Monday, July 4, 2022

Anne - Lokusi Kedua Tentang Kesengsaraan Yesus, Feb 20, 2018

Anne - Lokusi Kedua Tentang Kesengsaraan Yesus, Feb 20, 2018  

Second Passion Locution- February 20, 2018

20 Februari 2018

 

Yesus:

 

Mengapa bermanfaat bagi manusia untuk merenungkan dan mempelajari Kesengsaraan-Ku? Mengapa pengorbanan seseorang demi kebaikan orang lain bisa menginspirasi dan menghibur kita? Para sahabat-Ku, ketika kita melihat pengorbanan manusia yang heroik, maka segala sesuatu yang sepele akan bisa diabaikan tanpa merugikan. Kita melihat dan kita mengerti. Tuhan menciptakan manusia untuk tujuan yang mulia. Harapan Bapa terwujud ketika, bertentangan dengan semua pemikiran duniawi, seseorang mengorbankan dirinya, kesejahteraannya, atau kekayaannya, demi kebaikan orang lain.

 

Hal ini sudah umum terjadi dalam keluarga, karena ketika orang saling mengenal secara erat, mereka saling mencintai dan memandang satu sama lain sebagai sesuatu yang berharga dan penting. Di dalam keluarga, jika tidak ada komitmen tanpa syarat dan penuh, demi kebaikan satu sama lain, untuk alasan apa pun, maka masing-masing individu mungkin tidak menyadari akan nilai dasar atau manfaat mereka dalam keluarga itu.

 

Bagi orang-orang yang merasa tidak dikasihi, kita harus berusaha keras untuk meyakinkan mereka bahwa mereka adalah anggota keluarga Allah yang penting. Itulah tugas kita jika kita mau melayani Bapa. Mengapa Aku merasa yakin bahwa hidup-Ku harus diserahkan kepada rencana Bapa? Para sahabat-Ku, Aku berada di dunia tetapi Aku sungguh menyadari akan kehidupan berikutnya bagi semua orang yang Kutemui di dunia.

 

Salib-Ku mengarahkan mata kepada dunia berikutnya. Bentuk Tubuh-Ku yang sudah tak bernyawa tidak mendorong keputusasaan, karena Aku mengalahkan kematian-Ku itu melalui Kebangkitan-Ku. Apakah kamu tahu? Kematian bukanlah hal terakhir. Ini hanyalah peristiwa yang terakhir di Bumi, dalam pengalaman manusia. Aku ingin salib-Ku dan wujud-Ku yang sudah tak bernyawa di Kayu Salib mendorong orang-orang untuk merenungkan dan memikirkan kehidupan mereka berikutnya, rumah surgawi mereka, dan semua harapan yang datang bersama dengan pikiran-pikiran itu.

 

Ketika seseorang melihat salib dan Aku tergantung di atasnya, dalam keadaan tak bernyawa, mereka harus ingat bahwa pengorbanan itu bersifat sementara. Kehidupan abadi adalah permanen. Pelajaran yang diberikan oleh salib itu adalah salah satu harapan dalam hal kasih tanpa syarat dari Bapa, karena Dia mengutus Aku, ya, tetapi Dia juga mengizinkan Aku untuk memberi secara totalitas demi kesejahteraan setiap orang yang pernah diciptakan.

Salib-Ku seharusnya mendorong orang-orang untuk mempelajari keyakinan secara mendalam dan penuh, bersama dengan kepercayaan dan harapan penuh di hadirat Bapa dan rencana Bapa. Jangan berpikir ketika kamu difitnah atau disalahpahami seseorang, maka Bapa juga salah paham terhadap dirimu. Bapa selalu mencintaimu, dalam setiap situasi. Kamu selalu dipahami oleh-Nya. Kamu akan aman di Surga dan setiap pengorbanan dan penderitaan akan dihargai dan dirayakan di sana. Maka hendaknya kamu merasa sangat damai ketika kamu merenungkan Kesengsaraan-Ku. Ini adalah sebuah tanda kasih dan tekad.

 

-----------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

LDM, 29 Juni 2022

Surat Apostolik 29 Juni 2022

Pedro Regis 5301 - 5305

Pembinasa Keji

Apakah hukuman telah dijatuhkan di Vatikan?

Phil Lawler: Semakin sulit untuk berpikir bahwa paus Francis...

Anne - Lokusi Pertama Tentang Kesengsaraan Yesus, 2018