Thursday, November 19, 2015

Seorang kepala kongregasi di Vatikan

Thu Nov 19, 2015 - 3:54 pm EST
Seorang kepala kongregasi di Vatikan dalam masalah Sakramen-sakramen mengatakan : Tidak ada Paus yang dapat mengubah hukum Ilahi mengenai Komuni

ROMA, November 19, 2015 (LifeSiteNews) – Menyusul pernyataan Paus Francis yang nampaknya menyarankan keterbukaan terhadap orang Kristen non-Katolik untuk menerima Komuni Kudus, kardinal yang mengepalai kongregasi di Vatikan yang berurusan dengan Sakramen-sakramen telah mengatakan bahwa ada beberapa prasyarat untuk menerima Komuni Kudus dan jika prasyarat-prasyarat ini tidak terpenuhi, dan jika pelaksanaan prasyarat itu tidak diketahui oleh publik, maka para utusan yang memberikan sakramen-sakramen itu "tidak berhak untuk memberi komuni kpdnya."
Kardinal Robert Sarah, prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi serta Disiplin Sakramen-sakramen, menambahkan, tentang imam-imam: "Jika mereka melakukannya (memberikan Komuni kepada orang Kristen non-Katolik), maka dosa mereka akan lebih serius di hadapan Tuhan. Karena hal itu akan menjadi sebuah keterlibatan yang jelas dan direncanakan dan merupakan pencemaran terhadap Tubuh dan Darah Kudus Yesus."
Pernyataan-pernyataan dari Kardinal Sarah ini berasal dari sebuah artikel di majalah Katolik Perancis L'Homme Nouveau. Seorang pengamat spesialis Vatikan, Sandro Magister, telah menerbitkan kutipan dari tulisan itu lebih dahulu.
“Seluruh Gereja selalu berpegang teguh bahwa seseorang tidak dapat menerima Komuni Kudus dalam keadaan dosa berat, sebuah prinsip yang definitif yang ditetapkan oleh Yohanes Paulus II pada tahun 2003 dalam ensiklis berjudul 'Ecclesia de Eucharistia,'" kata prefek itu. "Bahkan seorang pauspun tak bisa lepas dari sebuah hukum ilahi."
Dengan kebingungan yang kini semakin merajalela termasuk di antara para klerus tentang sikap Paus Francis mengenai Komuni bagi mereka yang dalam keadaan dosa berat, seperti misalnya mereka yang  bercerai dan menikah lagi, pasangan homoseksual, dan lain-lain, pernyataan Kardinal Sarah ini datang tepat pada saat yang kritis.
Mengenai "Komuni bagi semua orang, tanpa diskriminasi," Kardinal Sarah mengatakan bahwa mereka yang dalam keadaan dosa berat dan yang tidak bertobat (kecuali karena kebodohan yang total) "akan tetap berada dalam keadaan dosa berat dan akan melakukan dosa besar jika dia menerima Komuni."
Meski dalam kasus yang terberat pada seorang istri yang disalahgunakan yang meninggalkan pernikahan pertamanya dan menikah lagi tanpa pembatalan resmi dari Gereja, Kardinal Sarah mengatakan bahwa tidak ada Komuni baginya kecuali dia memutuskan untuk hidup tanpa hubungan seksual dengan pasangan barunya.
Pernyataan-pernyataan kardinal Sarah yang paling keras ini, bagaimanapun juga, adalah merupakan keprihatinannya di tengah kebingungan mengenai Komuni Kudus di antara para klerus. "Hati saya merasa sangat terluka ketika sebagai seorang uskup saya menyaksikan ketidak-pahaman atas pengajaran definitif dari Gereja di pihak saudara-saudara saya sesama imam," katanya. "Saya tidak bisa membiarkan diri saya membayangkan bahwa sebagai penyebab dari kebingungan seperti itu adalah berupa tidak cukupnya pendidikan dan pembentukan dari saudara-saudara saya itu."
Mengingat posisinya sebagai "orang yang bertanggung jawab atas disiplin sakramen-sakramen dalam seluruh Gereja Latin," Kardinal Sarah mengatakan dia "terikat dalam hati nuraninya" untuk menyampaikan ajaran Gereja mengenai seksualitas – yang menjadi sumber dari banyaknya kebingungan saat ini.
Gereja, katanya, "mencela menurunnya pengajaran yang berhubungan dengan kasih manusia: homoseksualitas, poligami, chauvinisme, free sex, perceraian, kontrasepsi, dll"
"Namun Gereja tidak menyalahkan siapapun. Namun Gereja juga tdak membiarkan mereka tenggelam didalam dosa-dosa mereka. Seperti Gurunya, Gereja memiliki keberanian dan kemurahan hati untuk mengatakan kepada mereka: “Pergilah dan mulai sekarang janganlah berbuat dosa lagi "
"Gereja tidak hanya menyambut orang-orang dengan belas kasihan, rasa hormat, dan keenakan saja. Tetapi dengan teguh Gereja mengundang semua orang kepada pertobatan. Sebagai pengikutnya, saya mempromosikan pemberian belas kasih bagi orang-orang berdosa – dimana kita semua adalah pendosa -- tetapi juga tetap hidup didalam dosa adalah bertentangan dengan kasih Allah yang diakui melalui Sakramen Ekaristi (Komuni)"


No comments:

Post a Comment