Apa yang harus saya lakukan?” Banyak saran praktis yang bermanfaat telah diberikan mengenai bagaimana membantu para pemimpin Gereja, uskup dan imam, untuk bekerja sama dalam menghadapi masa pemurnian ini. Tetapi lebih banyak lagi yang perlu dikatakan tentang bagaimana kita dapat, sebagaimana dikatakan St Paulus, "kuasailah dirimu dalam segala hal" (2Tim 4: 5), terutama pada saat-saat sulit dan ujian yang berat saat ini. Ajaran Yesus dan para rasul adalah pertolongan besar bagi saat-saat seperti ini.

Dengan mengingat gambaran menyeluruh dari keadaan yang ada, ini adalah kunci untuk membantu kita hidup di tengah keadaan kita sekarang dan melihat dalam cobaan-cobaan ini, adanya kesempatan besar untuk bertumbuh dalam kedewasaan sebagai murid Yesus. Santo Petrus mendesak kita untuk “…janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.” (1 Ptr ​​4:12). Kita semua diminta membuktikan, diuji oleh krisis dalam Gereja saat ini. "Nyala api siksaan" ini adalah luka yang diakibatkan oleh kesengajaan diri sendiri, hasil dari kegagalan yang serius dan perilaku kepemimpinan Gereja yang amat memalukan.

Perilaku yang amat memalukan ini merupakan kejutan bagi sistem, tetapi seharusnya ia tidak usah terlalu mengejutkan atau terlalu aneh untuk kita pahami. Yesus mengatakan kepada kita bahwa kita akan mengalami kesengsaraan besar di dunia ini dan bahwa kita akan melihat dan mengalami skandal, sesuatu yang dapat disaksikan bahkan di antara dua belas rasul Yesus dulu. Di antara teman-teman terdekat Yesus, mereka yang paling Dia kenal, yang paling Dia percayai: pada saat Yesus sangat membutuhkan mereka, yang satu mengkhianati Dia dan yang lain menyangkal bahwa dirinya mengenal Yesus. Dosa, kegagalan, dan pengkhianatan di antara para pemimpin itu amat memalukan, tetapi hal itu seharusnya tidak mengejutkan kita.

Sebagai murid, kita tahu, atau seharusnya tahu, kelemahan manusia. Kita juga tahu bahwa kita hidup di “zaman yang jahat,” di sebuah dunia yang jatuh kedalam “kuasa si jahat” (1Yoh. 5:19). Dunia adalah medan pertempuran; Gereja kini sedang berperang, setiap hari, melawan pemerintahan dan kekuasaan yang besar yang dikerahkan untuk melawan kita. Apa yang kita lihat saat ini adalah perjuangan yang sama yang sedang kita semua hadapi, yang berupa godaan dan tipu daya sehari-hari dari dunia, dari daging, dan dari iblis.

Yesus menunjukkan belas kasih yang besar melalui disiplin dan penghakiman yang keras ini yang telah menimpa Gereja sekarang. Dia sedang bekerja, memancarkan terang ke dalam kegelapan, melepaskan rantai belenggu kita dan menghancurkan benteng yang menghalangi Gereja. Yesus sedang mengungkapkan konsekuensi dari dosa, kedalaman lembah yang bahkan para klerus dan pemimpin agama, dapat jatuh di dalamnya. Kita melihat wajah dosa, dan ini, teman-teman, adalah bentuk kerahiman yang besar dan sekaligus berat bagi kita semua.

Ini adalah saat bagi kita semua untuk mempersiapkan diri, untuk memeriksa hidup kita dalam terang Yesus. Dia sedang mendisiplinkan Gereja-Nya, dan dalam hal ini, Dia sedang menguji kita masing-masing. Di manakah kita berada dalam hubungan dengan panggilan-Nya dalam hidup kita? Apakah kita telah memberikan segalanya kepada-Nya? Apakah kita mengutamakan Dia? Apakah kita memenuhi tugas yang telah Dia berikan kepada kita masing-masing? Apakah kita dengan penuh semangat, sepenuhnya berdedikasi untuk membawa kerajaan dan kehendak Bapa ke dalam setiap bidang yang telah Dia berikan tanggung jawabnya kepada kita? Apakah kita hidup dalam kebijaksanaan perspektif yang kekal, mengetahui dengan keyakinan dan kepastian bahwa kita, masing-masing dari kita, akan segera berdiri di hadapan kursi penghakiman Kristus, memberikan pertanggungjawaban atas perbuatan kita terhadap apa yang telah Dia berikan kepada kita?

St. Paulus memberi kita perspektif yang indah untuk dijalani, terutama di zaman sekarang:
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,….. Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. (2 Cor 5:6, 9-10).

Terlepas dari banyaknya cobaan, penganiayaan, hukuman, kekecewaan, serta kegagalan yang terjadi di dalam Gereja, St. Paul memperhatikan titik klimaks dalam hidupnya, momen pamungkas yang ia tahu dengan pasti berada di hadapannya: penampilannya di hadapan kursi penghakiman Kristus. Kepastian ini memenuhi Paulus dengan apa yang dia sendiri gambarkan sebagai "takut akan Tuhan," yang memberinya kejelasan dan kebijaksanaan tentang bagaimana harus hidup pada saat itu, tidak peduli keadaan apa pun yang dia hadapi. Satu-satunya hal yang penting adalah hidup dengan cara yang menyenangkan Tuhan. Hal ini akan membuat hidupnya sederhana di tengah kompleksitas yang konstan yang terjadi di sekitarnya. Ia memberinya hikmat: kemampuan untuk mengetahui cara hidup yang baik, menjalani kehidupan yang benar-benar memuaskan, berjalan mengikuti jejak Yesus, dan melakukan kehendak Bapa. Tidak ada hal lainnya yang penting. Titik.

Di sinilah Yesus memimpin Gereja. Dia ingin membangkitkan rasa takut akan Tuhan di dalam diri kita semua hingga kita dapat memiliki kebijaksanaan. Dia telah membawa kita ke titik untuk membuat keputusan:

Apakah kita akan hidup di dalam ketakutan kepada manusia, yang tentu saja akan mengarah kepada kebodohan dan perbudakan, atau apakah kita akan takut akan Tuhan dan hidup dalam kebebasan sebagai putra dan putri Allah?

Jangan biarkan cobaan ini berlalu begitu saja tanpa bisa memanen semua yang dimiliki Yesus bagi kita, baik secara pribadi atau bersama. Saya percaya pada tulang-tulang saya bahwa keluarga Renewal Ministries didirikan bagi kepentingan saat ini! Dia berada di sini, siap untuk menguatkan kita, memberdayakan kita untuk memberikan jawaban "ya" dengan sepenuh hati dan sikap teguh kepada-Nya, dan untuk melakukan semua yang kita bisa untuk memimpin orang-orang yang Dia bawa kepada kita untuk keluar dari segala perbudakan, kebodohan, dan ketakutan ini, ke dalam pelukan kebijaksanaan Allah.

Tuhan, kami mengasihi Engkau! Tolonglah kami untuk memanfaatkan waktu sekarang ini dengan sebaik mungkin dan menggunakan sumber daya yang telah Engkau berikan kepada kami untuk melayani dan melaksanakan tujuan-Mu pada saat ini!

Teman-teman, kita semua akan segera mati. Hidup ini singkat, hidup ini bagaikan bayangan yang lewat. Karena itu marilah kita saling membantu memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan jiwa-jiwa. Amin.


No comments:

Post a Comment