Wednesday, September 19, 2018

MENGALAHKAN GERBANG NERAKA







MENGALAHKAN GERBANG NERAKA
By Pastor Clemens Pater


Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
(Mt 16:18)


Ketika Yesus sedang melakukan perjalanan di bagian utara Palestina, di Caisarea Filipi, (Mat 16:13 dst) Dia bertanya kepada para murid, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”, … “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Dan Petrus membuat pengakuan iman luar biasa.

Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. (Mt 16: 16-18)

Begitulah Yesus mempercayakan kunci-kunci Kerajaan kepada Petrus dan mengangkatnya sebagai juru bicara Gereja. Dia adalah Paus pertama. Yesus berkata bahwa di atas “batu karang” ini Dia akan membangun Gereja-Nya. Dan kemudian Dia membuat janji yang luar biasa: “Gerbang neraka tidak akan bisa menguasainya.”

Dalam beberapa tahun terakhir saya telah mendengar beberapa sarjana Kitab Suci yang baik menunjukkan – dan saya pikir mereka adalah benar - bahwa Yesus mengatakan jika gerbang neraka tidak akan menang, yaitu, mereka tidak akan bertahan terhadap karya Gereja. Penafsiran semacam ini menunjukkan bahwa adalah tugas kita, sebagai Gereja, untuk melaksanakan tugas menghancurkan gerbang-gerbang neraka. Bersatu dengan Yesus Kristus, maka Gereja memiliki peran utama untuk melawan kejahatan. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mematahkan kuasa neraka, iblis - dan Yesus telah bernubuat “gerbang-gerbang neraka tidak akan menang.” Neraka akan runtuh melawan serangan kita. Memang Gereja di bumi disebut sebagai "Gereja Militant." Mungkin bahasa ini tidak "benar secara politis" dalam budaya kita, tetapi secara teologis benar. Tugas pasukan adalah melindungi, dan mereka juga menyerang.

Sebagai prajurit Kristus, bagaimana kita melindungi diri kita dan keluarga kita dari iblis?
Di atas segalanya, kita harus menjaga rahmat pembaptisan kita tetap hidup. Rahmat Pengudusan adalah prasyarat pertama dan penting untuk melakukan pertempuran supranatural melawan iblis. Kita harus selalu dalam keadaan rahmat. Kita harus menghindari dosa, terutama dosa berat, yang bisa membunuh kehidupan Allah di dalam jiwa kita. Dosa berat akan menghapus perisai pelindung kita dalam melawan iblis. Hal itu membuat kita menjadi rentan. Jika kita berdosa, maka kita harus bertobat dan menerima Sakramen Pengakuan untuk mendapatkan absolusi dari imam.

Bahkan meski kita tidak melakukan dosa berat, kita dapat membentengi diri kita dengan Sakramen-sakramen dari Bunda Gereja Kudus, khususnya dengan sering mengaku dosa dan menerima Komuni Kudus secara layak. Kita harus menghindari keadaan atau kesempatan yang bisa  membawa kita kepada dosa, dan kita juga musti berdoa setiap hari, untuk memperkuat batin kita.

Kita juga bisa menggunakan 'benda-benda sakramental,' seperti misalnya air suci, skapulir, medali yang diberkati, gambar Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda, yang ditahtakan di rumah kita, dan meminta berkat bagi rumah kita dari imam.

Orang tua memiliki tanggung jawab, karena panggilan mereka sebagai orang tua, untuk memberkati anak-anak mereka dengan mengusapkan salib pada dahi mereka setiap hari. Semua hal ini, dan yang lain-lainnya, dapat memberikan perlindungan kepada kita terhadap ancaman dari neraka.

Selain membela diri dari kejahatan, Tuhan kita tampaknya mengatakan kepada kita bahwa kita dapat melakukan sesuatu untuk menghancurkan kuasa neraka!

Ketika hidup kita dalam keadaan rahmat, kita memiliki kekuatan Tuhan untuk melakukan pertempuran. “… sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.,” kata Yesus. (Yoh. 15: 5)  St.Paulus menulis, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Fil. 4:13) Berbekal dengan cara ini, dan dengan rahmat Allah, maka semua perbuatan baik kita, yang dilakukan demi kasih Kristus, akan membawa kekuatan yang luar biasa. Kita bisa mengalahkan dengan mantap, gerbang-gerbang neraka.

Pernyataan tanpa kompromi tentang kebenaran moral yang abadi akan mengirim iblis ke dalam kebingungan dan dapat mematahkan cengkeraman dari dia yang disebut sebagai "bapa segala kebohongan."

Para pengusir setan menjelaskan bahwa doa-doa Exorcism Gereja mampu melemahkan setan serta cengkeramannya atas jiwa yang kerasukan. Doa-doa Gereja Katolik yang khusyuk bisa melonggarkan cengkeraman maut dari setan. Demikian pula, doa-doa dari siapa pun yang berada dalam keadaan rahmat pengudusan akan membawa kekuatan yang tak terlihat namun sangat kuat untuk mengalahkan iblis. Penerimaan Komuni secara layak dapat dimanfaatkan untuk menghancurkan dosa. Penderitaan: fisik, mental atau emosional, khususnya penderitaan dari orang-orang yang tidak berdosa, yang ditanggung dengan sabar dan dipersembahkan kepada Tuhan, dapat mendatangkan rahmat bahkan untuk jiwa yang paling keras sekalipun. Pengorbanan yang kita lakukan demi kasih, penebusan dan penyangkalan diri, yang kita terima dengan tulus, selama masa Prapaskah atau pada waktu-waktu yang lain, adalah laksana palu godam terhadap pintu neraka.

Doa Rosario adalah senjata yang luar biasa, yang disukai oleh banyak orang kudus, karena doa itu memohon pengantaraan dari Ratu Surga dan Bumi, Perawan Maria Terberkati, Bunda Allah, dengan melalui doa-doa yang mantap. Bunda Maria memberi tahu kepada Padre Pio (St. Pio of Pietrelcina) selama dia mendapatkan serangan-serangan dari iblis, dengan berkata "Angkatlah senjatamu, Pio!" Hari Raya Bunda Rosario, 7 Oktober, memperingati kemenangan Pasukan Armada Katolik dalam Pertempuran Lepanto, (7 Oktober 1571) melawan Kekaisaran Ottoman. Pada hari-hari yang berbahaya itu, Paus St. Pius V memerintahkan umat beriman untuk berdoa rosario untuk mendapatkan kemenangan. Segera saja musuh berbalik, dan iman bangsa–bangsa Eropa dipertahankan.

St Therese of Lisieux, “si Bunga Kecil,” dan Doktor Gereja, mengajarkan, “Hanya dengan mengambil sebuah jarum di lantai, yang dilakukan demi kasih kepada Kristus, sudah dapat menyelamatkan jiwa.” Maka dengan semua tindakan sehari-hari kita, yang dilakukan demi kasih kepada Yesus Kristus, dimana kita dalam keadaan rahmat, kita telah memukul-mukul tanpa henti pintu-pintu neraka. Melalui karya-karya Gereja serta para pengikutnya yang setia, sebagai Gereja Militan, maka gerbang neraka tidak akan bisa menang.

Paus Leo XIII, melihat iblis yang sedang mengancam Gereja; kemudian dia menyusun sebuah doa kepada St. Michael. Doa itu merupakan panggilan yang kuat untuk mempersenjatai diri kita, mencari perlindungan dan pertahanan dari panglima bala tentara surgawi yang lebih dahulu telah mengusir Lucifer dari surga, (Wahyu 12: 7-9) dan doa itu juga untuk memohon kepadanya guna menghancurkan musuh.



 St.Michael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran ini.
Jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan dari si jahat.
Dengan rendah hati kami mohon, kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, hai panglima pasukan Surgawi, dengan kuasa Allah, mencampakkan kedalam neraka setan dan semua roh jahat lainnya, yang berkeliaran di dunia, yang hendak membinasakan jiwa-jiwa. Amin.

No comments:

Post a Comment