BIARLAH PENGADILAN BERTINDAK
Church
Militant • ChurchMilitant.com • September 24, 2018
Perhatian hendaknya juga diberikan kepada para
seminaris dan biarawati yang menjadi korban pelecehan sexual yang selama ini
kurang mendapat perhatian dari media
By Gene Thomas Gomulka
Krisis pelecehan seksual yang saat ini sedang banyak dibahas
di media telah menarik perhatian khalayak pada masalah predasi homoseksual di dalam
Gereja Katolik, di mana sekitar 80 persen korban pelecehan seksual adalah
remaja laki-laki - tidak seperti yang terjadi di masyarakat umum, dimana 82 persen korban
pelecehan seksual adalah wanita di bawah 18 tahun. Dalam upaya untuk
menyembunyikan persentase homoseksual yang tinggi di dalam lingkup keuskupan
dan imamat, para pemimpin Gereja sering menyalahkan adanya sikap "klerikalisme,"
sementara para pendukung LGBT akan salah mengartikannya dengan menganggap hal itu
sebagai masalah "pedofilia" belaka, meskipun "kurang
dari empat persen" dari imam yang melakukan pelecehan adalah benar-benar
pedofil.
Meski masalah pelecehan sex oleh klerus melibatkan remaja
laki-laki dianggap serius, tetapi perhatian juga perlu difokuskan pada pelecehan
sex terhadap para seminaris dan biarawati yang telah menerima sedikit perhatian
dari media. Di masa lalu, ketika seorang seminaris atau biarawati mengeluh bahwa
dirinya dilecehkan secara sexual oleh seorang uskup atau imam, sering kali
korban pelecehan itu yang diminta untuk pergi atau menjalani
evaluasi psikologi karena dianggap mengalami kelainan homofobik, karena banyak
seminaris yang disiksa oleh rekan seminarisnya, oleh imam atau bahkan uskupnya.
Pelajaran yang dapat diperoleh dari pengalaman ini adalah bahwa para korban
pelecehan, termasuk seminaris dan biarawati, seharusnya tidak melaporkan
pelecehan mereka kepada pejabat Gereja, tetapi lebih kepada otoritas sipil.
21 September 2018 penangkapan Uskup dari India, Franco
Mulakkal dari Jullundur, oleh polisi Kerala, dianggap lebih penting daripada
perhatian yang samar yang diberikan oleh media. Setelah tiga hari menjalani interogasi
di Kochi, uskup Franco Mulakkal ditangkap atas tuduhan bahwa dia memperkosa
seorang biarawati berulang kali selama dua tahun. Fakta bahwa ada uskup dipenjara dan dibawa ke pengadilan sehari
setelah penangkapannya, memberi pesan peringatan kepada Paus Fransiskus dan
Vatikan: Karena otoritas Gereja telah gagal mendisiplinkan klerus yang bersalah
atas perilaku kriminal, maka negara akan memastikan bahwa keadilan dilaksanakan
atas nama korban pemerkosaan, pelecehan seksual dan kejahatan lainnya.
Karena otoritas Gereja telah gagal dalam mendisiplinkan klerus
yang bersalah atas perilaku kriminal, maka negara akan memastikan bahwa
keadilan dilaksanakan atas nama korban perkosaan, pelecehan seksual, dan
kejahatan lainnya. Tweet
Pada tahun 1990-an, beberapa
laporan disampaikan ke Vatikan oleh para anggota senior dari ordo-ordo religius
perempuan yang menyatakan bahwa pelecehan seksual terhadap biarawati oleh para
imam dan uskup, termasuk perkosaan, adalah masalah serius, terutama di Afrika
dan bagian lain dari negara berkembang. Pada tahun 1994, almarhum Sr.
Maura O'Donohue menulis laporan terperinci tentang penelitian enam-tahun, di
23-negara, yang menemukan fakta betapa ada 29 biarawati telah dihamili dalam
satu kongregasi. Sayangnya, bukannya menyelidiki klaim-klaim ini dan
mendisiplinkan pihak-pihak yang bersalah, tetapi Vatikan sering mengirim
laporan itu kembali kepada para klerus yang bertanggung jawab atas kejahatan
tersebut.
Pada bulan April 2001, Parlemen Eropa menerima sebuah
resolusi ("Tanggung jawab Vatikan Menyangkut Pelanggaran Hak Asasi Manusia
oleh Imam Katolik") yang mengutuk Vatikan karena pelanggaran hak asasi
perempuan oleh imam-imam dan uskup-uskup dan menyerukan kepada Roma agar "para pelaku kejahatan
itu ditangkap dan diserahkan ke pengadilan."
Rincian yang baru saja bocor bulan ini ke media dari laporan
yang disiapkan oleh Konferensi Uskup Jerman yang mendokumentasikan bahwa hampir
3.700 anak di Jerman sendiri telah dilecehkan secara sexual antara tahun 1946
dan 2014. Sejauh ini banyak kasus pelecehan sexual yang diketahui oleh para
pejabat Gereja ditutup-tutupi. dan tidak pernah dilaporkan kepada otoritas
sipil. Menteri
Kehakiman Jerman Katarina Barley mendesak para pemimpin Gereja untuk
"mengambil tanggung jawab selama beberapa dekade penyembunyian, menutup-nutupi
dan menyangkal kasus-kasus itu" dan untuk bekerja sama dengan jaksa negara
untuk membawa setiap kasus yang diketahui ke pengadilan.
Karena kegagalan di pihak pemimpin Gereja untuk bahkan (menolak)
bertemu dengan para korban pelecehan seksual, komisaris independen untuk
masalah pelecehan seks anak, Johannes-Wilhelm Roerig, merekomendasikan agar
otoritas negara melangkah maju untuk menjernihkan kejahatan dan memastikan
korban mendapatkan akses kepada file-file Gereja dan memperoleh kompensasi.
Berbicara dengan seorang wartawan dari Süddeutsche
Zeitung, dia mengatakan: negara "memiliki kewajiban mengurus semua
anak, termasuk mereka yang berada dalam perawatan Gereja."
Sudah jelas inilah waktu bagi pengadilan untuk mengintervensi
dan menempatkan para uskup dan imam yang bersalah itu di balik jeruji besi, tidak
hanya bagi apa yang telah mereka lakukan, tetapi juga atas apa yang gagal
mereka lakukan. Tweet
Cardinal dari Chili, Ricardo
Ezzati dari Santiago de Chile, baru-baru ini dipanggil oleh pihak berwenang
setempat untuk bersaksi setelah dia dituduh gagal menangani tuduhan pelecehan
seksual. Pihak berwenang sedang menyelidiki tuduhan jaringan imam yang menyebut
diri mereka "Keluarga" yang dituduh terlibat dalam tindakan pelecehan,
prostitusi dan homoseksualitas.
Menyusul dirilisnya laporan grand jury Pennsylvania dari
delapan keuskupan di Pennsylvania, di mana ada sekitar 430 imam yang dituduh melakukan
pelecehan dan penyiksaan sexual kepada lebih dari 1.000 orang muda, sembilan
negara bagian lainnya kini telah mengumumkan rencana mereka untuk menyelidiki
catatan keuskupan yang melibatkan pelecehan seksual kepada anak-anak di bawah
umur.
Dengan beberapa penyelidikan yang sedang berlangsung di
Amerika Serikat, Jerman dan Chili, apakah Paus Francis tidak takut bahwa jika dia
akan kembali ke negara asalnya, Argentina, dia mungkin akan dipanggil untuk menjawab
tuduhan-tuduhan bahwa dirinya telah menutup-nutupi pelecehan seks yang dia
klaim "tidak
pernah ada" dalam Keuskupan agung Buenos Aires yang memiliki 2,5 juta umat?
Jika Paus tidak mau mendisiplinkan para uskup dan imam atas perilaku kasar yang
dia dan uskup-uskup lainnya tutupi; jika dia dan rekan-rekan uskupnya tidak
bersedia melindungi para seminaris dan biarawati agar tidak dimangsa oleh para
uskup dan imam; maka jelaslah saatnya bagi pengadilan untuk campur tangan dan
menempatkan para uskup dan imam yang bersalah itu di balik jeruji besi, tidak
hanya untuk apa yang telah mereka lakukan, tetapi juga untuk apa yang telah
gagal mereka lakukan.
Gene Thomas Gomulka is a retired
Navy (captain) Chaplain in Coronado, California who was a priest (monsignor) of
the Altoona-Johnstown diocese and who served on active duty at Marine Corps and
Navy commands for over 24 years until his retirement in 2004.
No comments:
Post a Comment