Tuesday, November 5, 2019

Kiriman dari bu Lucy: PRIA YANG MELEMPARKAN IDOLA PACHAMAMA KE TIBER BUKA SUARA



Lihat videonya disini: https://youtu.be/dt0QddQkyU0

BREAKING: PRIA YANG MELEMPARKAN IDOLA PACHAMAMA KE TIBER BUKA SUARA



Oleh : John Henry Westen
LifeSiteNews
4 Nov 2019

November 4, 2019 (LifeSiteNews) — Pria yang melemparkan patung Pachamama yang buruk itu ke Sungai Tiber telah mengungkapkan identitas dirinya hari ini, dalam sebuah video yang menjelaskan tentang mengapa ia menyingkirkan berhala pagan itu dari Gereja Santa Maria di Transpontina dekat Vatikan, bulan lalu.

Alexander Tschugguel, 26, dari Wina, Austria, berbicara kepada co-founder LifeSite, John-Henry Westen, mengatakan kepadanya, “bagi saya, patung itu sangat buruk, karena saya melihat pada patung-patung dan idola-idola itu ... adanya sebuah pelanggaran atas Perintah Pertama." Dia mengatakan bahwa dia termotivasi hanya oleh keinginan untuk "membawa hal-hal berhala keluar dari Gereja Katolik."

Seorang yang bertobat dari Lutheranisme yang menganut agama itu 10 tahun lalu, Tschugguel, yang berada di Roma untuk meliput Sinode Amazon, mengatakan kepada LifeSite bahwa ia telah berkonsultasi dengan seorang imam dan berdoa banyak rosario bersama istrinya sebelum melakukannya. "Persiapan spiritual adalah segalanya," katanya.

Ketika tiba di gereja, dia mendapati gereja itu masih tutup. Dia memutuskan untuk berdoa rosario sambil menunggu pintu itu dibuka; dia masuk yang kedua kalinya dan pintu itu sudah terbuka. Dia menyatakan bahwa dia tidak merasa khawatir akan konsekuensinya atau jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.

"Jika kita selalu berpikir tentang apa yang terjadi sesudahnya, dan jika kita selalu berpikir demikian, kita tidak akan pernah menyelesaikan apa pun." Jika ada sesuatu yang buruk terjadi di Gereja Katolik "kita harus bertindak," katanya. "Apa pun yang bisa terjadi, itu tidak akan seburuk yang dipikirkan." "Hal terburuk" yang bisa terjadi adalah tidak masuk surga.

Tschugguel, yang aktif di twitter, sejak itu mendirikan St. Boniface Institute, sebuah organisasi untuk umat awam Katolik yang ingin agar Gereja menjalankan ajaran tradisionalnya. "Gagasan kami adalah untuk tidak bersikap diam lagi," katanya. St. Boniface adalah seorang biarawan abad ke-8 yang mungkin paling dikenal karena menebang pohon ek yang dihargai oleh para penyembah berhala Jerman.

Tschugguel mengatakan bahwa dia memindahkan patung itu bukan untuk menyinggung siapa pun, tetapi karena dia ingin agar orang-orang Amazon sendiri memiliki kebenaran Kristus dan bukan agama yang memperolokkan Kristiani. Dia membantah bahwa dia berusaha menarik perhatian kepada dirinya sendiri, tapi dia mengakui sangat luar biasa demi melihat banyaknya suara yang mendukung dirinya sejak videonya dipublikasikan, terutama dari para klerus. Saat ini, ada lebih dari 20.000 tanda tangan telah diberikan kepada sebuah petisi dari LifeSite yang mendukung penghapusan simbol-simbol pagan dari properti Vatikan.

Tschugguel mengatakan kepada LifeSite bahwa adalah kewajiban semua umat Katolik untuk menghormati paus dan bahwa dirinya sama sekali tidak membenci Paus Francis, seperti yang diduga beberapa orang. "Adalah tugas kita untuk berdoa bagi paus dan mendukungnya serta menghormati otoritasnya," katanya. "Jika kita membenci paus, mengapa saya berdoa untuknya?"

“Tolonglah, Bapa Suci,” lanjutnya, “pahamilah ini, sebagai umat Katolik, kami hanya tidak ingin ada hal-hal berhala di dalam Gereja Katolik. Kami ingin agar gereja-gereja kami bersih dan murni dalam hal iman dan kami ingin Gereja mengikuti Yesus Kristus dan hanya itu."

Tschugguel mengatakan, dia menolak tuduhan bahwa apa yang dia lakukan adalah pencurian, karena benda-benda itu adalah berhala-berhala kafir yang bukan milik Gereja Katolik. “Saya akan menghadapi tantangan hukum dengan cara yang sama, tenang ... Saya tidak takut. Saya benar-benar tidak takut." Dia juga mengatakan bahwa dia memiliki video dan foto-foto lain yang membuktikan bahwa dialah yang melakukan ini, dan bukan orang lain.

Analisis Tschugguel tentang Sinode adalah bahwa sinode itu membuatnya merasa sangat kecewa. Sinode itu adalah "campuran besar dari gagasan-gagasan yang salah ... keadilan sosial ... teologi pembebasan," katanya. Sinode itu ‘sejalan dengan agenda kaum globalist juga.

Ketika ditanya nasihat macam apa yang dia miliki untuk kaum muda Katolik, Tschugguel mengatakan bahwa mereka harus menghadiri Gereja tradisional setempat, berdoa ‘banyak sekali’ rosario, dan kemudian mempelajari iman sehingga mereka dapat mempertahankannya di depan umum. Dia juga merekomendasikan supaya mereka pergi menemui keluarga-keluarga  mereka, teman-teman, kelompok pro-kehidupan di dekatnya, dan membuat suara mereka didengar. Jika ada sesuatu yang bukan Katolik, bicaralah dengan lantang! ... Kita adalah bagian dari pertempuran antara Kerajaan Allah melawan pemerintahan setan."


No comments:

Post a Comment