Monday, January 9, 2017

Vol 2 - Bab 48 : Berbagai manfaat

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 48

Berbagai manfaat
Karunia sementara
Wanita Neapolitan dan catatan misterius

Untuk membuktikan bahwa jiwa-jiwa di Api Penyucian menunjukkan rasa terima kasih mereka, terutama dengan melalui karunia-karunia yang bersifat sementara, Pastor Rossignoli menceritakan sebuah kejadian di Naples yang mirip dengan apa yang telah kita baca diatas. 
Didalam kisah Injil meskipun tidak dianjurkan kepada semua orang untuk mempersembahkan kepada Tuhan sedekah yang banyak seperti Judas Machabeus, yang mengirimkan 12 ribu dirham ke Yerusalem sebagai kurban dan doa untuk dipersembahkan bagi orang yang meninggal, tetapi hanya ada sedikit saja orang yang melakukan persembahan seperti janda miskin didalam Injil itu, yang dipuji oleh Juru Selamat kita. Wanita itu hanya memberikan dua peser, tetapi Yesus bersabda :”Dua peser ini adalah lebih berharga dari pada semua emas dari orang-orang kaya, karena janda itu memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya (Mark. 12:44). Contoh yang cukup menyentuh ini ditiru oleh seorang wanita Neapolitan yang sederhana, yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sumber penghasilan keluarga itu tergantung kepada pendapatan setiap hari suaminya, yang setiap malam membawa pulang hasil dari pekerjaannya.
Celakanya, ayah yang miskin ini pada suatu hari dipenjara karena hutang-hutangnya, sehingga tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarga terletak di pundak ibu yang bersedih itu, yang tak memiliki apa-apa lagi kecuali kepercayaan kepada Allah. Dengan iman dia memohon kepada Kuasa Ilahi untuk menolongnya, dan terutama untuk melepaskan suaminya yang merana didalam penjara karena kemiskinannya.
Wanita itu pergi kepada seorang pria yang kaya dan dermawan dan dia menceritakan kisah sedih yang dialaminya sambil menangis. Tuhan hanya mengijinkan wanita itu untuk menerima bantuan sedekah sedikit saja, sekeping uang berharga sekitar 10 sen. Sangat sedih sekali dia memasuki Gereja dan memohon kepada Tuhan untuk menolong mengatasi kesulitannya, karena dia tak bisa berharap lagi dari dunia ini. Dengan sebuah inspirasi, tidak ragu lagi, bahwa hal itu berasal dari malaikat pelindungnya. Wanita itu mendapatkan belas kasihan dari jiwa-jiwa suci, karena wanita itu telah memperhatikan penderitaan mereka dan karena terima kasih mereka kepada orang-orang yang telah mau menolong mereka. Dengan penuh percaya wanita itu menuju sakristi, mempersembahkan sedikit uang yang dimilikinya itu dan meminta Misa Kudus bagi orang yang meninggal. Imam yang baik hati yang ada disitu segera melaksanakan Misa Kudus bagi ujub wanita itu dan naik ke altar, sementara wanita itu bersujud di lantai, mengikuti Misa Kudus itu, dan dia mempersembahkan doa-doanya bagi orang-orang yang meninggal.
Wanita itu kembali dengan hati yang terhibur seolah dia sudah menerima janji dari Tuhan bahwa doa-doanya didengarkan. Ketika dia melintasi jalan yang ramai dari kota Naples, dia disapa oleh seorang tua yang berpenampilan terhormat, yang menanyakan dari mana dan mau kemana dirinya. Wanita yang bersedih itu menceritakan kesedihannya, termasuk ketika dia menggunakan sedikit uang hasil sedekah yang diterimanya itu untuk Misa Kudus. Orang tua itu sangat tersentuh oleh kesedihan wanita itu dan dia memberikan sedikit nasihat kepadanya dan memberinya sebuah catatan didalam sebuah amplop dan meminta wanita itu agar menyerahkan surat itu kepada seseorang. Kemudian orang tua itu pergi
Wanita itu segera pergi menuju rumah yang dimaksud untuk menyampaikan surat itu. Kemudian pria yang bersangkutan setelah membuka amplop itu, merasa terkejut dan seperti pingsan rasanya. Dia mengenali bahwa tulisan itu adalah milik ayahnya yang telah meninggal beberapa saat sebelumnya. “Dimana engkau dapatkan surat ini ?”, tanyanya. “Tuan”, jawab wanita yang baik hati itu, “ia dari seorang pria tua yang menyapaku di jalan. Aku menceritakan kesedihanku kepadanya, dan dia menyuruhku untuk menyerahkan surat itu kepada anda demi dia. Mengenai penampilannya, dia adalah sangat mirip dengan foto yang ada di pintu rumah anda”. Pria itu lebih terkejut lagi oleh cerita wanita ini dan sekali lagi dia membaca surat itu :”Puteraku, ayahmu telah dibebaskan dari Api Penyucian, terima kasih atas Misa Kudus yang dilakukan oleh pembawa surat ini pada pagi tadi. Dia sangat bersedih dan aku menghadapkan dia kepadamu”. Pria itu membaca hingga berulang-ulang tulisan itu, yang telah ditulis oleh tangan yang sangat dikenalnya, oleh seorang ayah yang kini sudah berada diantara orang-orang terpilih. Airmata bahagia membasahi pipinya. “Wanita yang malang”, kata pria itu, “dengan sedekahmu yang tak berarti itu engkau menyelamatkan kebahagiaan dari dia yang memberi aku kehidupan. Kini giliranku, aku akan mempertahankan kebahagiaanmu. Aku akan mencukupi semua kebutuhanmu dan keluargamu”.
Betapa bahagianya pria itu ! betapa bahagianya wanita itu ! Sulit untuk mengatakan mana yang lebih bahagia dari keduanya. Apa yang penting dan paling mudah dilakukan adalah melihat pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini. Ia mengajari kita bahwa tindakan kemurahan hati yang terkecil sekalipun kepada anggota-anggota dari Gereja Yang Menderita amatlah berharga di mata Allah dan bisa mendatangkan keajaiban-keajaiban rahmat dan kerahiman bagi kita.


No comments:

Post a Comment