Friday, April 5, 2019

Vortex - PILIHAN YANG MEMUAKKAN


Wilton Gregory


Vortex - pilihan yang memuakkan
Tapi itu adalah kemenangan bagi sarang homosexual dalam hierarki.


April 5, 2019  


Sedikit perhatian sebelum kita mulai: Beberapa dari ulasan Vortex kali ini agak kasar.

Konfirmasi kemarin oleh Vatikan tentang pemilihan Uskup Agung Atlanta, Wilton Gregory, untuk menggantikan Kardinal Donald Wuerl, si pembohong, yang ketahuan dan dipermalukan, sebagai uskup agung Washington, D.C. amatlah memuakkan – sebagai sesuatu yang harus ditentang oleh umat beriman di Washington D.C.

Selama enam bulan hingga sekarang, umat beriman telah mengadakan doa bersama di depan umum dan memohon kepada Roma untuk memilih uskup yang baik, setelah terbukanya fakta menjijikkan tentang keterlibatan Donald Wuerl dalam upaya menugaskan imam-imam homopredator, serta perbuatannya yang berbohong tentang apa yang dia ketahui tentang McCarrick, dan kemudian tertangkap-basahlah dia dengan berbagai kebohongannya itu.

Tetapi inilah cara kerja dari sarang homoseksual di dalam Gereja. Para uskup homoseksual dan sekutu mereka di keuskupan mempromosikan dan memajukan satu sama lain seperti dalam metode bisnis, seperti biasa: untuk menutupi dosa dan kejahatan masing-masing begitu mereka meninggalkan jabatannya.

                                                                                
                                                      

 Wuerl dipilih oleh McCarrick untuk menggantikannya di D.C. karena dia membutuhkan seorang pria yang akan menutupi kebusukannya sendiri begitu dia tidak lagi memegang kendali langsung di D.C.

Maka Wuerl sangat senang dengan bisa memasuki dan mengambil kendali wilayah Washington D.C. dan sebagai imbalannya dia harus bersedia melindungi punggung Card. McCarrick jika ada yang dipertanyakan atas dirinya.

Namun apa yang tidak diantisipasi oleh sarang homoseksual dalam hierarki Gereja itu adalah berita tentang beberapa dekade pelecehan dan pencabulan seksual yang dilakukan oleh McCarrick dan predasi terhadap para seminaris, telah menjadi publik.

Bagaimana pun juga mereka berusaha untuk mencoba dan mencegah mencuatnya kasus memalukan ini, tetapi bendungan itu akhirnya jebol juga dan segala macam berita miring muncul tidak hanya melibatkan McCarrick, tetapi banyak dari kelompok mereka juga.

Tiba-tiba, kebohongan dan upaya untuk menutup-nutupi itu terlihat oleh publik. Orang-orang seperti Wuerl, Tobin, Myers, Farrell dan Cupich, semuanya ketahuan memiliki hubungan pribadi dengan McCarrick dan kejahatannya menyebar ke seluruh halaman depan surat kabar di seluruh dunia.

Mereka masuk kedalam keadaan putus asa dan melakukan apa pun yang bisa dilakukan oleh penipu seperti mereka itu. Mereka berbohong, berulang-ulang, di depan umum.

Dan kemudian, Uskup Agung ViganĂ² mengungkap kebohongan mereka dalam kesaksiannya pada musim panas dan musim gugur lalu (2018) di mana dia menyebutkan nama-nama dan mengatakan bahwa Wuerl telah berbohong. Tidak heran jika ada laporan bahwa ada bahaya terhadap hidupnya, dan karena itu dia (Uskup Agung ViganĂ²) bersembunyi karena takut. Sarang homoseksual dalam hierarki Gereja tidak akan berhenti sampai disini untuk melindungi diri mereka sendiri.

Inilah yang membawa ingatan kita kembali kepada Uskup Agung (homoseksual) Wilton Gregory, seorang anak didik homoseksual Kardinal Joseph Bernardin dari Chicago, di mana Gregory adalah seorang pembantu tingkat tinggi.

Bernardin mendirikan sebuah paroki-ramah-gay di Resurrection, merayakan Misa gay sebagai misa pembuka di sana, dan dia sangat senang dan puas melihat spanduk-spanduk gay yang bergantungan di dalam Gereja yang menghalangi pandangan kepada salib Kristus.

Adalah paroki dan panji-panji gay inilah yang tahun lalu yang membuat pastor Paul Kalchik, seorang pastor ortodox yang tetap setiap kepada ajaran Kristus, terpaksa harus melarikan diri ke persembunyian setelah dia dan beberapa umat menemukan dan membakar bendera-bendera gay (pelangi) di dalam Gereja. Begitu juga pastor yang ditunjuk oleh Kardinal Joseph Bernardin untuk bertugas di paroki Resurrection adalah seorang homoseks aktif yang ditemukan tewas di pastorannya ketika sedang melakukan hubungan sex dengan mesin (boneka) seks bertenaga listrik. Saat petugas membersihkan kamarnya, ratusan kaset VHS gay-porno ditemukan disitu yang kemudian dibawa dan dihancurkan oleh pihak keuskupan agung.

Kardinal Joseph Bernardin mendirikan kantor gay resmi pertama di wilayah di Amerika Serikat, AGLO, yang masih sangat aktiv di Chicago, dengan tujuan utama untuk menumbangkan Faith Katolik. Kardinal Joseph Bernardin aktif memajukan dan mendorong para pria homoseksual aktiv untuk memasuki profesi imamat maupun episkopat.

Berbagai sumber yang dapat dipercaya, menunjukkan bahwa pada puncak dari apa yang disebut "Mesin Bernardin," si Bernardin sendiri terbukti membekingi hampir 100 orang pria untuk melayani para uskup yang gay, dan dengan begitu dia memegang kontrol operasional Gereja untuk masuk ke sarang homoseksual di Amerika Serikat.

Kenyataannya, dalam banyak kasus, jika seseorang bukan menjadi bagian dari sarang homosex ini, maka dia memiliki peluang sangat kecil untuk menjadi uskup yang disahkan, atau jika dia berhasil melewati celah-celah itu, entah bagaimana, dia tidak akan pernah menjadi terkenal karena Bernardin memiliki suara kuat dan menentukan disitu - dan Bernardin punya banyak alasan. Dibawah Bernardin inilah, Wilton Gregory (orang yang ditunjuk oleh Vatikan untuk menjadi uskup agung Washington D.C.) dilatih dan kemudian dipromosikan melalui sistem yang dibangunnya.

Ketika dia tiba di Atlanta pada tahun 2004, tidak butuh waktu lama baginya untuk mulai "bermain gay" di keuskupan agung, menerapkan apa yang telah dia pelajari dari kaki si ratu lebah di Chicago. Dia secara rutin mengabaikan keluhan umat Katolik yang setia, tentang partisipasi paroki Atlanta di dalam parade kaum gay.

Dia telah menyambut baik dan mempersembahkan Misa untuk sebuah kelompok yang dikenal sebagai ‘Keluarga-keluarga Beruntung,’ sebuah kelompok "Katolik" pro-gay yang sama sekali menentang ajaran Gereja tentang homoseksualitas. Hal ini dan serangkaian inisiatif gay lainnya membuatnya benar-benar tidak cocok untuk bertugas di keuskupan agung, apalagi untuk memimpin umat Katolik di Washington D.C. Catholic.

Dan pertimbangkan berikut ini: Cardinal Donald Wuerl menjabat di Kongregasi Uskup-uskup di Roma. Pencalonan Gregory untuk jabatan barunya tidak akan terjadi tanpa restu darinya.

Wuerl, selama bulan-bulan pasca-pengunduran dirinya, telah berada di Roma hampir setiap minggu, di mana di antara hal-hal lain, dia telah mengajukan petisi dan berkampanye agar Gregory menduduki jabatannya sebelumnya.

Hal itu berarti, mengingat masa lalu kebohongan dan penipuan Wuerl, Gregory memahami bahwa perannya selama empat tahun ke depan sampai pengunduran dirinya yang wajib pada usia 75, yang kemudian harus dilepaskan, adalah untuk menutupi kasus-kasus Wuerl.

Dengan apa yang tampak semakin mirip dengan investigasi RICO Departemen Kehakiman AS, menjadi kenyataan, Gregory mungkin akan segera mengalami ‘penyesalan pembeli’ pada penempatan terbarunya nanti. Tetapi satu hal lain juga perlu dibuat. Dalam dua tahun lebih sedikit, Cardinal Donald Wuerl yang homosex, berbohong, menutup-nutupi, akan memenuhi syarat untuk ikut memilih dalam konklaf. Tetapi pada usia 80, tidak ada kardinal yang dapat memberikan suara.

Wuerl, dalam membawa Gregory kepada jabatan sebelumnya, tidak hanya menjamin keamanan punggungnya sendiri agar tetap tersembunyi, ketika para pengacara AS mulai mengintipnya, tetapi hal itu juga berarti bahwa pada konsistori berikutnya, Gregory kemungkinan besar akan dijadikan seorang kardinal oleh Paus, karena dia adalah uskup agung DC, dengan demikian memastikan bahwa seorang anggota sarang homoseksual akan terus mempertahankan kursinya di konklaf berikutnya.

Siapa pun yang berpikir bahwa semua ini akan segera berlalu, dia tidak bisa memahami kenyataan dari situasi ini. Sarang kebusukan homosex sudah di kontrol, dan untuk mengharapkan perubahan dan koreksi dari dalam adalah hal yang naif.

No comments:

Post a Comment