Friday, March 1, 2019

ZAMAN ANTIKRIS


These Last Days News - February 13, 2019




ZAMAN ANTIKRIS


TheAmericanConservative.com reported on February 10, 2019:
by Rod Dreher

Almarhum Rene Girard pernah menunjukkan bahwa di dalam pemikiran umat kristiani, hal yang membuat Antikristus adalah Antikristus bukanlah bahwa dia membenci Yesus Kristus –- tetapi bahwa dia menawarkan versi palsu yang brilian dari Injil Kristiani. Anda dapat melihat poin ini diilustrasikan dalam detail di atas dari lukisan apocalyptik dari Luca Signorelli di katedral Orvieto, seorang pelukis Renaissance. Antikristus terlihat seperti Yesus, tetapi dia diam-diam menerima arahan dan bisikan dari Iblis.

Umat Kristiani selalu percaya bahwa Antikristus adalah tokoh sejarah nyata yang akan menampilkan dirinya sebagai manusia damai, tetapi dia akan memimpin dunia ke dalam penipuan jahat yang akan terjadi mendahului Kedatangan Kedua Yesus Kristus, dan Akhir Sejarah.

Karena wacana tentang Apokalips / Kiamat jarang sekali diajarkan di dalam Gereja Katolik Roma saat ini, maka sangat mengherankan bahwa tidak hanya satu, tetapi dua, kardinal Katolik telah berbicara tentang Antikristus pada tahun lalu, dimana keduanya berbicara sehubungan dengan kebingungan di dalam gereja Katolik Roma - kebingungan yang bersumber dan berasal dari Paus Francis sendiri.

Yang pertama adalah Kardinal Willem Eijk, dari Belanda, yang mengatakan pada Mei 2018 lalu bahwa kurangnya kejelasan dari Paus tentang interkomuni antara umat Katolik dan Protestan adalah indikator dari arus menuju kemurtadan saat ini. Komentar Kardinal Eijk ini disampaikan sehubungan dengan keinginan para uskup Katolik di Jerman untuk memberikan Komuni Kudus kepada orang Protestan yang menikah dengan orang Katolik, dan penolakan Paus untuk memberikan keputusan yang tegas untuk melarang tindakan itu.

Kardinal Willem Eijk menulis:

Apa yang dikatakan dalam Kode Hukum Kanon dan Katekismus Gereja Katolik seharusnya menjadi acuan bagi paus, sebagai Penerus Santo Petrus yang seharusnya mempertahankan “prinsip dan fondasi yang kekal dan kasat mata dari persatuan antara uskup-uskup dan umat beriman”(Lumen Gentium no. 23). Paus seharusnya memberikan arahan yang jelas kepada konferensi episkopal Jerman, berdasarkan pada doktrin dan praktik Gereja yang jelas.

Paus seharusnya juga menanggapi, atas dasar ini, kepada wanita dari agama Lutheran yang bertanya kepadanya pada 15 November 2015 apakah dia dapat menerima Komuni dengan pasangan Katoliknya, dan seharusnya paus mengatakan bahwa ini tidak dapat diterima, bukannya menyarankan bahwa dia dapat menerima Komuni atas dasar dia sudah dibaptis dan sesuai dengan hati nuraninya. Dengan tidak mampunya paus memberikan kejelasan dalam kasus ini, maka kebingungan besar terjadi di antara umat beriman dan kesatuan Gereja terancam punah.

Ketidakjelasan yang sama juga dilakukan paus pada kasus para kardinal yang secara terbuka mengusulkan untuk memberkati perkawinan homoseksual, sesuatu yang secara diametris bertentangan dengan doktrin Gereja, yang didirikan berdasarkan Kitab Suci, bahwa pernikahan, menurut tatanan penciptaan, hanya terjadi antara seorang pria dan seorang wanita. .

Dengan melihat bahwa para uskup dan, di atas segalanya, Penerus Petrus (Paus Francis) telah gagal dalam mempertahankan dan mewariskan iman dengan penuh kesetiaan dan dalam kesatuan dengan deposit iman yang terkandung dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci, maka saya kutipkan Pasal 675 dari Katekismus Gereja Katolik:

Ujian Akhir bagi Gereja

675. Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang. Penghambatan, yang menyertai penziarahannya di atas bumi, akan menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan Mesias-Nya yang telah datang dalam daging.

Pemikiran yang kedua datang pada hari Jumat, dari Kardinal Gerhard Müller (dari Jerman), mantan kepala CDF, kantor doktrinal Vatikan (2012-2017) - posisi yang tadinya dipegang oleh Kardinal Ratzinger sebelum dia menjadi Paus Benediktus XVI. Berikut ini adalah manifesto iman dari Kardinal Gerhard Müller, yang ditulis dengan tegas sebagai teguran keras kepada Paus Fransiskus yang telah mengotori ‘perairan doktrinal’ berdasarkan ajaran Katolik. Berikut ini adalah intinya:

Berdiam diri tentang kebenaran-kebenaran ini dan kebenaran-kebenaran lain dari Iman dan tidak mau mengajarkan kepada orang-orang yang sesuai (dengan ajaran Iman) adalah penipuan terbesar yang sudah diperingatkan oleh Katekismus dengan penuh semangat. Ini merupakan cobaan terakhir Gereja dan akan membawa umat manusia kepada khayalan agama, “sebagai harga dari kemurtadan mereka” (CCC 675) itu adalah penipuan Antikristus. “Dia akan menipu dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.” (2 Thess: 2-10)

Ini benar-benar luar biasa. Kardinal (Gerhard Müller) yang sampai saat dia diturunkan oleh Francis, masih bertugas sebagai pengawas doktrinal utama untuk Gereja Katolik Roma, sekarang memperingatkan bahwa pengajaran yang membingungkan yang datang dari penerus Santo Petrus adalah tanda dari Akhir Zaman. Benar-benar tidak ada kesimpulan lain untuk memaknai hal ini.

Kalimat ini, serta tindakan-tindakan paus, muncul dalam sebuah konteks budaya global. Bahkan seandainya Anda tidak percaya bahwa Antikristus adalah sosok tertentu, bukan sekedar simbol, tetapi Anda harus memahami bahwa jika dia adalah sosok yang sebenarnya, maka dunia kita sekarang sedang menciptakan kondisi di mana Antikristus dapat muncul secara masuk akal. Ini adalah perikop yang panjang dari sebuah tulisan yang pernah saya tulis berjudul "Zaman Diabolik Kita" – yang berfokus pada etimologi dari kata "diabolik," yang berasal dari kata Yunani yang berarti "menyebar."

Berikut ini adalah sebagian dari tulisan saya:

Saya akan memberi Anda dengan perikop ini dari buku seorang filsuf Ortodoks Rusia, 1923, The End of Our Time. Ini adalah analisis tentang makna religius, filosofis, dan budaya dari sejarah kontemporer, yang ditulis setelah Perang Dunia I dan revolusi Bolshevik di tanah kelahirannya (Rusia). Dalam hampir 100 tahun sejak pertama kali diterbitkan, beberapa prediksi buku itu memang belum terwujud, tetapi yang mengejutkan tentang hal itu adalah betapa banyak peristiwa yang dikatakannya telah terjadi belakangan ini, dan memang akan terjadi ke depan nanti.

Dalam tulisan ini, "abad pertengahan baru" yang dibicarakan oleh filsuf itu, adalah era atau zaman sekarang ini. Dia percaya bahwa abad-pertengahan berakhir dengan munculnya zaman Renaissance, tetapi sekarang zaman Renaissance - era modern - berakhir dengan perang dan revolusi. Dan kita berada di era transisi yang baru, katanya:

Pendekatan kepada abad pertengahan yang baru, seperti pendekatan kepada yang lama, ditandai dengan membusuknya masyarakat lama dan pembentukan, secara tak kelihatan, masyarakat yang baru. Apakah kegagalan tatanan modern ini benar-benar bersifat "kosmik"? dahsyat dan menyeluruh?

Abad ke-19 sangat bangga dengan kekayaan hukumnya, konstitusinya, kesatuan metode-metodenya dan perlengkapan ilmiahnya. Tetapi ada sebuah kesatuan interior yang bersifat konklusif, dan ini tidak disadari: ia terinfeksi oleh sifat individualisme, oleh "atomisme."

Sepanjang sejarah modern masyarakat telah dihancurkan oleh serangkaian penyakit internal, manusia berbalik melawan manusia dan kelas melawan kelas: semua masyarakat telah ditandai oleh perang kepentingan yang saling berlawanan, oleh persaingan, oleh isolasi dan kelalaian masing-masing individu manusia.

Anarki yang terus bertumbuh dapat ditunjukkan dengan jelas dalam kehidupan spiritual dan intelektual masyarakat-masyarakat ini, sebuah luka yang radikal karena hilangnya pusat sejati atau hilangnya visi tentang tujuan tertinggi manusia. Kehilangan semacam itu mensyaratkan adanya otonomi pada seluruh bidang sosial dan intelektual serta sekularisasi masyarakat pada umumnya.

Semangat modern berpikir bahwa kebebasan terletak pada individualisme, dalam hak bagi setiap orang dan setiap kegiatan budaya untuk memutuskan bagi dirinya sendiri. Kita telah melangkah lebih jauh dengan menyebut proses sejarah modern sebagai proses emansipasi.
Tapi emansipasi dari apa dan untuk apa? Dari teokrasi otoriter lama, dari gagasan lama tentang ketergantungan? Teokrasi-teokrasi itu tidak dapat lagi bertahan, dan mengenai heteronomi lama, perlu dihilangkan. Saya tidak mengklaim sedikitpun juga bahwa kebebasan roh adalah berbeda dari perolehan yang tidak dapat dihapuskan dan bersifat abadi. Tetapi mengapa dan dari pandangan apa hingga harus ada emansipasi? Zaman modern tidak memiliki jawaban untuk diberikan. Dan atas nama siapa, atas nama apa? Atas nama manusia, Humanisme, kebebasan dan kebahagiaan umat manusia? ...

Jawabannya tidak ada di sana. Manusia tidak dapat diberi kebebasan sepenuhnya demi alasan kebebasan manusia, karena manusia tidak bisa menjadi tujuan yang terakhir dari kemanusiaan. Kita dihadapkan dengan kehampaan total. Jika tidak ada sesuatu pun yang dapat dilakukan orang untuk membelalakkan matanya, maka dia tidak memiliki substansi apa pun. Dalam hal itu kebebasan manusia hanyalah sebuah formula tanpa konten apa pun, dan individualisme pada dasarnya adalah reformasi negatif yang perkembangannya tidak dapat membantu siapa pun.

Individualisme tidak didasarkan pada prinsip keabadian, tidak ada ontologis tentang hal itu; paling tidak dari semua itu dapat memperkuat kepribadian dan memicu citra manusia. ... Hanya ketika kepribadian manusia berakar pada alam semesta, di dalam kosmos, maka ia akan menemukan landasan ontologis untuk memberinya substansi utamanya. Kepribadian hanya ada di mana Tuhan dan Yang Ilahi diakui; sebaliknya individualisme merenggut kepribadian dari akarnya, menariknya terpisah, dan menyebarkannya kepada arus-peluang. Individualisme telah menghabiskan semua kemungkinan dan energinya, ia tak dapat membangkitkan semangat siapa pun.

Demikianlah telah terjadi pada zaman terakhir ini ketika manusia lebih memilih ‘tidak-ada’ daripada ‘menjadi ada,’ dan karena manusia tidak mampu melayani dan hidup untuk dirinya sendiri maka ia membuat dewa-dewa palsu, jika ia tidak dapat mengenal Allah yang benar.

Manusia tidak mau menerima kebebasan dari Tuhan dan terpaksa dia jatuh dalam ikatan yang kejam dari tipu daya yang didewakan, kepada berhala. Manusia tak memiliki kebebasan roh dan bukan atas nama kebebasanlah orang di akhir zaman ini bangkit memberontak dan menyangkal Kebenaran. Manusia berada dalam cengkeraman kekuatan seorang tuan yang tidak dikenal, dari kekuatan ‘manusia super’ dan tidak manusiawi, yang mencengkeram masyarakat yang tidak ingin mengenal Kebenaran, kebenaran suci dari Tuhan. Hanya di dalam alam Komunisme kita dapat belajar sesuatu tentang tirani dari tuan ini. Namun demikian, hal itu telah membuat apa yang saya sebut sebagai pelanggaran dalam pertahanan sejarah modern. Kita harus memilih. Kebebasan sebagai formula, sebagaimana dipahami sekarang, didiskreditkan. Maka sangatlah penting bagi kita untuk terus menuju substansinya, menuju kebebasan sejati.

Berdyaev mengatakan bahwa di dunia sekarang sudah ada pada kita semua (dan ingat, dia menulis hampir 100 tahun yang lalu, di Rusia yang dilanda revolusi, tetapi kalimatnya tetap segar hingga hari ini, dengan hanya sedikit modifikasi)  penegasan dari citra manusia yang ada di akar dari zaman Renaisance, yang telah memberi jalan bagi penolakan terhadap citra manusia:

Kita hidup dalam masa penelanjangan, pengupasan, hingga segala sesuatu dapat dilihat sebagaimana adanya. Lihatlah Humanisme yang ditelanjangi dan amatilah sifatnya, yang tampak begitu polos dan baik hingga zaman yang lalu. Di mana tidak ada Tuhan, tidak ada manusia: itulah yang telah kita pelajari dari pengalaman. Atau lihat saja kepada sifat sebenarnya dari Sosialisme, sekarang kita bisa melihat seperti apa sebenarnya itu. Tetapi kebenaran yang menonjol dan dapat dilihat tidak kurang jelasnya adalah bahwa tidak ada netralitas agama atau ketiadaan agama: bagi agama dari Allah yang hidup harus berhadapan dengan agama Setan; berhadapan dengan iman Kristus, ada pula iman Antikristus. Kerajaan humanis netral yang ingin memantapkan dirinya dalam tatanan perantara, antara Surga dan Neraka, berada dalam kondisi yang busuk, dan berada pada dua titik extrim, tinggi di atas dan jauh di bawah, dimana semuanya diungkapkan kepada kita. Di sana sedang dibesarkan seorang yang akan melawan Allah-Manusia, bukan manusia dari kerajaan menengah yang netral, tetapi manusia-dewa, manusia yang telah menempatkan dirinya di tempat Tuhan. Kutub-kutub yang bertentangan dari MAKHLUK itu dengan makhluk yang satunya, sudah nyata dan jelas.

Bagi umat kristiani, tentu saja, sebuah wacana yang menggunakan istilah "Setan" dan "Antikristus" memiliki makna yang khusus. Tapi jangan biarkan sedikitpun juga, terminologi Berdyaev membuat Anda menjadi orang yang tidak beriman, atau penganut liberal, dengan mengabaikan apa yang dia katakan di sini. Maksudnya adalah bahwa tidak ada jalan tengah yang stabil; apakah kita mengintegrasikan dan menyelaraskan diri kita dengan alasan pelayanan kepada Tuhan, atau kita larut dalam ikatannya dengan alasan pelayanan kepada Ego. Tidak ada jalan tengah.

Symbolus atau diabolus. Berkumpul atau berhamburan. Harmoni atau kekacauan. Konstruksi atau penghancuran. Hidup atau mati. Anda harus memilih, atau pilihan akan dibuat untuk Anda, apakah Anda menginginkannya atau tidak. Setiap hari membawa bukti kemenangan dramatis dari setan - dan ini adalah sesuatu yang dapat Anda saksikan sendiri, bahkan meski Anda tidak percaya akan adanya Iblis. Mereka yang tidak memahami hal-hal yang simbolik, dan melakukannya dalam komunitas, akan menjadi mangsa bagi setan. Ini adalah cara berpikir  Opsi Benediktus  : ide-ide untuk mempromosikan dan mencapai hal-hal simbolik dalam menghadapi diabolisme yang luas.


++++++++++++++++++++


MANUSIA PENIPU
"Ya, banyak yang akan menerima manifestasi dari melihat dengan mata jasmani mereka, makhluk-makhluk iblis dari neraka ini. Ini adalah untuk meyakinkan umat manusia. Akan ada misteri besar; akan ada mukjizat besar yang terjadi di bumi. Namun, anakku, semua harus waspada karena ketika dia, manusia penipu itu, dapat dikenali oleh umat manusia - karena dia akan memberimu dengan angka di jalan penipuan - dia juga akan nampak menjadi sosok kebajikan. Dia akan ditutupi, seperti domba, dengan jubah kemurnian, tetapi lihatlah ke dalam hatinya, anakku."

Veronica - Oh, aku melihat sesuatu yang mengerikan, tampak hitam, jelek, yang berada di sana, di dalam lubang. Hal itu ada di dalam diri pria itu, yang dari luar dia terlihat dia terlihat seperti suci dan manusiawi; tetapi dia sebenarnya adalah salah satu dari dia sebenarnya adalah makhluk neraka.

Bunda Maria - "Sekarang, anakku, aku akan memberimu satu rahasia yang tidak diketahui oleh banyak orang, tetapi kamu harus memberitahukannya kepada umat manusia. Orang yang penuh tipu daya ini akan mencoba meniru Putraku. Dia akan meyakinkan banyak orang bahwa dia adalah Mesias. Kamu harus memberitahukan sekarang bahwa Mesias tidak akan datang kecuali jika Dia turun dengan pasukan malaikat dari surga, seperti ketika Dia naik ke Surga dulu.

"Aku mengulangi lagi, anakku: mesias palsu ini tidak akan diterima di bumi. Putraku, Yesus, adalah satu-satunya Mesias. Dia telah datang ke bumi, tetapi Dia akan kembali. Tapi Dia akan turun dari surga seperti ketika Dia naik, dengan pasukan orang-orang kudus, yaitu mereka yang telah membasuh diri mereka dengan Darah Anak Domba." - Bunda Maria, Bayside, 13 April 1974


"Akan ada seorang paus yang tidak terpilih secara kanonik, yang akan menyebabkan perpecahan besar; akan ada berbagai pemikiran yang diajarkan yang akan menyebabkan banyak orang, bahkan mereka yang berada dalam ordo yang berbeda, menjadi ragu-ragu, ya, bahkan setuju dengan para bidaah yang akan menyebabkan Ordo kita terpecah; maka akan ada pertikaian dan penganiayaan universal, sehingga jika hari-hari itu tidak dipersingkat bahkan orang-orang pilihan pun akan musnah." - Santo Fransiskus dari Assisi (Pemerintahan Antikristus, Pater R. Gerald Culleton)

1 comment:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    ReplyDelete