Friday, January 6, 2017

USKUP SCHNEIDER: FREEMASONRY ADALAH SEBUAH ALAT DARI SETAN ....

USKUP SCHNEIDER: FREEMASONRY ADALAH SEBUAH ALAT DARI SETAN YANG BERUSAHA UNTUK MENGHANCURKAN GEREJA



Uskup Athanasius Schneider, uskup pembantu dari Astana, Kazakhstan, yang bekerja-sama dengan Kardinal Burke, telah memberikan ceramah tentang “Mary, conqueror of all heresies”, di mana dia memperingatkan bahwa Freemasonry adalah "alat dari setan". Uskup Schneider menyampaikan pengamatan ini dalam konteks tahun 2017 yang menjadi peringatan 300 tahun dari berdirinya Freemasonry yang diawali dengan pembentukan Grand Lodge di London.

Uskup Schneider menggambarkan bahwa dalam kurun 300 tahun ini Freemasonry dalam keadaan terus bergolak dan tersembunyi, dalam mengejar ambisinya yang revolusioner dan subversif. Dia menggambarkan Freemasonry sebagai "alat setan" yang sebagian besar berusaha menghindar dari ‘terangnya siang hari’ sejak saat berdirinya dulu. 
Selanjutnya uskup Schneider mengingatkan kita akan renungan St Maximilian Kolbe tentang perayaan yang agresif dari Freemason pada saat ulang tahun ke-200 mereka di Roma pada tahun 1917, di tengah-tengah Perang Dunia Pertama. Uskup Schneider mengaitkan renungan St Maximilian Kolbe mengenai Freemasonry yang secara terbuka menyatakan perang terhadap Gereja Katolik. Freemason mengotori Roma dengan poster-poster yang menunjukkan betapa Malaikat Agung St.Michael dikalahkan di tanah dan diinjak-injak di bawah kemenangan Lucifer. Dalam protes mereka kepada Gereja Katolik, Freemason juga menampilkan bendera hitam dari bidaah Giordano Bruno, seorang biarawan Dominika yang mempromosikan pantheisme materialistis, yang menjadi keyakinan sentral dari Freemasonry. (Bruno juga menolak doktrin-doktrin dasar dari Iman Katolik). 
Sebagai konsekuensi karena menyaksikan permusuhan Freemason terhadap Gereja pada tahun 1917, St Maximilian Kolbe memutuskan untuk membentuk Militia Immaculatae (Milisi Immakulata) untuk melawan tindakan Lucifer.

Dalam ceramahnya, uskup Schneider melanjutkan dengan menyatakan bahwa tujuan Freemasonry adalah untuk menghilangkan seluruh doktrin Allah, terutama doktrin Katolik. Untuk mencapai tujuan ini Freemason telah menggunakan berbagai asosiasi dan organisasi kemasyarakatan. Menurut uskup Schneider, Freemasonry berusaha melemahkan dan merusak moralitas karena mereka yakin bahwa jika mereka tidak merusak moralitas masyarakat maka mereka tidak bisa mengalahkan Gereja Katolik, karena mereka tidak dapat mengalahkannya dengan argumen-argumen yang logis. 
Uskup Schneider menyimpulkan refleksinya tentang Freemasonry dengan mengamati bahwa tindakan masonik untuk merusak moral masyarakat dan mau mengalahkan Gereja Katolik, saat ini telah menemukan momentumnya lagi. Menanggapi hal ini, dia berkata bahwa tanpa diragukan lagi Santa Perawan Maria, Yang Dikandung Tanpa Noda, pada akhirnya akan menghancurkan kesesatan antikris, yang terbesar dari segala masa. 
Sebelumnya, pada tahun 2016 uskup Schneider memberikan wawancara kepada Daniel Blackman bagi media One Peter Five di mana dia membahas pengaruh subversif dari Freemasonry:

Uskup Schneider: Freemasonry itu sendiri, secara intrinsik, tidak kompatibel dengan iman Kristiani atau Katolik, secara intrinsik ia tidak sejalan, karena sifat freemasonry adalah anti-Kristiani. Mereka menyangkal Kristus, dan mereka menyangkal kebenaran objektif, mereka mempromosikan relativisme, yang bertentangan dengan kebenaran, bertentangan dengan Injil.  Jadi mereka mempromosikan kesalahan doktrinal dari filosofi Masonik. Ini tidak sesuai dengan iman Kristiani dan Katolik.

Freemasonry juga memiliki aspek esoteris, yang bukan merupakan Kristiani. Mereka memiliki berbagai ritual dan upacara yang esoteris, yang mereka akui secara terbuka, dan upacara-upacara semacam itu bertentangan dengan Iman Katolik. Simbol-simbol dan ritual mereka menunjukkan bahwa mereka menentang kebenaran-kebenaran Ilahi yang ada di dalam Injil - hal ini menunjukkan bahwa Freemasonry adalah suatu agama yang lain. Saya ulangi, freemasonry adalah agama yang lain, itu adalah agama anti-Kristus. 
Bahkan ketika mereka melakukan perbuatan baik, karya-karya amal dan sebagainya, hal-hal yang berbahaya itu tetap ada. Karya amal mereka bukanlah pembenaran bahwa kita dapat menerima freemasonry, hanya karena perbuatan baik mereka saja. Saya tidak akan pernah mengakui doktrin dan ritual mereka yang bertentangan dengan kebenaran-kebenaran Ilahi dari Injil. Gereja tidak pernah bisa menerima hal ini. Deklarasi dari Kongregasi untuk Ajaran Iman 1983 mengenai freemasonry masih berlaku hingga kini. Menurut Deklarasi ini, adalah merupakan sebuah dosa berat untuk menjadi freemason - bahkan Paus Francis tidak merubah hukum ini. Ajaran ini adalah resmi dan masih berlaku. 
Daniel Blackman: Pada tahun 2013, dalam penerbangan kembali dari Rio de Janeiro, Paus Francis membuat rujukan kepada lobi Masonik. Baru-baru ini, Kardinal Ravasi, di koran Italia Il Sole 24 Ore, menyerukan diadakannya dialog yang baru dan saling berbagi ide dan wawasan dengan Freemasonry. Apakah itu berarti bahwa Masonry telah menang di dalam Gereja?

Uskup Schneider: Tentu saja kita tahu bahwa Freemasonry memiliki pengaruh yang paling kuat dalam semua tingkatan masyarakat manusia. Ini adalah nyata dan jelas. Secara teoritis, ketika seseorang mendukung pemimpin dari sebuah organisasi anti-Kristen yang sangat berpengaruh, maka ada kecenderungan bahwa organisasi yang menjadi musuh itu telah berhasil mempengaruhi dia, hal itu adalah sangat logis. Jadi adalah logis, selama berabad-abad ini, bahwa mereka akan mencoba dan mungkin berhasil menyusupkan dirinya beserta ide-idenya ke dalam berbagai tingkatan dalam Gereja - ini jelas bagi saya.

Sulit untuk menunjukkan hal itu secara konkret, untuk mengidentifikasi, siapa anggota berbuat yang seperti itu. Hal ini sangat sulit dan berbahaya, karena seseorang mungkin dituduh menjadi anggota dari musuh, namun nantinya terbukti bahwa orang tersebut bukanlah anggota secara resmi. Ini karena kerahasiaan dan esoterisme dari Freemasonry yang membuatnya sulit dilacak. 
Orang bisa berasumsi bahwa seorang klerus, imam, uskup, atau kardinal, memiliki kaitan tertentu dengan kaum mason melalui berbagai pembicaraannya. Kami mendengar ada beberapa klerus yang berbicara seperti Freemason, secara jelas, ketika mereka membuka mulut mereka, dimana mereka menggunakan istilah-istilah dan konsep-konsep yang khas dari kelompok masonik. Dia bisa saja menjadi seorang anggota, tetapi anda harus membuktikannya, tapi setidaknya ketika dia berbicara dia memiliki semangat Freemason, meskipun dia bukan anggota formal, tetapi beberapa uskup dan kardinal telah berbicara dengan jelas memakai semangat Masonik. Saya mengatakan hal ini, bukan berarti bahwa mereka secara resmi adalah anggota Freemason.

Komentar
Dr Rudolf Graber, uskup dari Regensburg (1903-1992), menulis tentang rencana-rencana Freemasonry untuk menghancurkan Gereja dalam bukunya, “Athanasius and the Church of our time”. Dia mengutip dari surat yang ditulis oleh seorang Freemason pada tahun 1839: 
Janganlah kita menyepelekan kejahatan; dalam upaya untuk berkembang hingga mencapai patriotisme dan kebencian yang besar terhadap Gereja, kita harus melihatnya secara utuh. Katolisitas tidak lebih takut kepada belati tajam dari daripada monarki, namun dua fondasi dari tatanan sosial ini cenderung runtuh karena kebusukan moral; dalam segala peristiwa kita tidak akan pernah membiarkan diri kita menjadi rusak. Tidak usah kita menciptakan martir-martir, tetapi marilah kita mempopulerkan kejahatan di antara orang banyak. Apapun yang diinginkan oleh panca indra mereka haruslah dipuaskan ... Ciptakanlah hati yang penuh kejahatan maka anda tidak akan lagi memiliki umat Katolik. Itu adalah pembusukan, dan dalam skala besar, yang telah kita lakukan saat ini, pembusukan moral umat oleh para klerus, dan pembusukan moral para klerus oleh umat, pembusukan yang menuntun kita semua untuk menggali kubur Gereja". (dari : Athanasius and the Church of our time, p.40).

Originally published at EWTN Great Britain. 


No comments:

Post a Comment