Tuesday, November 26, 2019

PATUNG BERHALA PACHAMAMA MENEMPATI TEMPAT UTAMA...


VERITAS VINCIT: THE TRUTH SHALL PREVAIL


PATUNG BERHALA PACHAMAMA MENEMPATI TEMPAT UTAMA DALAM SINODE AMAZON

by paulsimeon2014

November 25, 2019


Paus Francis secara resmi membuka Sinode Amazon dengan upacara keagamaan yang diadakan di Taman Vatikan yang mencakup juga pemberian berkat dan pemujaan patung kayu berhala dari seorang wanita hamil telanjang yang dikenal sebagai "Pachamama."


Upacara keagamaan, yang diadakan pada 4 Oktober 2019, menjelang Sinode Amazon, dipimpin oleh seorang dukun dari Amazon, di hadapan Paus serta beberapa uskup dan kardinal. Beberapa orang pribumi Amazon membungkuk dan berdoa di hadapan gambar patung berhala Pachamama, yang diberkati dan secara resmi diterima sebagai hadiah oleh Paus.

Upacara itu adalah merupakan ritual adat suku Amazon, dan melibatkan penyembahan terhadap apa yang disebut Ibu Pertiwi, "Pachamama". Pachamama adalah objek pemujaan di antara suku-suku Amazon, dewi yang kepadanya beberapa orang Bolivia mengorbankan binatang llamas, yang dianggap sebagai dewa bumi yang disembah oleh beberapa orang Peru, yang berakar pada kepercayaan dan praktik pagan Inca.

Pastor Paulo Suess, seorang peserta dalam Sinode Amazon, mengatakan bahwa upacara itu menunjukkan penyembahan berhala dengan memakai patung-patung kayu yang dilakukan di Taman Vatikan. Dalam sebuah wawancara 17 Oktober dengan Vatikan News, ia menyambut baik ritus-ritus pagan itu, dan mengatakan: “Sekalipun ritus ini adalah berhala, tetapi tetap saja itu adalah penyembahan berhala kepada Tuhan. (???) Seseorang tidak dapat mengabaikan paganisme sebagai hal yang tidak berarti apa-apa.”



Roma, Italia – 4 Oktober 2019 : paus Francis dan Cardinal Cláudio Hummes, uskup agung emeritus São Paulo, President dari Pan-Amazonian Ecclesial Network (REPAM), berdiri di depan sebuah patung yang melambangkan Pachamama (Ibu Pertiwi) ketika mereka merayakan pesta St.Fransiskus dari Assisi di Taman Vatikan pada 4 Oktober 2019 di Roma, Italia. (Photo by Giulio Origlia/Getty Images)

Perusahaan media visual Amerika "Getty Images" membuat foto pers resmi (foto halaman pertama) dari ritual ini dengan kalimat: "Paus Francis dan Kardinal Cláudio Hummes, Uskup Agung Emeritus dari São Paulo, Presiden Pan-Amazonian Ecclesial Network (REPAM), berdiri di depan patung yang mewakili Pachamama (Ibu Pertiwi)."

PACHAMAMA MEMBAWA BADAI BAGI VATIKAN


Patung Pachamama terlihat sangat dominan di berbagai tempat di Vatikan selama berlangsungnya Sinode Amazon. Orang-orang pribumi membungkuk dan berdoa di hadapan patung itu di taman Vatikan, di depan Paus. Gereja-gereja di Vatikan diarahkan untuk menonjolkan patung itu, lebih menonjol daripada Tabernakel. Para kardinal dan uskup membawa patung berhala itu dalam sebuah prosesi, di depan Paus.




Pada hari-hari berikutnya sejak upacara dan berkat di Taman Vatikan, patung-patung Pachamama dihormati di Basilika Santo Petrus di depan Makam Santo Petrus. Paus Francis juga menyambut dua uskup yang membawa berhala Pachamama di pundak mereka dalam sebuah prosesi menuju Basilika Santo Petrus. Patung-patung Pachamama juga dipajang di gereja Santa Maria di Traspontina. Patung-patung itu juga menerima tempat kehormatan di ruang Sinode selama proses Sinode yang sebenarnya berlangsung.



Paus Francis dan beberapa kardinal membaca doa di depan patung Pachamama.



PENYANGKALAN VATIKAN TAK MEMILIKI ARTI APA PUN

Menanggapi teriakan dari umat Katolik se dunia mengenai ritus-ritus ini dan penggunaan patung-patung berhala ini, juru bicara Vatikan dan anggota komite Sinode Amazon meremehkan atau menyangkal karakter sinkretistik religius yang jelas dari patung-patung itu.

Menanggapi pertanyaan selama konferensi pers, Paolo Ruffini, presiden komisi informasi sinode Amazon, menegaskan kembali bahwa ia percaya bahwa patung wanita hamil yang tidak berpakaian itu mewakili ‘simbol kesuburan dan kehidupan.’

APA YANG DIUNGKAPKAN PATUNG BERHALA ITU KEPADA PENGUNJUNG?


Patung berhala Pachamama menguasai Gereja Karmelit Santa Maria di Traspontina.


Para relawan Gereja Carmelite Santa Maria di Traspontina, di mana patung-patung kayu itu ditampilkan, mengatakan bahwa, bagaimanapun juga, hal itu bertentangan dengan ucapan penyangkalan Vatikan tentang sifat religius dari patung-patung itu.

Untuk mengetahui bagaimana patung misterius itu dideskripsikan kepada para pengunjung di Santa Maria di Gereja Karmel Traspontina yang terletak tidak jauh dari Vatikan, di mana beberapa dari patung dipajang di altar samping, para jurnalis mengunjungi Gereja itu pada dua hari yang terpisah.

Pada kunjungan pertama, seorang sukarelawan mengatakan bahwa patung pahatan itu “mewakili wahyu dari ibu pertiwi dengan sifat alami sebagai ibu, yang memberi kita makanan.”

Ditanya apakah itu adalah Pachamama, dia berkata: "Ya, ibu, yang peduli pada kehidupan, yang memberi nutrisi pada kehidupan, jadi itu adalah bentuk simbolisme yang sangat kuat."



Seorang sukarelawan di Gereja Santa Maria menggambarkan patung itu sebagai Pachamama, yang melambangkan "ibu pertiwi ... yang peduli pada kehidupan, yang memberi makanan untuk kehidupan." (Jadi, bukan Tuhan yang memberi kehidupan)


“Penduduk asli Amazon melihat kehadiran Tuhan dalam segala hal,” jelas si pemandu. "Jadi jika mereka menebang pohon untuk suatu tujuan, mereka menangis, dan meminta pengampunan pada Ibu Pertiwi, karena mereka harus menebang pohon itu."

"Itu adalah sangat indah - menghormati alam, untuk segalanya," katanya. “Tetapi kita, yang hidup di dunia modern, telah menjauhkan diri dari Ibu Pertiwi. ... Komunitas-komunitas yang melepaskan diri dari Ibu Pertiwi menjadi yatim piatu, tanpa ibu. Jadi Bapa Suci ingin agar kita belajar dari penduduk asli, belajar terhubung dengan Ibu Pertiwi.”

“Ibu (patung ukiran) yang saya bawa dari Brasil ... yang dipakai dalam prosesi, ya.., kami sengaja membawanya dari Brasil. Itu dibuat oleh seniman pribumi, dan kami memintanya untuk sebuah karya seni yang akan melambangkan semua hubungan dengan Ibu Pertiwi, perempuan, aspek feminin dari Tuhan, bahwa Tuhan adalah orang yang melindungi dan memelihara kehidupan,” dia kata.

UMAT KATOLIK YANG SETIA, BERTINDAK



Foto menunjukkan patung Pachamama, sebelum dibuang ke Sungai Tiber
oleh umat Katolik yang setia.

Beberapa umat Katolik yang setia memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap kemunculan berhala-berhala di hadapan umum di Gereja Katolik. Pada 21 Oktober 2019, seorang pria disertai oleh beberapa orang beriman yang setia masuk kedalam Gereja Santa Maria Traspontina, dekat Basilika Santo Petrus di Roma, mengambil beberapa patung Pachamama yang kontroversial itu, yang telah ada di sana dan kemudian melemparkannya ke Sungai Tiber.

 Pada tanggal 25 Oktober, Paus Francis meminta maaf atas tindakan ini kepada mereka yang merasa tersinggung, menyebut patung-patung ini “patung Pachamama.” Dia juga mempertimbangkan untuk memajang patung-patung berhala itu selama Misa penutupan sinode pada tanggal 27 Oktober, tetapi hal ini tidak jadi dilakukan, mungkin karena perlawanan dari beberapa wali gereja di aula sinode dan di luar.

Dalam sebuah pernyataan resmi, pada 21 Oktober, Pan-Amazonian Ecclesial Network (REPAM) mengutuk tindakan heroik dari para pria yang telah melemparkan patung kayu ke sungai Tiber sebagai tindakan "intoleransi agama."

‘ANAK LEMBU EMAS’ BARU

Uskup Athanasius Schneider mengutuk keras pemujaan terbuka terhadap dewi pagan "Pachamama" di Vatikan, dan menyebutnya sebagai ‘anak lembu emas’ baru. Dia mengklarifikasi bahwa agama Katolik dan penyembahan atau kepercayaan pagan tidak pernah dapat disatukan:

Umat ​​Katolik tidak dapat menerima penyembahan berhala, atau sinkretisme antara kepercayaan dan praktik pagan dengan Gereja Katolik. Tindakan pemujaan patung berhala,  menyalakan obor, membungkuk, sujud atau membungkuk hingga ke tanah dan menari-nari di depan patung perempuan telanjang seperti itu, yang sama sekali tidak mewakili Bunda Maria atau santo-santa dalam Gereja yang telah dikanonisasi, karena tindakan itu adalah melanggar Perintah Tuhan yang pertama: “Akulah Tuhan, Allahmu, Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.” Pemujaan seperti itu juga melanggar perintah lainnya: “Waspadalah, jangan sampai kamu mengangkat matamu ke surga, dan ketika kamu melihat matahari dan bulan dan bintang-bintang, semua penghuni surga, kamu menjadi menarik dan menyembah mereka dan melayani mereka, hal-hal yang telah diberikan oleh Tuhan, Allahmu kepada semua bangsa di bawah seluruh langit ”(Ulangan 4:19), serta perintah: "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat 26:1)

SEBUAH GAMBARAN ANTIKRISTIS?

Pastor Hugo Valdemar, seorang imam Katolik dari Mexico City, membakar gambar pagan ‘Pachamama’ pada 3 November 2019 lalu ketika memimpin umat beriman dalam doa. Dia juga menyampaikan apa yang dikatakan oleh pastor pengusir setan tentang ‘Pachamama’:

Seorang teman, pengusir setan, mengatakan bahwa berhala ini (Pachamama) sebenarnya adalah gambaran dari sosok antikristus. Itu adalah penghujatan dan parodi terhadap Maria. Pachamama sedang hamil dan membawa antikristus untuk melahirkannya di dalam gereja Mason, untuk menghancurkan sakramen-sakramen, untuk kembali kepada penyembahan berhala dan takhayul. Jadi, antikristus ini yang akan melahirkan sebuah gereja dengan 'wajah Amazon' adalah sebuah kekejian, itu adalah kontradiksi dengan doktrin Gereja sejati, yang merupakan dinamika di mana para penyembah berhala ini ingin masuk ke dalam Gereja yang sejati saat ini.

by Paul Simeon


3 comments:

  1. Gareja Katolik harus kembali kepada semangat para rasusl dan harus dijauhi dari berhala

    ReplyDelete
  2. LENGSERKAN PAUS FRANCIS DAN PARA PRNYEMBAH PATUNG BERHALA PACHAMAMA

    ReplyDelete
  3. Sdh di nubuat di Kitab Wahyu : GOG dari Magog = BerGOGlio

    ReplyDelete