Saturday, March 16, 2019

CARDINAL ANGGOTA MAFIA ST.GALLEN MENINGGAL


cardinal anggota mafia St.Gallen meninggal






NEWS: WORLD NEWS
by David Nussman  •  ChurchMilitant.com  •  March 14, 2019

Card. Godfried Danneels, dari Belgia, meninggal pada umur 85 tahun.



Card.Danneels dalam jubah seragam kebesarannya : LGBT



MECHELEN, Belgia (ChurchMilitant.com) - Kardinal Godfried Danneels, 85 thn, mantan kepala keuskupan agung Mechelen-Brussels di Belgia, telah meninggal.

Pensiunan kardinal berusia 85 tahun ini meninggal Kamis pagi (14 Maret 2019). Uskup Agung Mechelen dan Brussels saat ini, Cdl. Jozef De Kesel, mengumumkan mengumumkan kematian Card.Danneels, dengan mengatakan, "Kami terus berterima kasih padanya. Semoga ia beristirahat dalam kedamaian Allah."

Danneels adalah bagian dari koalisi para pemimpin Gereja berhaluan kiri yang dikenal sebagai Mafia St. Gallen - dinamakan demikian menurut kota tempat pertemuan mereka di St. Gallen, Swiss.

Meskipun penyebab pasti kematian kardinal itu tidak diketahui publik, sebuah pernyataan dari para uskup Belgia menyebutkan, "Kesehatan fisiknya berangsur-angsur memburuk."

Paus Francis menyatakan belasungkawa, dan mengatakan dalam sebuah pesan kepada Cdl. De Kesel pada hari Kamis, "Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada Anda dan keluarganya, para uskup Belgia, klerus, orang-orang yang ditahbiskan dan semua umat beriman yang terkena dampak dari duka ini.”

"Pastor yang rajin dan bersemangat ini telah melayani Gereja dengan penuh dedikasi," tambah Paus.

Dikenal sebagai seorang yang liberal di dalam Gereja, Cdl. Danneels berbicara pada tahun 2013 yang isinya mendukung legalisasi pernikahan gay di Belgia, dan dia mengatakan kepada sebuah suratkabar Belanda , "Saya pikir ini adalah perkembangan positif bahwa negara bebas untuk membuka pernikahan sipil bagi kaum gay jika mereka mau."

Anggota lain dari Mafia St. Gallen, adalah Cardinal Jerman, Karl Lehmann, meninggal pada bulan Maret tahun lalu pada usia 81 tahun.

Mafia St. Gallen berperan penting dalam membuat Paus Francis terpilih pada tahun 2013. Kelompok semi-rahasia ini telah berkonspirasi selama bertahun-tahun untuk mendapatkan uskup yang progresif yang akan dipilih menjadi paus. Meskipun kelompok itu bubar pada 2005 ketika mereka gagal memilih Cdl. Argentina, Jorge Bergoglio ke pada tahta kepausan, tetapi mafia itu dibangkitkan lagi pada 2013 setelah Paus Benediktus mengundurkan diri secara mendadak.

Pada Agustus 2015, penasihat kepausan, Austen Ivereigh, menyebut juga Mafia St. Gallen dalam biografinya ‘The Great Reformer: Francis and the Making of a Radical Pope.’ Ivereigh mengklaim bahwa Mafia St. Gallen berperan penting dalam pemilihan Paus Francis untuk menjabat sebagai paus, oleh College of Cardinals selama konklaf 2013.

Selain Cdl. Danneels dan Cdl. Lehmann, anggota lainnya dari Mafia St. Gallen termasuk juga uskup Belanda, Adriaan van Luyn, Cdl. Walter Kasper dari Jerman, Cdl. Achille Silvestrini dari Italia dan Cdl Inggris yang sekarang sudah meninggal, Cormac Murphy-O'Connor.

Pada September 2015 , Cdl. Danneels (meninggal Kamis pagi, 14 Maret 2019) mengkonfirmasi keberadaan komplotan rahasia itu. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara video , "'The Saint Gallen Group' adalah semacam nama yang luhur. Tetapi pada kenyataannya, kita bisa mengatakan tentang diri kita sendiri dan tentang kelompok itu sebagai 'The Mafia.' "

Tampaknya kelompok Mafia St. Gallen dibentuk pada akhir 1990-an untuk melawan Paus St. Yohanes Paulus II dan kemudian juga melawan Cdl. Joseph Ratzinger. Pada saat itu, Cdl. Ratzinger dikenal sebagai salah satu pembantu terdekat bagi Bapa Suci Yohanes Paulus II. Mafia St.Gallen adalah kelompok informal bagi klerus Katolik tingkat tinggi dengan pandangan yang radikal, dimana saat itu mereka takut jika Cdl. Ratzinger, yang memegang teguh ajaran ortodox dalam Gereja, akan menjadi paus berikutnya.

Koalisi rahasia ini memberikan dukungannya saat itu kepada Cdl. Jorge Bergoglio dalam konklaf 2005. Namun mereka tidak berhasil menentang terpilihnya Cdl. Ratzinger, yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI. Kemudian Mafia St. Gallen mendukung Cdl. Bergoglio lagi pada konklaf 2013 setelah Paus Benediktus XVI mengundurkan diri. Kampanye 2013 mereka berhasil, dan kemudian Cdl. Bergoglio menjadi Paus Francis.

Jenis kampanye terorganisir seperti ini untuk pemilihan paus selama konklaf, secara teknis dilarang. Dalam bab enam dari konstitusi apostolik 1996 Universi Dominici Gregis, Paus St. Yohanes Paulus II mengeluarkan serangkaian kecaman terhadap berbagai bentuk politisasi di antara para kardinal-pemilih pada konklaf.

Paus Yohanes Paulus II memperingatkan, "Para pemilih Kardinal hendaklah menjauhkan diri dari segala bentuk pakta, persepakatan, janji atau komitmen lainnya dalam bentuk apa pun yang dapat mewajibkan mereka untuk memberikan atau menolak suara mereka kepada seseorang atau beberapa orang."

Perilaku semacam itu, menurut dokumen itu pantas menerima tindakan exkom latae sententiae.


No comments:

Post a Comment