Monday, February 13, 2017

Vol 2 - Bab 58 : Cara-cara untuk menghindari Api Penyucian

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 58

Cara-cara untuk menghindari Api Penyucian
Devosi yang besar kepada Perawan Terberkati
Pastor Jerome Carvalho
St.Bridget
Skapulir Gunung Karmel

Seorang hamba Allah telah meringkaskan cara-cara ini dan menyingkatkannya menjadi dua : “Marilah kita membersihkan jiwa-jiwa kita dengan air dan api”, yaitu dengan air dari ‘air mata’ dan api dari ‘kemurahan hati dan perbuatan baik’. Kenyataannya, kita bisa membagi semua itu dalam dua tindakan ini, dan hal ini memang selaras dengan Kitab Suci, dimana kita melihat bahwa seluruh jiwa-jiwa dibersihkan dari noda dosa dan dimurnikan seperti emas didalam tungku pembakar. Namun lebih dari semuanya, kita harus berusaha mencari hal yang praktis, maka marilah kita mengikuti cara yang telah kita tunjukkan, dan yang telah dilaksanakan dengan sangat berhasil oleh para kudus dan umat beriman yang bersemangat.
Yang pertama, untuk memperoleh kemurnian yang besar dari jiwa, dan akibatnya, tidak memiliki alasan untuk takut kepada Api Penyucian, maka kita harus memiliki devosi yang besar kepada Perawan Maria Terberkati. Ibu yang amat baik hati ini akan menolong anak-anaknya yang terkasih untuk memurnikan jiwa-jiwa mereka serta memperpendek masa tinggal mereka di Api Penyucian, agar mereka menjalani kehidupan ini dengan kepercayaan yang terbesar. Maria ingin agar mereka tidak mengalami kesulitan didalam masalah ini, dan agar mereka tidak membiarkan dirinya dihalangi oleh rasa takut yang berlebihan, seperti halnya dia sendiri sudi mengatakan kepada hambanya, Jerome Carvalho yang telah kita bicarakan diatas. “Percayalah puteraku”, Maria berkata kepadanya,”aku adalah Bunda Kerahiman bagi anak-anakku yang ada didalam Api Penyucian dan yang masih hidup di dunia”. Didalam buku the Revelations of St. Bridget, kita membaca hal yang mirip : “Aku adalah”, demikian kata Perawan Terberkati, “Bunda dari orang-orang yang berada di tempat penebusan. Doa-doaku bisa meringankan pemurnian-pemurnian yang dijatuhkan pada mereka atas kesalahan-kesalahan mereka”.
Mereka yang mengenakan skapulir suci memiliki hak istimewa dari perlindungan Maria. Devosi dengan skapulir suci ini tidak seperti halnya dengan rosario, tidaklah berisi doa-doa, tetapi lebih ditekankan kepada perbuatan-perbuatan kesalehan dengan menjalankan tindakan tertentu, seolah skapulir itu sebagai ‘baju dinas’ dari Ratu Surga. Skapulir dari Bunda Gunung Karmel yang kita bicarakan ini, berasal dari abad 13, dimana pertama kali hal itu dianjurkan oleh Simon Stock Terberkati, Kepala ke V dari Ordo Gunung Karmel. Hamba dari Maria yang sangat bersemangat ini, yang lahir di Kent, Inggris, pada tahun 1100, ketika masih muda, dia mengasingkan diri disebuah hutan terpencil untuk memusatkan perhatiannya kepada doa dan silih. Sebagai tempat tinggalnya dia memilih lubang dari sebuah pohon dimana disitu dia memasang salib dan gambar dari Perawan Terberkati, yang dia hormati sebagai Ibunya, dan dia tak pernah berhenti berdoa dengan perhatian yang amat besar. Selama 12 tahun dia memohon kepada Maria agar memberitahu dia apa yang harus dilakukannya yang sangat berkenan bagi Putera Ilahinya. Sang Ratu Surga mengatakan kepadanya agar dia masuk Ordo Gunung Karmel, yang secara khusus bekerja untuk melayani Maria. Simon mematuhi hal ini. Dan dengan perlindungan dari Maria, dia menjadi religius yang patut dijadikan teladan serta menjadi hiasan bagi Ordo Gunung Karmel, dimana dia kemudian menjadi Kepala disitu pada tahun 1245.
Pada suatu hari, 16 Juli 1251, Bunda Terberkati nampak kepadanya dengan dikelilingi oleh banyak sekali roh-roh Surgawi dan dengan cahaya dan sukacita yang sangat besar. Maria menunjukkan kepada Simon sebuah skapulir yang berwarna coklat samabil berkata :”Terimalah, puteraku yang terkasih, skapulir dari ordomu ini. Ia merupakan lencana dari konfraternitas milikku serta sebagai jaminan dari sebuah hak istimewa yang telah kuperoleh bagimu dan bagi saudara-saudaramu di Gunung Karmel. Mereka yang meninggal dan berdevosi mengenakan skapulir ini, akan diluputkan dari api yang kekal. Ia merupakan tanda keselamatan, sebagai penolong terhadap bahaya, sebagai lencana perdamaian dan perlindungan yang khusus, hingga Akhir Zaman”. Lalu orang tua yang sangat berbahagia itu, dimana-mana menyebarkan karunia yang dia terima tu sambil memperkenalkan skapulir itu, menyembuhkan orang-orang yang sakit, melakukan keajaiban-keajaiban sebagai bukti dari misinya yang amat menakjubkan itu. Segara saja Raja Edward I, raja Inggris, kemudian Louis IX, raja Perancis, dan semua penguasa di Eropa dan seluruh warga mereka, menerima devosi yang baru itu. Dari sejak itu mulailah dirayakan konfraternitas skapulir, yang segera sesudahnya hal itu disahkan oleh Tahta Suci.
Tidak puas dengan memberikan hak istimewa ini, Perawan Maria memberikan janji berikutnya kepada para anggota konfraternitas skapulir ini, dengan meyakinkan mereka untuk segera membebaskan mereka dari penderitaan Api Penyucian. Sekitar 50 tahun setelah kematian Simon Terberkati, Paus Yohanes XXII ketika sedang berdoa pagi, dia melihat Bunda Allah nampak dikelilingi oleh cahaya terang dan dia mengenakan skapulir Gunung Karmel. Diantaranya Bunda Maria berkata :”Jika diantara religius atau anggota konfraternitas Gunung Karmel, yang karena kesalahan mereka, dihukum didalam Api Penyucian, maka aku akan turun ke tengah-tengah mereka sebagai Ibu yang amat lembut pada hari Sabtu setelah kematiannya. Aku akan mengentaskan mereka dan menuntun mereka ke gunung yang suci dari kehidupan kekal”. Ini adalah kalimat yang ditaruh oleh Paus di bibir Maria didalam perayaan 3 Maret 1322 yang sering disebut sebagai Sabbatine Bull. Dia menyimpulkan :”Karena itu aku menerima indulgensi yang suci ini. Aku mengesahkan hal itu di dunia, sebagaimana Yesus Kristus yang bermurah hati dengan memberikan hal itu di Surga melalui jasa-jasa dari Perawan Terberkati”. Hak istimewa ini kemudian diteguhkan oleh berbagai aturan serta dekrit dari Paus.
Begitulah devosi dengan skapulir suci ini. Hal ini dikuatkan oleh berbagai tindakan dari jiwa-jiwa yang suci diseluruh dunia Kristiani, melalui kesaksian dari 22 orang Paus, melalui tulisan-tulisan dari para penulis suci yang tak terhitung jumlahnya, dan melalui berbagai keajaiban selama 600 tahun ini. Paus Benediktus XIV berkata :”Dia yang mempertanyakan validitas dari devosi skapulir itu ataupun menyangkal hak-hak istimewanya, merupakan seorang penghina agama yang congkak”.



No comments:

Post a Comment