Thu Aug 30, 2018 -
7:48 pm EST
MARCO TOSATTI, WARTAWAN ITALIA:
VIGANÒ MENANGIS SETELAH DIA
MEMPERSIAPKAN KESAKSIANNYA
By Dorothy Cummings McLean
ROMA,
30 Agustus 2018 (LifeSiteNews) -
Jurnalis Italia yang membantu seorang pengungkap fakta di Vatikan, menyunting
kesaksiannya, dimana dia telah melaporkan bahwa Uskup Agung Carlo Viganò
menangis setelah pekerjaan pengungkapan itu selesai.
Marco
Tosatti, seorang jurnalis Italia dan orang dalam Vatikan, melaporkan bahwa pensiunan dubes Vatikan untuk Amerika Serikat itu menelponnya
beberapa minggu yang lalu dan menceritakan kepadanya kisah yang akan menjadi
dasar dari kesaksiannya melawan Uskup Agung McCarrick, Paus Fransiskus, dan uskup-uskup
lainnya yang tercela. Tosatti berharap untuk mewawancarai Viganò secara lisan,
tetapi pria tua itu telah tiba dengan membawa draf kesaksiannya yang sudah jadi.
Kedua pria itu melihat konsep kesaksian uskup agung itu selama tiga jam, dan si
wartawan membantu penulis itu untuk mengurangi isinya dengan hanya menyampaikan
klaim-klaim yang dapat dibuktikan dengan mudah.
Tosatti
mengatakan kepada Nicole Winfield dari Associated
Press (AP), “Dia telah menyiapkan semacam draft dokumen dan dia duduk di
sini, di sisi saya, saya mengatakan kepadanya bahwa kita harus mengerjakan
laporan ini dengan sungguh-sungguh karena tulisan itu tidak dalam gaya
jurnalistik seperti biasanya."
Wartawan
itu juga mengatakan bahwa Viganò “sangat serius” ketika dia menulisnya, dan
bahwa “keduanya muncul dengan kelelahan secara fisik dan emosional.”
Ketika
uskup agung itu pulang, Tosatti bersikeras untuk mencium cincinnya.
"Tetapi Uskup Agung Viganò berusaha untuk mengatakan 'Jangan,'"
kata jurnalis itu kepada AP. “Saya mengatakan kepadanya, 'Ini bukan untuk kepentingan
anda, ini adalah demi peranan yang anda (mainkan) disini dan saya akan berusaha
melakukannya (mencium cincin),'” kata Tosatti. “Dia tidak mengatakan apa-apa.
Dia pergi, tetapi dia sambil menangis. "
Tosatti
menyangkal
bahwa dia bertindak sebagai penulis ‘bayangan’ bagi uskup agung Viganò atau
bahwa dia mendesak pensiunan dubes itu untuk mempublikasikan kesaksiannya,
seperti yang telah dituduhkan oleh pers Italia kepadanya.
“...
Saya tidak “membujuk ” dia (Viganò) untuk mempublikasikan dokumen itu,” tulis
jurnalis itu di blognya. “Dan kontribusi saya adalah sebatas penyuntingan
profesional; yaitu, kami mengerjakan draft, yang materinya sepenuhnya dibuat oleh
Viganò, untuk memastikan tulisan itu jelas dan dapat digunakan secara
jurnalistik.”
Wartawan
itu merasa sebal bahwa orang-orang menggunakan fakta bahwa dia membantu Viganò untuk
menyunting kesaksiannya, sebagai semacam “bukti” yang diduga bahwa Viganò
adalah bagian dari komplotan konservatif yang memanfaatkan skandal McCarrick
sebagai alasan untuk menyerang Paus Francis.
"Ini
adalah luar biasa, bahwa bahkan keadaan ini - fakta bahwa orang yang ingin
melakukan wawancara berkontribusi pada penyuntingan kesaksiannya - telah
digunakan oleh seseorang yang lain ... yang berusaha untuk mendiskreditkan fakta
kejelasan dan keberanian yang dilakukan oleh Monsignor Viganò," Tosatti
menulis.
"Saya bisa mengatakan bahwa
itu dapat ditafsirkan sebagai tanda putus asa dari mereka yang berusaha
mengalihkan perhatian dari sebuah sikap diam dan penolakan untuk memberikan
jawaban (dari pihak para klerus), dimana hal ini menjadi sulit bagi banyak umat
Katolik untuk dapat menerima kenyataan ini."
No comments:
Post a Comment