Saturday, October 3, 2020

Jiwa-Jiwa Yang Terlupakan Di Api Penyucian

 Jiwa-Jiwa Yang Terlupakan Di Api Penyucian 

Michael Cain 

Editor of Daily Catholic

https://traditioninaction.org/religious/e007cpPurgatory_Cain.htm 

 

Cukup banyak orang yang lupa bahwa dogma sempurna dari Gereja tentang keselamatan adalah mencakup empat hal terakhir - Kematian, Surga, Neraka, dan Api Penyucian. Untuk menenangkan orang Protestan, maka doktrin Gereja Yang Menderita (Api Penyucian) telah ditinggalkan. Begitu pula jiwa-jiwa malang itu terdampar di tempat yang keberadaannya disangkal oleh begitu banyak orang. Oleh karena itu, Gereja Militan saat ini telah melemahkan kepercayaan akan ‘Persekutuan para Kudus.’ Tidak heran jika begitu sedikit doa-doa yang terkabul belakangan ini!

 

Jiwa-jiwa malang di Api Penyucian memohon kepada peziarah Dante, untuk mengingatkan kerabat dan teman mereka, untuk berdoa dan mempersembahkan Misa bagi mereka 

Waktu yang kita miliki di sini dan saat ini akan segera berlalu, tidak akan pernah pulih. Waktu, pasti adalah sangat penting. Tetapi yang lebih penting adalah kita harus menghemat waktu yang akan kita habiskan di Api Penyucian, dengan memanfaatkan kemampuan kita di dunia untuk bersatu secara total dengan kehendak kudus Tuhan. 

Dengan berbagai alasan di zaman sekarang ini, hal itu sangat sulit dilakukan, apalagi untuk  memahaminya. Mungkin itulah sebabnya mereka yang menolak revolusi yang tengah menghancurkan Gereja kita tercinta saat ini, berusaha lebih banyak untuk memutar waktu kembali ke waktu sebelum penyimpangan KV II memberikan bayangan gelap dan firasat buruk pada Mempelai Mistik Kristus, yaitu Gereja Katolik. 

Ada banyak orang yang percaya pada aksioma kuno itu, "Jika kita tahu sejak dulu, apa yang kita ketahui sekarang, maka segalanya akan berbeda." Retrospeksi memang  bagus untuk apa saja, tetapi faktanya, kita telah merapikan tempat tidur kita dan sekarang Tuhan meminta kita untuk tidur di dalamnya. Tetapi itu tidak berarti kita tidak bisa membuang seprai yang kotor dan tengik yang telah mengotori perjanjian kudus. Semua penutup sintetis nan mewah buatan manusia tidak bisa membuat umat Katolik tetap hangat dan nyaman, aman dalam pelukan kasih Bapa dengan jaminan untuk menerima apa yang absolut, panduan sejati untuk hidup. Sebaliknya, dalam cara seperti Adam dan Hawa, sebagian besar manusia telah mencari cara dan sarana untuk menjadi lebih seperti dewa, daripada apa yang disukai Allah. 

Dalam pencarian "cara yang lebih baik" dan untuk "membebaskan diri kita sendiri" dari "belenggu pemikiran abad pertengahan," ada begitu banyak orang yang tanpa disadari telah melipat diri mereka sendiri dalam lilitan ular, berpikir bahwa perasaan 'hangat dan nyaman' akan bertahan selamanya. Hanya ketika si jahat keji mulai memeras begitu mereka berada dalam genggamannya, barulah mereka menyadari di mana mereka sebenarnya berada. Bagi banyak orang, hal ini sudah terlambat, begitu minimnya iman mereka sehingga mereka tidak punya tempat untuk berpaling. Sumber, yang mereka pikir akan dapat menolong dalam upaya mereka untuk merasionalisasi tindakan salah mereka, ternyata adalah musuh yang telah diperingatkan pada mereka saat mereka masih balita. Dan sekarang mereka berteriak dalam kesakitan dan siksaan, tidak hanya dalam kehidupan ini, tetapi juga di akhirat. 

 

Si ular – yang selalu mengintai untuk berusaha membuat kita

hanya memikirkan kehidupan saat ini, dan melupakan kehidupan akhirat 

Ya, Kehidupan Akhirat. Ini adalah penting untuk dipikirkan. …. Saya dapat membayangkan, Tuhan kita dalam Sengsara-Nya, meramalkan apa yang akan diabaikan oleh anak-anak-Nya di saat-saat ini: jiwa mereka sendiri. Itu adalah fakta. Namun, seburuk apa pun situasinya saat ini, dengan hanya sedikit sekali sisa umat Katolik yang benar-benar setia, yang tersisa di antara legiun Katolik, dimana mereka berpikir bahwa dirinya masih Katolik, seburuk apa pun, kenyataannya adalah bahwa hanya ada sedikit sekali Misa Kudus Sejati yang dapat ditemukan hari ini, terutama Misa Harian, dan seburuk apapun itu, saya pikir, tragedi yang paling mengerikan adalah bahwa sebagian besar, Gereja modern telah meninggalkan mereka yang paling membutuhkan bantuan saat ini: Jiwa-jiwa Malang di Api Penyucian.  

Jiwa-jiwa yang malang ditinggalkan 

Karena bidaah Martin Luther, gagasan mengenai Api Penyucian telah lama dianggap sebagai mitos Gereja Katolik - mitos abad pertengahan. Anda akan melihat siapa pun yang ingin memajukan kaum modernis, Masonik, agenda Tata Dunia Baru dari dunia tunggal, selalu melabeli praktik-praktik tradisional Katolik sebagai "abad pertengahan" dan kuno. Jika demikian, maka Amerika didirikan pada "Zaman Pertengahan." Saya minta maaf, tapi saya tidak ingat ada Knights of the Round Table atau Tentara Salib yang berbaris melalui Massachusetts, Virginia, Kentucky, Florida, Texas atau California atau berlayar di Great Lakes atau Mississippi yang perkasa. Tidak, seluruh noda 'abad pertengahan' persis seperti yang dikuasai oleh kaum modernis: ketidakakuratan dan kebohongan… 

Mengapa sesuatu yang begitu mendasar bagi dogma Gereja telah ditinggalkan? Sama seperti ada Tiga Pribadi dalam Satu Tuhan, Tritunggal Ilahi, demikian juga ada tiga komponen dalam Satu Persekutuan Para Kudus. Mereka adalah Gereja Yang Jaya, yaitu orang-orang kudus di Surga; kemudian Gereja Militan, yaitu semua orang yang dibaptis, yang percaya dan setia di dunia, serta Gereja Yang Menderita – adalah semua jiwa yang menunggu untuk dimurnikan sebelum memasuki alam Surgawi. 

Ya, Virginia, Api Penyucian memang ada. Dan semakin cepat semua orang menyadarinya dan mulai melaksanakan tugas yang kita miliki sebagai anggota dari Gereja Militan - berdoa bagi jiwa-jiwa yang malang di Api Penyucian - semakin cepat pula mereka akan dibebaskan dan kemudian dapat menjadi perantara bagi kita. Surga tahu bahwa kita semua yang berada di sini, di dunia, membutuhkan bantuan! 

 

Bunda Maria mengunjungi jiwa-jiwa malang di Api Penyucian

dan memberi mereka penghiburan 

 

Jadi sementara kita menyia-nyiakan waktu kita dengan berusaha menemukan cara untuk menghemat waktu, mengapa kita tidak membuat resolusi untuk mendedikasikan kembali upaya kita guna membantu mereka yang, dalam jangka panjang, akan paling banyak menolong kita, mereka yang baru saja masuk Surga. Mereka akan sangat bersyukur hingga mereka akan berusaha keras untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan menjadi perantara kita di hadapan Penglihatan Beatifik. Doa-doa yang segar dari anggota baru yang suci. Sebuah ide yang amat menyegarkan. …. 

Saya punya berita untuk semua orang, dan ya, saya bahkan berbicara dengan "paduan suara" di sini - tidak ada dari kita yang melakukan sebanyak yang seharusnya bagi Jiwa-jiwa Malang di Api Penyucian. 

Sementara kita memusatkan begitu banyak perhatian pada peristiwa-peristiwa hari ini, baik di dunia dengan segala perang dan terorismenya, berbagai bencana alam dan bencana buatan manusia, keserakahan, korupsi, sodomi merajalela, perzinahan dan pornografi merembes ke dalam setiap sendi kehidupan, materialisme yang merajalela, maka yang benar-benar perlu kita lakukan adalah meluangkan waktu untuk merenungkan pertanyaan - Apa yang benar-benar penting? Ya, kesejahteraan keluarga kita memang penting, tetapi karena saya sudah beberapa kali pergi ke toko bersama anak-anak saya ketika mereka meminta hal-hal yang tidak baik untuk mereka, maka peran terpenting yang saya miliki dalam hidup, selain kesejahteraan jiwa saya sendiri dan jiwa istri saya, adalah kesejahteraan spiritual mereka. Pada dasarnya, intinya adalah ini: Tidak ada lagi lainnya yang penting! Yesus mengatakan itu dengan sangat jelas dalam Matius 16:26. 

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Mat. 16:26-27) 

Selain itu, doktrin terakhir dari Tuhan kita itu secara total mencela kepercayaan Protestan ‘sola Scriptura’ atau ‘sola Fidei’ [hanya Kitab Suci atau hanya Iman yang menyelamatkan]. Pekerjaan Anda diperhitungkan dalam keselamatan Anda, dan pekerjaan itu termasuk membantu jiwa-jiwa yang menderita di Api Penyucian. Jika ada film yang ingin saya tonton yang ditangani oleh Mel Gibson, itu akan menjadi film tentang keberadaan Api Penyucian. Sekarang, saya masih belum punya bahannya, tetapi saya yakin Roh Kudus akan menginspirasi seseorang yang lain, jika Dia belum menyentuh Mel Gebson untuk mengangkat tolok ukur dasar kepercayaan yang paling penting, paling tradisional dan Katolik ini. 

 

Perjalanan Waktu Trinitas – Pengakuan Dosa 

Sementara tahun-tahun berlalu, kita semua menyadari dengan sangat baik kesalahan yang telah kita buat di masa lalu dan terkadang berharap kita bisa kembali ke masa lalu, tetapi kita tahu bahwa kita tidak bisa. Atau bisakah kita? Saya tidak akan menyebutnya dengan nama duniawi dari perjalanan waktu, melainkan apa yang pada dasarnya diberikan Kristus kepada kita melalui institusi Sakramen-sakramen-Nya, "Perjalanan Waktu Trinitas." 

 

Sakramen Pengakuan Dosa – sebagai sarana melakukan ‘Perjalanan Waktu Trinitas’

yang memungkinkan kita kembali ke masa kanak-kanak yang suci dan murni 

Karena, melalui rahmat sakramental dan doa, kita dapat kembali ke akar-akar kita - kepada keadaan rahmat pengudusan yang diberikan Bapa kepada kita pada saat Pembaptisan. Kemudian Dia menghujani kita dengan lebih banyak lagi rahmat melalui Sakramen Tobat dan Ekaristi Kudus, di mana kita menerima Putra Ilahi, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Keilahian. Penguatan rutin ini – laksana pengisian bahan bakar - bersama dengan rahmat yang diperoleh di dalam sakramen Krisma, membuat kita teruji, sebagai Prajurit Kristus yang dapat diandalkan – ini adalah ungkapan-ungkapan lain yang jarang terdengar dikotbahkan di Gereja baru saat ini. 

Jadi melalui "Perjalanan Waktu Trinitas" kita bisa kembali ke masa lalu. Kita dapat kembali kepada keadaan rahmat kasih karunia yang menandai kita sebagai orang yang tidak bersalah di mata Tuhan. Siapa yang tidak ingin menaiki taksi spiritual yang dapat terbang tinggi ini untuk kembali ke shangrila yang aman untuk dipeluk dalam pelukan kasih Bapa, dekat dengan Hati Kudus Yesus dan dilindungi oleh sayap-sayap perlindungan Roh Kudus? Kita semua bisa; kita semua telah diberi dengan paspor itu. Manfaatkan semua itu. 

Itulah keindahan dari "Perjalanan Waktu Trinitas," elemen kunci dalam hidup kita, faktor penyelamat dari setiap penyesalan dan kesalahan dalam hidup. Karena Tuhan bisa dan mudah mengampuni dan melupakan. Kita bisa memaafkan juga, tapi untuk melupakan itu jauh lebih sulit. Bahkan banyak yang bilang tidak bisa. Tuhan tahu kelemahan kita. Mungkin itulah alasan lain Dia mengutus Putra Tunggal-Nya untuk menunjukkan kepada kita bahwa hal itu dapat dilakukan! Benar-benar teladan! Karya agung Mel Gibson mengilustrasikan hal ini secara visual, begitu indah.

 

Model Pengampunan Tertinggi - Tuhan kita Yesus Kristus

 

Di sini ada Pria yang benar-benar tidak bersalah Yang memaafkan semuanya. Dia tahu orang-orang yang melambaikan daun palem kepada-Nya saat Dia memasuki kota Yerusalem akan segera mengalihkan emosi mereka ke arah yang berlawanan, menyerukan kematian-Nya dengan melalui penyaliban.

 Namun Dia mengampuni. Kristus tahu bahwa Yudas Iskariotlah yang akan mengkhianati-Nya, namun Dia mengampuni. Dia tahu kelemahan para Rasul pilihan-Nya yang tidak bisa tetap terjaga bahkan satu jam saja untuk berdoa bersama-Nya, namun Dia mengampuni. Dia tahu kelemahan Petrus meskipun Petrus membanggakan bahwa dia tidak akan pernah menyangkal Tuhannya, namun dia melakukannya, dan Yesus mengampuni. Dia merasakan dengan rasa sakit manusiawi yang paling dalam, adanya ejekan dan cambukan setan di dalam diri para penyiksa-Nya, namun Dia mengampuni. Dia berduka atas jiwa orang-orang yang berbalik kepada-Nya untuk membalas dendam, seperti Sanhedrin dan Ahli Taurat, namun Dia mengampuni. Dia tahu dosa pencuri Dismas, namun Dia mengampuni. 

Dan Dia tahu dosa yang dilakukan oleh setiap orang sepanjang Sejarah, dan Dia mengampuni. Dia mengetahui dosa setiap Uskup, setiap pastor, setiap umat awam, setiap orang atheis, setiap pendosa lainnya. Kenapa tidak? Karena Dia yang menciptakan mereka. Dia menciptakan mereka beragam, tetapi tidak untuk berkubang dalam keberagaman mereka yang jauh dari-Nya. 

Melainkan Dia memberi kita, melalui para Rasul-Nya, perintah dalam Markus 16: 15-16. "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum." Cukup sederhana, tetapi ini adalah kata-kata firasat buruk jika kita tidak mengindahkan perintah-Nya. 

Ya, pengampunan adalah kunci untuk menggerakkan mesin "Perjalanan Waktu Trinitas." Tuhan telah memberi kita Sakramen Tobat di mana kita hanya perlu dengan tulus meminta pengampunan dengan maksud untuk tidak berbuat dosa lagi, dan Tuhan tidak hanya mengampuni, Dia melupakan dosa-dosa kita. Ketika kita dibebaskan dalam Pengakuan Dosa, batu tulis kita dihapus bersih. Kita dapat memutar waktu kembali ke masa dimana kita dalam keadaan tak berdosa, ketika jiwa kita masih murni, tanpa dosa serius, menikmati anugerah pengudusan. Ini adalah keinginan kita agar setiap orang yang jiwanya saat ini mati karena dosa berat, akan memanfaatkan Sakramen Tobat yang sangat diperlukan ini, yang jika tanpa hal itu, seseorang tidak dapat menerima Komuni Kudus. 

Karunia ini adalah salah satu ciri terbaik dari "Perjalanan Waktu Trinitas" yang ditawarkan Gereja kepada kita dan merupakan salah satu persyaratan dari kewajiban Paskah tahunan kita. Ini adalah kesempatan bagi semua umat Katolik untuk mengenakan penutup kepala mereka, dengan memeriksa hati nurani mereka, dan mengikatkan diri dengan Tindakan Penyesalan yang tulus untuk mendapatkan rahmat maksimum dan mengalami hati yang bersih dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dan bertindak di dalam semangat Pengakuan Dosa yang baik. Di sana, tidak peduli apa pun dosa masa lalu kita, kita dapat kembali di dalam kediaman kasih Tuhan yang sepenuhnya dan menyerap cahaya Kerahiman-Nya. 

Kita bisa pulang kembali 

Orang-orang mengatakan "rumah adalah tempat hati berada" dan hati kita akan tetap gelisah sampai kita beristirahat di dalam-Nya, untuk menerjemahkan perkataan Doktor Gereja, St. Augustine yang hebat ,yang tahu semua kekacauan di dalam Gereja. Melalui Tuhan, kita dapat menyelesaikan kegelisahan itu, muncul di depan dengan kedamaian pikiran dan jiwa yang baru, dan, ya, bertentangan dengan apa yang dikatakan Thomas Wolfe, melalui mode "Perjalanan Waktu Trinitas" kita dapat pulang kembali! 

Dan berbicara tentang rumah kita yang sejati, hanya ada satu: Surga. Untuk sampai di sana, pertama-tama kita harus melunasi hutang fana kita. Itu harus menjadi doa semua orang agar mereka bisa mati dalam keadaan penuh rahmat tanpa noda dosa di dalam jiwa mereka, dosa berat maupun ringan. Jika masih ada dosa berat - ya, maaf, tidak ada kamar di dalam Penginapan Surgawi. Jika ada dosa ringan - maka kita harus menebus kesalahan itu. Berapa lama? itu tergantung pada bagaimana kita telah menjalani kehidupan, berdoa dan melakukan pekerjaan kita dengan baik bagi Dia, bukan bagi manusia. 

Adalah menjadi Kehendak-Nya agar kita berusaha untuk membebaskan jiwa-jiwa yang terlantar di Api Penyucian. Itu lebih diprioritaskan daripada menyelamatkan ikan paus atau karibu atau makhluk apa pun yang Tuhan ciptakan yang tidak memiliki keinginan bebas. Ya, adalah pilihan kita untuk memilih melakukan Kehendak-Nya atau keinginan kita sendiri. Kita bisa meluncur sekarang, tapi cepat atau lambat kita harus memperbaiki kekurangan yang ada. Saya tidak tahu tentang Anda, tetapi kita sebaiknya segera membayar sekarang dan yakinlah bahwa kita tidak harus membayar hutang sebesar balon menggelembung yang mengejutkan di akhir kehidupan. 

Itulah mengapa kita harus bekerja dengan sepenuh hati di sini agar menjadi layak bagi Tuhan sehingga ketika Dia memilih untuk memanggil kita pulang, mudah-mudahan, kita akan melewati Api Penyucian dengan cepat. Saya pikir bagi siapa pun di antara kita, tidak peduli seberapa keras kita berjuang untuk mendapatkan kesucian, berpikir bahwa kita dapat sepenuhnya melewati Api Penyucian dan langsung ke Surga, ini adalah anggapan yang paling tinggi. Hanya jiwa yang paling murni yang diizinkan masuk ke dalam Klub eksklusif seperti itu, di mana keanggotaan Anda tidak pernah berakhir. Kebanyakan orang yang bisa lepas dari cengkeraman Neraka, tidak bisa menghindari Api Penyucian. 

Jadi, mohon, jangan berhenti berdoa untuk almarhum orang tua, kakek nenek, anak, kerabat, teman, pastor, atau Uskup - ya, terutama para Uskup - karena kemungkinan besar, mengingat rekam jejak kinerja mereka selama 40 tahun terakhir, kita semua tahu hal ini, terlalu banyak mereka masih mendekam dan terdampar di Api Penyucian. Jangan hanya berasumsi karena seseorang mungkin telah dibeatifikasi atau dikanonisasi dalam 25 tahun terakhir hingga mereka secara otomatis berada di Surga. Saya yakin tidak akan sejauh itu. Yang sebenarnya terjadi, kita tidak tahu. 

Tetapi mengingat apa yang selalu diajarkan oleh Gereja, kita memiliki alasan untuk meragukan bahwa apa yang dikatakan Roma modern adalah benar padahal itu bertentangan dengan dokumen yang dikodifikasi di Trent serta sesuai dengan Wahyu Ilahi dan Tradisi Suci. Sekali lagi, teman-teman, perkataan Rasul Paulus yang kudus kepada jemaat di Galatia dalam pasal 1: 8-10 masih berlaku dan sangat relevan bagi saat dan keadaan sekarang ini. (Gal. 1:8-10 : Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”)

Kenyataannya adalah: kita telah sangat mengabaikan bagian dan peranan kita di dalam Persekutuan Para Kudus. Ini bukanlah kerja tim yang bagus. Para pastor dan uskup Novus Ordo terus menyerukan "persatuan komunitas" karena mereka selalu mendorong segala pelecehan yang mereka bisa untuk membawa umat lebih dekat ke dalam lilitan ular berbisa yang mematikan. Jika mereka benar-benar menginginkan "persatuan komunitas," mereka akan berlutut dan berdoa sepanjang waktu bagi Gereja Yang Menderita (jiwa-jiwa di Api Penyucian). Mereka juga perlu melakukan sesuatu untuk menguatkan jiwa-jiwa yang lemah dan rentan imannya, yang secara membabi buta mengikuti setiap perintah duniawi, dan tidak menyadari apa yang selalu diminta dan dituntut oleh Tuhan dan Gereja-Nya yang Sejati.

 Jika mereka tidak siap untuk mati demi Kristus dan bersama Kristus sekarang, mereka pasti tidak akan siap ketika ada dorongan untuk bekerja keras! Dan waktu itu semakin dekat, teman-teman.

 

Kematian datang pada semua orang, dan Gereja mengajarkan bahwa

kebanyakan jiwa harus menjalani waktu di dalam Api Penyucian 

 

Saya tahu, seperti yang saya katakan, bahwa ketika saya meninggal dunia, saya hanya meninggalkan tiga permintaan. Semoga anggota keluarga saya yang masih hidup tidak akan memgabaikan hal ini, bahwa saya memiliki Misa dan Penguburan Requiem Latin Tradisional di tanah suci, dan tidak ada yang boleh berasumsi bahwa saya atau siapa pun telah langsung naik ke Surga. Lebih baik meragukan dan melakukan semua yang kita bisa untuk mendoakan jiwa-jiwa itu ke Surga daripada berasumsi bahwa mereka sudah mendapatkannya. 

Jika kita dapat mengingat itu dan melakukan semua yang kita bisa untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dengan berdoa bagi jiwa-jiwa yang malang di Api Penyucian, kita mungkin kagum dengan tanggapan Surga. Kita dapat melihat tindakan dalam liturgi Pekan Suci bahwa Satu Orang mengalahkan maut, tetapi Dia tidak menghiraukannya. Au contraire, seperti yang digambarkan Mel Gibson dengan sangat bagus - dan hal itu tidak benar-benar bisa menggambarkan apa yang Kristus alami bagi kita. Dia membayar harga Pendamaian dengan pengorbanan pendamaian-Nya sendiri. Itulah mengapa Misa Requiem sangat diperlukan ketika kita mati, jubah hitam untuk mengingatkan kita bahwa jiwa kita perlu dibersihkan dan kita perlu berdoa untuk orang yang meninggal, bukannya melupakan mereka. 

Ya, saya mungkin terlalu terburu-buru dalam berbicara tentang subjek yang tidak wajar seperti kematian saya sendiri, tetapi kemudian, adalah perlu bagi kita untuk selalu siap. Yesus, para Orang Kudus, dan Gereja Kudus-Nya telah menghancurkan rumah itu. Kita harus menyalakan pelita kita agar kita siap ketika Mempelai Pria datang. Dengan mempertimbangkan hadiah terakhir, saya berharap apa yang telah saya ungkapkan dalam editorial ini bukan hanya pandangan picik saya, tetapi untuk kita semua – adalah sebuah cetak biru, atau jika Anda mau, Harapan Kematian untuk Kehidupan Kekal! 

Satu-satunya cara untuk memenuhinya adalah dengan bersedia mempertaruhkan hidup kita, bersedia diuji seperti emas di dalam tungku. Ya, saat ini sedang sangat panas, tetapi kita, umat Katolik tradisionalis, harus terbiasa dengannya. Ya, kami idealis untuk berpikir bahwa pada akhirnya Paus ini akan mau membalikkan keadaan, atau bahwa orang-orang pada akhirnya akan bangun dan kembali kepada Gereja Sejati. Tetapi, hei, tanpa terlalu berharap, apa yang akan mendorong para Rasul terus maju? Mereka juga tahu - dan kita juga harus bersiap - bahwa mereka akan dianiaya dan bahkan diancam. Kristus sudah memberi petunjuk kepada kita tentang hal ini dalam Lukas 21:12 dan Yohanes 15:20. Kita seharusnya tidak terkejut. Namun, yang menyedihkan, yang mengejutkan kita, adalah betapa sedikitnya umat  yang dikondisikan untuk menderita, bahkan mati demi Iman Sejati. Ketika waktu semakin pendek bagi kita semua, ada pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri: Apakah kita siap untuk mati bersama dan untuk Dia?

 

*****

LDM, 25 September 2020

Mengapa Begitu Banyak Orang Pergi ke Neraka

Pedro Regis 5021 - 5025

Vatican Membela ‘Perjanjian Dengan Iblis’

Tentang Api Penyucian – Bagian I

Tentang Api Penyucian – Bagian II

Tentang Api Penyucian – Bagian III

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment