Saturday, January 19, 2019

CINA KOMUNIS AKAN MENULIS ULANG KITAB SUCI KRISTIANI...





NEWSCATHOLIC CHURCHFAITH

CINA KOMUNIS AKAN MENULIS ULANG KITAB SUCI KRISTIANI AGAR LEBIH SESUAI DENGAN ADAT CINA DAN KOMUNIS

Dorothy Cummings McLean


BEIJING, 18 Januari 2019 (LifeSiteNews) - Ketika pemerintah Cina menangkap para imam, merusak atau menghancurkan gereja-gereja Kristen, dan melakukan kontrol atas para pemimpin Kristiani, pemerintah Cina juga merubah Kitab Suci Kristiani agar sesuai dengan selera mereka.

Pada tahun 2018, pemerintah Cina Komunis memulai rencana lima tahunan untuk membuat kekristenan lebih sesuai dengan apa yang dilihatnya sebagai nilai-nilai Cina dan sosialis yang otentik. Stephen Mosher, penulis Bully of Asia: Why China's Dream Is the New Threat to World Order, mengatakan kepada LifeSiteNews bahwa merubah Alkitab adalah bagian dari rencana ini.
"Ini adalah bagian dari upaya yang lebih besar di Cina untuk ‘menyadarkan’ semua agama, sekaligus menyatukan mereka dengan ideologi Komunis," kata Mosher melalui email.

"Sejauh ini, (1) orang tidak mungkin lagi bisa membeli Alkitab secara online (di Cina), (2) salinan Alkitab yang ada akan disita setiap kali pihak berwenang menemukannya, dan (3) ada versi yang baru dari semua Kitab Suci - Kristen, Buddha, Muslim, dll - yang memperkuat ideologi Komunis di dalam isi Kitab Suci itu," lanjutnya.

Bob Fu, seorang pendeta dari Gereja Evangelis Cina, bersaksi di DPR AS tahun lalu bahwa salah satu cara pemerintah Cina berusaha untuk menjadikan kekristenan lebih "berbau Cina" adalah dengan cara menerjemahkan ulang Perjanjian Lama dan menulis komentar-komentar baru dalam Perjanjian Baru.

"Rencana itu memperjelas bahwa 'menyadarkan’ kristianitas berarti mengubah kristianitas di Cina menjadi “lebih berbau Cina,” Fu mengatakan hal ini kepada anggota Sub-komite Luar Negeri Dewan Urusan Afrika, Kesehatan Global, Hak Asasi Manusia Global, dan Organisasi Internasional September lalu.

Skema ini menekankan bahwa "hati dan jiwa dari penyadaran kekristenan adalah untuk membuat theologi Kristen menjadi lebih ‘berbau’ Cina dan bahkan ingin "menerjemahkan ulang atau menulis ulang Alkitab."

Fu mengatakan, penerjemahan ulang ini akan menyatukan Perjanjian Lama dengan kitab suci Buddha dan ajaran Konfusianisme.

Pendeta itu mengatakan kepada The Christian Post bahwa ada pedoman resmi "bahwa Alkitab yang baru seharusnya tidak terlihat kebarat-baratan dan harus terlihat lebih Mandarin dan mencerminkan etika Cina tentang Konfusianisme dan sosialisme."

"Perjanjian Lama akan menjadi kacau. Perjanjian Baru akan memiliki komentar-komentar baru untuk menafsirkannya."

Rencana lima tahunan pemerintah Cina secara resmi dimulai pada 1 Februari 2017. Di bawah "reformasi," anak-anak tidak lagi diijinkan untuk menghadiri ibadah keagamaan Kristiani. Dalam sebuah perjanjian kesepakatan baru-baru ini dengan rezim Komunis, Paus Fransiskus justru setuju untuk mengakui para uskup dari "Asosiasi Patriotik Katolik" Cina yang skismatik. Sebuah surat kabar Katolik Asia melaporkan bahwa Paus Francis bahkan telah meminta dua orang uskup Katolik ‘bawah tanah’ yang setia kepada ajaran asli Gereja Katolik, untuk menyingkir demi memberi kesempatan kepada uskup-uskup yang didukung oleh pemerintah Cina.

Penyerahan Paus Francis kepada pemerintah Cina ini mendapat kecaman keras dari Cardinal Joseph Zen, yang merupakan mantan uskup agung Hong Kong, serta dari para ahli Katolik lainnya.

No comments:

Post a Comment