Saturday, December 16, 2017

KETAATAN SEJATI KEPADA GEREJA KATOLIK

KETAATAN SEJATI KEPADA GEREJA KATOLIK
by Casey


Dalam hal apa yang telah dinubuatkan oleh Bunda Maria, salah satu hal terpenting yang harus kita lakukan adalah tetap TAAT kepada Yesus Kristus dan kepada Gereja Katolik melewati berbagai cobaan yang akan terjadi pada zaman akhir. Firman Tuhan telah memperingatkan kita bahwa pada zaman akhir nanti akan terjadi kemurtadan dan bahwa akan ada orang-orang di dalam Gereja yang TIDAK BERSEDIA tetap taat kepada Yesus Kristus dan Ajaran-Ajaran Gereja Katolik. Akankah kita akan berada di dalam kelompok itu atau tidak? PARA ATASAN ATAU PEMIMPIN KITA BUKANLAH ALLAH, ALLAH ADALAH ALLAH. Kita harus mengingatkan diri kita sendiri bahwa ketika menyangkut KETAATAN, maka ketaatan kita haruslah kepada Yesus Kristus dan Gereja Katolik, tanpa syarat dan tanpa goyah sedikitpun juga. Ujian kita pada saat akhir nanti adalah berupa: APA YANG ANDA LAKUKAN KETIKA ATASAN ANDA MURTAD DARI IMAN; APAKAH ANDA AKAN MENGIKUTI MEREKA MENUJU KEMURTADAN ATAU TIDAK? Jadi, meskipun Tuhan kita Yesus Kristus mengutus kita masing-masing untuk menunjukkan ketaatan kepada atasan kita, tetapi itu bersifat KONDISIONAL (bersyarat), karena jika atasan kita melepaskan diri dari iman, maka kita tidak harus mengikuti atasan tersebut dan kita masing-masing harus tahu bahwa ini adalah kebenaran mutlak.

Bahkan jika semua orang lain di sekitar kita mungkin bertindak murtad dari Iman Katolik dan menerima ajaran-ajaran palsu dan perubahan-perubahan pada Doktrin Kudus dan Misa Kudus, tetapi kita sendiri harus bertekad untuk tetap setia kepada Tuhan Yesus meskipun itu berarti penganiayaan terhadap diri kita. Tidakkah anda setuju dengan pernyataan ini, pastor-pastor yang terkasih? Apakah hal ini akan berupa ujian yang mudah? Tentu saja tidak, terutama bagi kita yang lemah dalam hal iman. Gereja akan terbelah oleh kemurtadan sebagaimana dinubuatkan oleh Firman Allah dan penting sekali bagi umat Katolik agar memahami kedua pilihan ini, tetap setia kepada Tuhan Yesus atau tidak, sehingga mereka dapat memilih dengan bijak.

Pada akhirnya, seluruh umat Katolik akan diuji, apakah mereka akan tetap setia dan patuh kepada Yesus Kristus dan kepada Gereja Katolik-Nya yang Kudus atau tidak. Banyak orang tidak tahu tentang ujian yang akan datang ini yang akan terjadi selama saat kemurtadan itu. Satu kelompok akan tetap taat kepada Yesus Kristus dan kelompok lainnya tidak akan melakukannya. Itulah perbedaan yang sangat penting untuk diperhatikan pada masa yang tidak terlalu jauh di depan, untuk memastikan bahwa kita tidak jatuh ke dalam kemurtadan yang telah dinubuatkan itu.


Berbagai nubuatan yang telah kita terima dari Tuhan dan dari Bunda Maria pada dasarnya menunjukkan bahwa salah satu dari "dua paus" pada zaman akhir nanti (baca: sekarang!) akhirnya akan menuntun Gereja Katolik menjauhi Tradisi dan memperkenalkan ajaran baru yang akan membuka pintu bagi masuknya antikris. Sebagai umat Katolik yang setia, kita seharusnya tidak pernah mengambil posisi di pihak paus yang sesat, karena pastilah Tuhan tidak akan pernah memaafkan hal seperti itu. Tidak perlu diragukan lagi disini bahwa kita harus mengikuti apa yang dikatakan oleh Bunda Maria. Maka, fokus perhatian kita di sini seharusnya bukan pada menilai atau menghakimi orang lain ataupun melakukan fitnah, melainkan pada KETAATAN kepada Tuhan Yesus dan untuk menjaga pandangan kita tetap terpaku kepada Ekaristi Kudus karena Ekaristi Kudus berada dalam bahaya besar selama saat kemurtadan itu terjadi.



Tapi seperti yang telah saya katakan sebelumnya, Ekaristi Kudus berada dalam bahaya besar, dimana contoh-contoh berikut ini yang sedang berlangsung di dalam Gereja, telah berbicara tentang fakta yang sedang terjadi.



Ketika berita-berita utama berbunyi bahwa paus "menentang ajaran Katolik yang telah bertahan selama bertahun-tahun ini", maka hal ini seharusnya menjadi perhatian kita semua sebagai umat Katolik, bukankah begitu?


Jika ada umat dari Gereja Lutheran datang ke Gereja anda, bolehkah mereka menerima Komuni Kudus?



Apakah umat Protestan boleh menerima Komuni Kudus dalam Gereja Katolik? Bisakah seorang paus merubah ajaran-ajaran Gereja Katolik, atau membelokkan ajaran-ajaran itu?



Pastor yang terkasih, saya yakin sekarang anda mulai mengerti bahwa saya di sini tidak berniat berbicara buruk tentang seorang paus. Fokus saya di sini adalah mutlak untuk mempertahankan Ekaristi Kudus dan selalu mengingat ketaatan kita kepada Yesus Kristus dan Ajaran-Ajaran Kudus-Nya yang Abadi. Tidak mungkin paus kedua (PF), entah dengan cara bagaimana, bisa menyelesaikan semuanya sekarang dan memulai lagi dengan penuh semangat menyusuri jalan Tradisi. Kereta telah meninggalkan stasiun dan tidak akan kembali lagi. Yesus Kristus sendiri mengatakan bahwa anda akan mengenal sesuatu dari buahnya. Jika anda mengasihi Ekaristi Kudus, seperti saya, maka anda tahu betul saat ini bahwa Ekaristi Kudus benar-benar dalam bahaya, dan bahwa tugas dan kewajiban anda kepada Yesus Kristus adalah terus memberi makan kepada domba-domba Allah, terlepas dari perubahan apapun yang diterima oleh orang-orang lain yang berada di dalam Gereja Katolik. Orang-orang Katolik yang bercerai dan menikah lagi TIDAK DAPAT menerima Ekaristi Kudus tanpa mengatasi dosa mereka dan kembali kepada keadaan rahmat melalui Sakramen Rekonsiliasi dengan sebuah keputusan yang tegas untuk meninggalkan dosa mereka. Pastor yang terkasih, saya tidak bisa menceraikan istri saya, lalu menikah dengan orang lain dan hidup dengan wanita itu dalam relasi perzinahan dan kemudian saya menerima Komuni Kudus, bolehkah? Anda sendiri tahu bahwa inilah yang menjadi kenyataan saat ini.



Juga, orang-orang Protestan dan Lutheran TIDAK BISA menerima Ekaristi Kudus dari Gereja Katolik, tetapi inilah agenda yang sedang didorong di dalam Gereja Katolik sekarang dan anda, para pastor yang baik, tidak ada lainnya yang dapat anda lakukan kecuali menghentikannya.

Anda, sebagai pastor yang baik, pasti akan menggunakan tangan anda untuk mengurusi paroki anda sendiri, namun ada banyak sekali tindakan pencemaran yang terjadi sehubungan dengan Ekaristi Kudus sekarang, yang mungkin tidak anda sadari. Berikut ini adalah beberapa contoh dari apa yang sedang terjadi di beberapa Gereja Katolik baru-baru ini:







Misa oleh PF di Filipina – January 2015


Berikut ini adalah link untuk melihat video dari gambar diatas: https://youtu.be/u3G43C16Ju0

Ya, pastor yang terkasih, pada gambar-gambar di atas, itulah Tuhan kita Yesus Kristus yang dibagikan melalui tangan orang banyak, dari orang ke orang. Apakah seperti itu yang akan dilakukan para rasul dulu?


Akhirnya pastor, dengan segala hormat dan sembah sujud kepada Darah Berharga Tuhan kita Yesus Kristus, anda mungkin tidak menyadari hal ini, namun pada tanggal 8 Juli 2013, Paus Fransiskus merayakan Misa di kota pelabuhan Lampedusa. Tahukah anda apa yang dia gunakan sebagai piala saat itu? Itu adalah piala yang terbuat dari kayu daur ulang dari kapal yang rusak. Coba anda pikir, ini adalah Darah Berharga Tuhan kita Yesus Kristus yang kita bicarakan di sini. Jika ada seorang umat membawa kepada anda piala seperti itu, apakah anda akan menggunakannya untuk menempatkan Darah Tuhan kita Yesus Kristus pada saat Konsekrasi? Tentu saja tidak.

Apakah tindakan seperti ini akan dilakukan oleh orang yang tidak mau menyimpang dari Tradisi Gereja Katolik? Lebih tepatnya, ini adalah merupakan pendahuluan dari perubahan yang akan segera terjadi pada Gereja Katolik di zaman akhir.

Kemurtadan yang telah dinubuatkan itu memperingatkan kita bahwa Gereja akan terpecah menjadi dua. Satu kelompok akan terdiri atas orang-orang yang tetap taat kepada Ajaran-ajaran Gereja yang telah diturunkan selama berabad-abad dan MEREKA AKAN DICAMPAKKAN KELUAR DARI GEREJA MENUJU PADANG GURUN. Kelompok yang lain, yang murtad, TIDAK AKAN MENINGGALKAN GEREJA SECARA JASMANI, namun sebenarnya mereka akan mengambil alih Gereja itu dan mereka akan menerima perubahan-perubahan pada Ajaran-ajaran Gereja dengan penafsiran-penafsiran yang baru yang bukan berasal dari Kristus dan pada akhirnya hal itu akan menuntun mereka untuk menyembah kekejian yang menyebabkan kebinasaan atau kehancuran. Pertanyaannya adalah, apakah hal ini sudah dimulai dengan sangat halus? Pernahkah anda mendengar tentang imam-imam yang telah menerapkan penafsiran baru tentang siapa-siapa saja yang dapat menerima Ekaristi Kudus berdasarkan Amoris Laetitia? (Imam-imam di Buenos Aires telah menerapkan hal ini, dengan memberikan Komuni Kudus kepada orang-orang yang bermasalah dalam perkawinannya. Mereka mendasarkan keputusannya kepada Amoris Laetitia). Apakah Amoris Laetitia merupakan ajaran baru yang tak bisa salah dari Gereja Katolik Roma, seperti yang diyakini oleh beberapa orang?, atau apakah ada beberapa pertanyaan serius yang lahir darinya? Ingat, ketaatan kita adalah kepada Yesus Kristus sebagai yang pertama dan terutama, lebih daripada paus manapun, bukankah begitu?

Manakah yang lebih penting, taat kepada manusia atau taat kepada Tuhan? Karena tidak dibutuhkan keahlian seorang ilmuwan pembuat roket di sini untuk mengetahui bahwa Tuhan sedang menguji kita semua, dan jika mayoritas umat dalam Gereja Katolik jatuh ke dalam kemurtadan besok, maka minoritas umat yang tetap setia kepada ajaran-ajaran Gereja dan yang tidak mau menerima kepalsuan-kepalsuan saat ini, akan ditendang keluar, dan dituduh "tidak taat kepada Gereja" dan di-exkomunikasi. (Sekali lagi, ini adalah nubuat lain yang juga akan terjadi). Sebenarnya juga dinubuatkan bahwa akan ada ratusan ribu para hamba kudus (imam-imam) yang akan di-exkomunikasi karena tidak bersedia menerima aturan-aturan baru dan yang tidak bersedia menyembah nabi palsu ataupun antikris. Kemurtadan yang akan terjadi di dalam Gereja Katolik (yang sudah mulai nampak saat ini), akan membuat satu dari dua kubu yang akan mengambil alih Gereja. Bisakah kita menebak kubu mana yang akan melakukan hal ini? Saya bisa memberi anda petunjuk dari hal ini. Bukannya imam-imam yang baik yang ada di luar sana, karena umat beriman akan menjadi orang-orang yang tersisa, orang-orang buangan, dan yang akan diusir ke padang gurun selama 1260 hari. Oleh karena itu, kelompok yang akan mengambil alih Gereja Katolik adalah mereka yang akan mau menerima perubahan-perubahan baru di dalam  "Gereja reformis" ini seperti yang dapat kita lihat di dalam Wahyu 17. Lebih lanjut tentang hal ini bisa kita dapat rujukannya di dalam Kitab Suci.

Jadi, walaupun kita mungkin ingin berpikir dan berharap bahwa semua orang di dalam Gereja Katolik tidak akan pernah menyimpang dari kebenaran dan tidak akan pernah jatuh ke dalam kemurtadan, tetapi fakta yang menyedihkan adalah bahwa Firman Allah yang kudus sendiri bahkan telah mengatakan kepada kita bahwa ini akan menjadi kenyataan. Memang, akan terjadi sebuah kemurtadan, yang juga dikenal sebagai "pemberontakan" di dalam Kitab Tesalonika yang akan terjadi di dalam Gereja Katolik menjelang kedatangan kembali Tuhan kita.

Mereka akan menerima perubahan-perubahan dan penafsiran-penafsiran baru terhadap Misa Kudus dan Ajaran-ajaran Gereja, dan ajaran sesat akan menyebar ke seluruh Gereja. Lihatlah sendiri apa yang sedang terjadi di dalam Gereja akhir-akhir ini. Mereka yang menolak perubahan-perubahan dan penafsiran-penafsiran baru akan dicampakkan dan dituduh "tidak taat kepada paus dan Gereja


Vatikan adalah bagaikan bus sekolah. Gereja awali tidak memiliki Vatikan, sehingga kegiatan ibadah harus dilaksanakan di jalan. Para imam saat itu merayakan Sakramen Kudus tidak di dalam Basilika St. Mary, tetapi di jalan, di rumah-rumah, dan dari waktu ke waktu 'bus sekolah' ini dibangun, alias Vatikan jika anda mau menyebutnya begitu. Apa yang telah dinubuatkan adalah bahwa pada saat akhir nanti "bus sekolah" itu akan dibajak dan pastor-pastor yang baik dan setia akan diusir ke padang gurun dan di-exkomunikasi, dan dengan demikian hal ini menggenapi nubuat dari St. Faustina dan Melanie dari La Salette. Gereja Katolik yang sejati bukanlah pelacur dalam Wahyu 17, tetapi kita harus menyadari bahwa ini akan memisahkan Gereja menjadi dua. Pelacur dalam Wahyu 17, seperti yang akan kita lihat, adalah kelompok yang akan jatuh ke dalam kemurtadan dan yang akan mengambil alih ‘bus sekolah’ sementara Gereja Katolik yang sejati adalah mereka yang tetap setia kepada Tuhan dan siapa yang akan diusir ke padang gurun. Dengan kata lain, kita boleh merasa yakin bahwa saat kemurtadan itu terungkap, kita tidak akan bisa melihat imam-imam Katolik yang baik yang mengusir orang-orang yang murtad dari iman untuk ke luar, namun justru sebaliknya yang akan terjadi: Adalah orang-orang yang telah murtad dari kebenaran dan Iman yang akan mengusir imam-imam yang baik dan setia yang tidak mau menyimpang dari Iman. Gereja-gereja dan kawanan dombanya akan diserahkan kepada mereka yang mau menerima perubahan-perubahan ini.



Uskup mencopot tugas pastoral dari PASTOR MINUTELLA karena pastor ini mempertahankan ajaran otentik Gereja mengenai perkawinan. PASTOR MINUTELLA menolak memberikan Komuni Kudus kepada orang yang hidup dalam perzinahan aktiv. Silakan lihat disini.

Jadi sangat perlu bagi kita untuk mengingat kembali apa yang dimaksud dengan KETAATAN kepada Gereja Katolik Suci, karena kita tidak ingin menjadi salah satu dari mereka yang menerima perubahan-perubahan ini hanya karena orang-orang lain melakukannya. Tuhan tidak memanggil kita untuk mengikuti kawanan, tetapi Tuhan memanggil kita untuk mengikuti Dia dan ujian ini akan memisahkan umat yang setia dari umat yang tidak setia. Ketaatan kita kepada atasan kita bukanlah ketaatan yang buta, tetapi hal itu justru adalah BERGANTUNG PADA KEADAAN, bukan? Ketaatan memiliki hierarkinya sendiri dan bahkan para atasan kita juga diminta untuk menjadi taat. Bagaimana jika atasan-atasan kita murtad dari kebenaran, apakah kita harus mengikuti mereka menuju kesesatan? Tentu saja tidak. Kitab Suci dengan jelas menunjukkan bahwa akan ada orang-orang di dalam  Gereja Katolik yang murtad dari kebenaran pada saat akhir nanti. Apakah orang-orang itu harus kita ikuti? Tentu saja tidak. Rencana setan bagi saat akhir (Akhir Zaman) adalah seperti permainan domino. Tangkaplah Tahta Petrus, dan kemudian buatlah perubahan-perubahan sehalus mungkin dari dalam Gereja, dan dari sana ia akan menyebar ke bawah kepada para pejabat dibawahnya dengan alasan ‘demi ketaatan' kepada atasan mereka. Jika setan dapat mempertahankan para imam agar tetap menyimpang dan melakukan ‘sikap kepatuhan otomatis’, maka mereka tidak akan bisa mengenali adanya perangkap yang semula, karena mereka akan menganggap bahwa kewajiban mereka adalah kepada atasan langsung mereka, tanpa syarat.

Ada banyak sekali atasan yang akan terjebak dalam perangkap setan dan mereka bahkan tidak melihat bahwa perangkap itu ada dan sudah datang. Ini adalah masalah yang sangat serius dan mengharuskan para imam untuk tetap waspada dan memutuskan untuk tetap patuh dan taat kepada Yesus Kristus, bahkan meskipun atasan mereka tidak. Tidak ada imam yang boleh berasumsi bahwa atasan mereka akan tetap selalu setia, karena banyak dari mereka hanya akan mengikuti kawanan dan tidak mengenali adanya perangkap yang telah dipasang oleh setan bagi kawanan. Peristiwa yang terjadi pada orang-orang Yahudi, akan terjadi pula pada umat Katolik. Adalah Imam Agung Hanas dan Kayafas yang menyalibkan Tuhan kita. Kali ini "Imam Besar" itu akan menyalibkan Tuhan kita lagi dengan menyingkirkan Ekaristi Kudus dari dalam Gereja. Begitulah ujian bagi umat beriman.

KETAATAN MENUNTUT KITA UNTUK MENGENALI IMAN KITA DAN MENEMPATKAN YESUS KRISTUS PADA PUSAT DARI KETAATAN KITA. Ada saat-saat dalam sejarah di mana ada pastor-pastor yang buruk, uskup-uskup yang buruk, kardinal-kardinal yang buruk, dan bahkan paus yang buruk yang telah menyimpang dari ajaran-ajaran Gereja, dan orang-orang seperti itu TIDAK USAH diikuti. Ketaatan kita kepada atasan adalah ‘bersyarat’ karena ada saat-saat dimana orang-orang yang berada di atas kita (para atasan kita) telah melepaskan diri dari Tuhan. Ini adalah fakta yang menyedihkan, tetapi ini adalah kenyataan, pastor-pastor saya yang terkasih. Ketaatan kita, lebih dari segalanya, adalah ketaatan kepada Allah, bukan? Orang-orang zaman sekarang telah bingung dan kacau akan arti yang sebenarnya dari ketaatan kepada Gereja Katolik. Mereka telah menaruh ketaatan mereka pada pemikiran keliru dengan menganggap bahwa ketaatan kepada atasan adalah sama dengan ketaatan kepada Allah. Padahal BUKAN. Hanya karena seseorang memakai jubah putih atau memakai kerah putih, tidak akan membuatnya menjadi suci dan taat kepada Tuhan. St. Lukas mengingatkan kita akan tugas kita untuk taat kepada Allah seperti yang dikatakan di dalam Kisah Para Rasul 5:29. (Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.)
 

Inilah ujian yang akan menimpa kita sebagai umat Katolik

Santo Petrus pasti akan mengatakan hal yang sama kepada generasi ini, bukankah begitu? Jika dipaksa untuk memilih di antara keduanya, maka kita harus memilih untuk menaati Tuhan daripada manusia, bukankah begitu? Kebanyakan orang mungkin tidak tahu hal ini, tetapi kemurtadan yang akan terjadi di dalam Gereja Katolik mengharuskan kita untuk memilih di antara keduanya. Sayangnya banyak orang tidak siap untuk menjalani ujian ketaatan ini yang akan menimpa Gereja Katolik pada hari-hari akhir. Banyak orang mungkin berpikir bahwa Tuhan akan mengharapkan kita untuk taat kepada atasan kita, yang adalah manusia, tidak peduli apapun yang mereka ucapkan, tetapi bukan itu masalahnya, bukankah ini yang sedang terjadi saat ini, pastor yang terkasih?

Pastor yang terkasih, saya tidak berpikir bahwa pentingnya ketaatan mungkin terlalu ditekankan di sini, karena pastilah Bunda Maria Fatima akan selalu mengarahkan kita untuk taat kepada Yesus Kristus dan Ajaran Gereja Katolik, bukankah begitu? Tapi apa yang terjadi ketika seorang paus mulai mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Gereja selama 2000 tahun? Berikut ini adalah contoh-contoh dari "ajaran-ajaran baru" Gereja Katolik. Betulkah seperti itu?



Berikut ini, sebelah kiri adalah kutipan dari perkataan PF yang berkata bahwa ‘Bunda Bumi telah memberi kita kehidupan’. June 1st, 2016, Vatican radio.



March 25, 2017 – Pope Francis mengatakan: Di dalam Tritunggal Kudus itu sendiri, mereka saling berdebat di balik pintu tertutup, tetapi di luar, mereka memberi gambaran tentang persatuan."



Pada tanggal 20 Desember 2013 - Paus Fransiskus berbicara tentang Perawan Maria ketika berdiri di kaki salib Yesus - "Dia (Perawan Maria) terdiam, namun di dalam hatinya, betapa banyak yang dia katakan kepada Tuhan! 'Engkau, pada hari itu, ini dan yang lainnya yang kita baca, Engkau telah mengatakan kepada saya bahwa Dia itu hebat, Engkau telah mengatakan kepada saya bahwa Engkau akan memberinya Tahta Daud, nenek moyangNya, bahwa Dia akan memerintah selamanya, namun sekarang saya melihatNya berada di sana! "Bunda Maria adalah manusia! Dan mungkin dia bahkan punya keinginan untuk mengatakan kepada Allah: "Bohong! Saya tertipu! "(Ini dilaporkan pada tanggal 20 Desember 2013, oleh Radio Vatikan)

Juga dilaporkan pada 29 Mei 2015 dari Vatican. Berikut adalah kutipan dari ucapan Paus Fransiskus: "Bunda Maria juga tidak mengerti. Karena pada saat itu, dia ingat apa yang dikatakan malaikat kepadanya: "Dia akan menjadi Raja, dia akan menjadi hebat, dia akan menjadi seorang nabi ..."; namun di dalam hati, pastinya, dengan Tubuh Yesus yang terluka terbaring di pelukannya, Tubuh yang sangat menderita sebelum meninggal, pastilah dia ingin mengatakan kepada Malaikat itu: "Pembohong! Saya tertipu."









Apakah ini adalah ajaran baru dari Gereja Katolik? Apakah ada orang yang diizinkan melakukan perubahan terhadap apa yang diajarkan Gereja?

Pastor yang terkasih, tidak hanya beberapa saja ucapan-ucapan PF yang bernada seperti ini, meski dia tetap menekankan Tradisi Katolik. Tetapi anda sendiri tahu, kita tidak pernah tahu apa yang akan dikatakan PF selanjutnya, bukan begitu?



Kita semua dipanggil untuk taat kepada Gereja Katolik, bahkan paus juga dipanggil untuk taat. Ketaatan kepada Gereja Katolik bukanlah ketaatan yang buta terhadap atasan kita, melainkan kita harus mengetahui apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik dan kemudian kita tidak boleh menyimpang dari ajaran-ajaran itu, bahkan meski semua orang lain melakukan penyimpangan itu. Saya berkata jujur ​​kepada anda, pastor yang terkasih, nampak bagi saya bahwa banyak imam yang tidak bisa melihat ujian mereka sedang tiba kepada mereka, sampai saatnya mereka membuat keputusan yang salah. Jika hasil akhirnya nanti adalah bahwa imam-imam yang setia dan benar kepada Kristus, harus merayakan Misa Kudus "di lumbung-lumbung, di ceruk-ceruk, di gua-gua, dan di bawah tanah" seperti yang telah dinubuatkan, maka saya pikir masuk akal jika kita harus bersiap-siap untuk menerima kenyataan bahwa mayoritas umat Katolik, termasuk para atasan kita, akan cenderung mengikuti arus orang banyak dan menerima perubahan-perubahan yang dipaksakan kepada mereka.

Kebanyakan orang mungkin tidak akan berpikir bahwa mereka tak memiliki pilihan lain dalam masalah ini, tapi sebenarnya Tuhan menguji kita melalui kemurtadan ini, seperti yang telah dinubuatkan. Jika atasan anda membagikan buku-buku baru dengan kalimat-kalimat baru dari doa Konsekrasi besok, apakah anda akan secara otomatis menerima perubahan-perubahan itu karena hal itu berasal dari para atasan anda?

Atau akankah anda memeriksanya dengan cermat dan menolak apapun yang menyimpang dari apa yang Gereja ajarkan dan apa yang Kristus ajarkan? Sesulit apapun untuk dipercaya bahwa hal itu akan terjadi, tetapi Firman Tuhan sendiri mengatakan bahwa Korban Sehari-hari akan dihapuskan pada saat akhir nanti, karena ia benar-benar menyimpang dari Ajaran Gereja.

Tidak mau menerima perubahan-perubahan ini berarti di-exkomunikasi dan dituduh "tidak setia kepada Gereja". Tetapi siapakah yang akan tetap setia kepada Gereja Katolik? Itulah ujiannya. Gereja yang benar akan dipaksa untuk mengungsi ke bawah tanah, sementara sisanya akan menghormati Nabi Palsu dan Antikristus.

Mereka yang tidak mau ikut menyimpang akan diusir ke padang gurun dan dituduh "tidak setia kepada Gereja dan paus", namun sejujurnya, justru mereka yang menerima perubahan-perubahan ini adalah benar-benar orang-orang yang telah murtad dari kebenaran. Seperti yang bisa kita lihat, kemurtadan bukanlah ujian yang mudah untuk dilalui, dan itu adalah tipu muslihat iblis yang sangat licik. Bagi mereka yang tertidur di depan kemudi (para pejabat dan para atasan), mereka akan berpikir bahwa ketaatan mereka kepada pemimpin mereka adalah tanpa syarat dan bahwa mereka harus berjalan bersama kawanannya, tapi apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan kepada kita adalah bahwa banyak pemimpin anda yang akan menjadi busuk pada saat-saat akhir nanti.

Karena itu, orang yang benar-benar akan tetap taat adalah mereka yang tidak akan menyimpang dari Ajaran-ajaran Kristus dan dari apa yang diajarkan oleh Gereja. KEMURTADAN AKAN MENGUJI IMAM-IMAM UNTUK MELIHAT APAKAH MEREKA TETAP WASPADA DAN TETAP SETIA, MESKIPUN ORANG-ORANG YANG LAIN TIDAK TAAT. SETIAP AJARAN-AJARAN BARU ADALAH BUKAN BERASAL DARI ROH KUDUS, KARENA HAL ITU ADALAH TIDAK MUNGKIN, KARENA HAL ITU AKAN MENYIRATKAN BAHWA AJARAN-AJARAN KRISTUS TIDAK LENGKAP KETIKA IA DIBERIKAN KEPADA PARA RASUL. Misa Kudus adalah Sakral dan Abadi dan tidak berubah, bukankah hal ini benar, pastor yang terkasih? Apa manusia di bumi telah diberi wewenang untuk mengubah Misa Kudus atau mengubah atau membuat pengecualian-pengecualian baru tentang siapa saja yang dapat menerima Ekaristi Kudus? Jawabannya adalah tidak ada. Namun kenyataannya orang-orang yang murtad ini benar-benar akan mengubah Misa Kudus dan imam-imam kita yang baik dan tetap setia kepada Ajaran Yesus Kristus menjadi tidak berdaya untuk menghentikan mereka melakukannya.

No comments:

Post a Comment