Wednesday, September 19, 2018

KRISIS PELECEHAN NAMPAKNYA BUKANLAH SEBUAH KEBETULAN SAJA...



 St. Peters and the Vatican Shutterstock

By Iben Thranholm

Mon Sep 17, 2018 - 12:00 pm EST

KRISIS PELECEHAN NAMPAKNYA BUKANLAH SEBUAH KEBETULAN SAJA, TETAPI IA ADALAH SEBUAH STRATEGI UNTUK MENGHANCURKAN GEREJA DARI DALAM


17 September 2018 (LifeSiteNews) - Tuduhan mengejutkan oleh Uskup Agung Carlo Maria Viganò bahwa Paus Francis membantu menutupi pelanggaran seksual - tuduhan yang sejauh ini ditolak oleh Paus Francis - serta sederetan litani kasus pelecehan seksual di kalangan klerus, telah memaksa umat Katolik untuk mengajukan pertanyaan: bagaimana peristiwa ini bisa terjadi di sebuah lembaga moral, yaitu Gereja Katolik Roma?

Satu kemungkinan - sedikit yang diketahui orang banyak, tetapi sangat penting – terjawab pada masa-masa tempo dulu, ke jaman Bolshevik dan pemimpin komunis mereka, Joseph Stalin.
Baru-baru ini, saya menemukan video di Youtube dari presentasi oleh propagandis KGB Soviet, Yuri Bezmenov, alias Tomas Schuman, yang bekerja untuk Badan Pers Uni Soviet Novosti sampai akhirnya dia membelot pada tahun 1970. Dalam video tahun 1983 ini, dia mengklaim bahwa Barat secara perlahan-lahan ditumbangkan dan dimasukkan ke dalam paham Marxisme dengan metode "subversi ideologis," sebuah bentuk peperangan yang digunakan KGB untuk melawan Amerika.

Yuri Bezmenov, alias Tomas Schuman
Silakan lihat disini: https://youtu.be/pzeHpf3OYQY


Bezmenov menjelaskan bahwa upaya utama KGB bukanlah memakai kecerdasan konvensional sama sekali. Hanya sekitar 15 persen dari sumber daya yang dihabiskan untuk spionase gaya James-Bond, sementara yang 85 persen dikhususkan untuk melakukan sebuah proses yang lambat, yang disebut "subversi ideologis" atau "tindakan-tindakan aktif."

Metode utama yang digunakan oleh kaum Marxis di Barat, demikian Bezmenov menjelaskan, adalah untuk "merusak kaum muda, membuat mereka tertarik kepada seks, menjauhkan mereka dari agama. Buatlah mereka menjadi dangkal dan bimbang [...] dan hancurkan kepercayaan warga terhadap pemimpin nasional mereka dengan mempertahankan para pemimpin itu untuk mendapatkan penghinaan, cemoohan dan aib [...] hingga menyebabkan kerusakan kebajikan-kebajikan moral yang lama: yaitu kejujuran, ketenangan hati, pengendalian diri, kepercayaan akan sumpah dan janji mereka."

Sasaran utama adalah - dan tetap – lembaga-lembaga agama, pendidikan, media dan budaya. mereka juga menargetkan gerakan kaum hippie yang ada saat itu. Meskipun dalam semua penampilannya Amerika dengan tegas menolak Komunisme Soviet selama Perang Dingin, tetapi Bezmenov mengamati dengan cermat bahwa ada indoktrinasi Marxis-Leninis besar-besaran pada banyak, mungkin pada sebagian besar, universitas dan lembaga pembelajaran, di media dan komunitas artistik, di Barat sepanjang tahun 1960-an dan 1970-an. Indoktrinasi ini tidak pernah ditentang atau diimbangi oleh nilai-nilai patriotik Amerika yang fundamental. Hal ini terutama terjadi pada industri hiburan. Menurut Bezmenov, sekelompok musisi rock ataupun musisi pop dengan pesan 'keadilan sosial' yang ‘berlapis gula’ dalam nada-nada 'spiritual' yang populer sebenarnya lebih bermanfaat bagi KGB daripada seseorang yang berdiri di atas mimbar kotbah yang mengajarkan doktrin Marxis-Leninis.

Video tahun 1983 itu menunjukkan gambar dimana Bezmenov menjelaskan bahwa proses demoralisasi di Amerika Serikat telah diselesaikan hingga tingkat melebihi mimpi-mimpi paling liar dari kepemimpinan puncak di Kremlin.

“Proses ini dilakukan oleh orang-orang Amerika kepada orang-orang Amerika karena kurangnya moral mereka. Sebagian besar orang yang dididik pada tahun 1960-an, yang menjadi para intelektual yang sekarang menduduki posisi kekuasaan di pemerintahan, pegawai negeri, media massa dan sistem pendidikan. Anda akan terjebak oleh mereka,” demikian Bezmenov menunjukkan.

Namun, Bezmenov tidak menyebutkan bahwa Gereja Katolik adalah salah satu sasaran utama kaum Komunis.

Mantan tokoh Komunis, Bella Dodd, bercerita tentang infiltrasi Komunis pada Gereja Katolik. Bella Dodd, pengacara, aktivis, dan aktivis partai Komunis yang terkenal, yang kemudian masuk Katolik pada bulan April 1952 di bawah asuhan Uskup Fulton J. Sheen. Dia menyatakan bahwa infiltrasi Komunis begitu luasnya sehingga di masa depan "Anda tidak akan mengenali lagi adanya Gereja Katolik," demikian Bella Dodd memberi kesaksian di depan sebuah komite House Un-American Activities Committee (HUAC). Dia berkata, "Pada tahun 1930-an, kami menempatkan seribu orang komunis ke dalam profesi imamat untuk menghancurkan Gereja dari dalam. Idenya adalah agar orang-orang ini ditahbiskan menjadi imam, dan kemudian mereka berusaha menaiki tangga pengaruh dan otoritas sebagai Monsinyur dan Uskup.”

Menurut filsuf dan profesor Katolik, Alice von Hildebrand, yang adalah teman dari Bella Dodd, dia mengatakan kepadanya bahwa “…ketika dia menjadi anggota partai yang aktif, dia telah berurusan dengan tidak kurang dari empat kardinal di dalam Vatikan yang bekerja untuk kami, (yaitu Partai Komunis)."

Dalam pernyataan publiknya Dodd menyatakan, antara lain, “Pada akhir tahun 1920-an dan 1930-an, pengarahan telah dikirim dari Moskow kepada semua organisasi Partai Komunis, untuk menghancurkan Gereja Katolik (Roma) dari dalam, dan para anggota partai harus ‘ditanamkan’ didalam seminari-seminari dan di dalam organisasi-organisasi keuskupan ... Saya sendiri, telah menempatkan 1.200 orang di seminari Katolik (Roma).”

Alice von Hildebrand membenarkan bahwa Bella Dodd secara terbuka menyatakan hal-hal yang sama dengan yang dibuktikannya dalam pernyataan publiknya.


 Bella Dodd
Silakan lihat disini: https://youtu.be/CKLBvvlabgw

Dodd telah datang menemui Uskup Agung Fulton Sheen yang terhormat, dalam keadaan patah hati dan akhirnya dia menyadari betapa buruknya kerusakan yang telah dia lakukan, yang dengan sangat setia dan efektif telah mengikuti perintah-perintah Stalin, yaitu merekrut orang-orang yang terkenal karena kurangnya iman dan kebajikan moral mereka, dan melibatkan mereka untuk “menyusup kedlm seminari-seminari serta ordo-ordo religius Katolik. ”Karena bakatnya, kefasihannya, kharismanya, Dodd berhasil melampaui semua harapan tuannya. Ketika matanya telah terbuka terhadap apa yang telah dia lakukan selama ini, Dodd disiksa oleh rasa bersalah dan hanya belas kasih Tuhan yang tak terhingga saja yang bisa menolongnya.

Kesaksian Dodd - bahwa infiltrasi ke dalam seminari-seminari Katolik telah terjadi selama beberapa dekade - memberi sedikit terang kepada skandal imamat saat ini, yang sangat kejam dan yang telah melanda Gereja dalam beberapa tahun terakhir. Ngeri dengan apa yang telah dia lakukan dengan sangat berhasil, Bella Dodd mengatakan kepada Uskup Agung Fulton Sheen bahwa dia ingin masuk kedlm ordo penitensial (penyesalan) yang paling berat didalam Gereja untuk berusaha, dengan cara yang sederhana, untuk membayar hutangnya yang sangat  menghancurkan itu. Dia diberitahu oleh uskup yang mulia ini bahwa misinya adalah untuk tetap tinggal di dunia dan membuka mata warga negara Amerika Serikat yang buta terhadap kengerian Komunisme. Bella Dodd patuh dengan nasihat ini, dan dari awal 1950-an sampai kematiannya pada tahun 1969, dia menjelajahi berbagai negara untuk memberikan ceramah untuk menggugah sesama warga negara dan membuka mata yang mengantuk dari warga Amerika terhadap kengerian komunisme ateistik.

Apa yang kita saksikan hari ini di Gereja mungkin sekali merupakan panen infiltrasi yang mengerikan ini. Jadi, jelaslah bahwa para agen Komunis telah melaksanakan misi mereka untuk merekrut lebih banyak orang yang tidak memiliki moral dan iman Kristiani untuk dimasukkan kedalam  seminari-seminari selama beberapa dekade. Perlu diingat bahwa banyak kasus pelecehan sexual yang terjadi saat ini bisa diruntut akarnya kembali pada tahun-tahun 1960-an. Tampaknya pelecehan sexual itu tidak sekedar masalah para imam yang tunduk dan menyerah pada godaan, tetapi hal itu juga merupakan serangan yang komprehensif dan meluas pada moralitas Kristiani dan iman, oleh musuh yang sangat licik dan sangat jahat.

Alice von Hildebrand menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs web Kantor Berita Katolik pada tahun 2016:

Fakta-fakta tentang infiltrasi ini tidak dimaksudkan untuk menyalahkan beberapa uskup, beberapa kepala ordo religius dan beberapa imam yang telah jatuh ke dalam dosa yang sangat serius, dengan cara menutup mata mereka terhadap dosa-dosa mengerikan yang dilakukan oleh orang-orang di bawah otoritas mereka, tetapi hal itu juga untuk membuat kita semua sadar akan kenyataan bahwa faktor kunci yang hampir tidak pernah disebutkan, adalah bahwa banyak pelaku terburuk itu bukanlah imam-imam Katolik yang telah menjadi mangsa “nafsu yang tidak terkendali” tetapi mereka adalah para penyusup yang telah memperoleh sertifikat pembaptisan palsu dan jelas-jelas merupakan agen Komunisme dan demoralisasi. (...) Saya mendengar dari Bella Dodd bahwa orang-orang jahat ini bahkan telah menyusup ke dalam Vatikan - karena Gereja Katolik adalah musuh bebuyutan Komunisme: dan mereka menyadari hal itu.

Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dan praktik homoseksualitas adalah cara sempurna untuk mendemoralisasi Gereja dan menyebabkannya kehilangan otoritas moralnya di mata publik dan di antara umat beriman, dan hal ini akan menyebabkan orang-orang meninggalkan iman mereka. Dengan demikian, misi anti-Kristen Stalinis sekarang akan mencapai tujuannya dalam dua generasi setelah Stalin, pada saat ketika dunia Barat menghadapi kedatangan kedua Marxisme. Dengan Gereja yang menjadi lemah dan terdemoralisasi, maka era Soviet baru akan menghadapi sedikit hambatan, jika ada, di dunia Barat, saat ia mulai mengambil kendali dan menumbangkan sisa-sisa budaya Kristiani. Kita sudah dapat mengamati tanda-tandanya: penindasan atas kebebasan berbicara, tirani kebenaran politik, dan penganiayaan politik dan psikologis yang kejam terhadap orang Kristen. Hanya Gereja yang dimurnikan yang akan mampu bertahan menghadapi rezim yang kejam semacam ini.

Sebagian besar para imam, uskup, dan kardinal yang telah melakukan kejahatan mengerikan yang dilaporkan saat ini, kemungkinan besar bukanlah pengikut Kristus yang sejati dan jujur, tetapi mereka adalah para penyusup yang ditanamkan secara sengaja oleh musuh-musuh Gereja. Karena alasan inilah, umat awam didalam Gereja sekarang harus menuntut dilakukannya pembersihan total terhadap para penipu yang ada di dalam Gereja.

No comments:

Post a Comment