Sunday, September 16, 2018

MAFIA ST. GALLEN DAN KEPAUSAN FRANCIS SAAT INI



News, 11 September 2018

MAFIA  ST. GALLEN DAN KEPAUSAN FRANCIS SAAT INI

CanadaFreePress.com reported on September 8, 2018:

by David Martin

Almarhum Kardinal Carlo Martini (seorang Jesuit) adalah musuh besar Gereja Katolik, yang banyak dikhawatirkan akan mengambil alih Tahta Kepausan sebagai seorang anti-paus, setelah Paus Yohanes Paulus II berhadapan dengan bahaya kematian yang tidak terduga. Carlo Martini banyak dikenang karena cara dia menyerang John Paul II di media massa dan menyerukan pengunduran dirinya karena paus tidak mendukung "hak" seorang wanita untuk melakukan aborsi.

Dengan alasan yang kurang jelas, Martini juga membenci Kardinal Ratzinger (sekarang Benediktus XVI), meskipun dia berteman baik dengan Kardinal Jorge Bergoglio (sekarang Paus Francis, Jesuit), dan karena dia takut jika Ratzinger akan menjadi paus selanjutnya, maka Martini, mendirikan "Mafia St. Gallen" dalam upayanya untuk mencegah Ratzinger, agar tidak terpilih menjadi paus dan berusaha untuk mejadikan Bergoglio terpilih sebagai gantinya.

Puji Tuhan, rencana mereka gagal dalam konlaf 2005 dan Benediktus terpilih, dan setelah itu Mafia St. Gallen bubar, tetapi mereka bersatu kembali pada tahun 2011 dan hampir memaksa pengunduran diri Benedict pada tahun 2013. Meskipun Paus setuju, dengan kehendak bebasnya, untuk mengundurkan diri, tetapi saat itu, pengunduran diri itu dilakukan di bawah tekanan yang besar. Dalam sebuah penerbangan, secara tak terduga dia meramalkan dalam pidato pengukuhannya 24 April 2005, ketika dia berkata: "Berdoalah untukku, agar aku tidak melarikan diri karena takut pada serigala."

Kita juga tahu dari mulut Kardinal Danneels, anggota kunci dari ‘Dewan Sembilan’ ciptaan Paus Fransiskus, bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok reformis "mafia" radikal yang menentang Benediktus XVI. Danneels, yang dikenal karena dukungannya terhadap aborsi, LGBT, perkawinan gay dan pornografi, mengatakan dalam wawancara yang direkam pada September 2015 bahwa dia dan beberapa kardinal lain, adalah bagian dari klub "mafia" ini yang memakai nama St. Gallen. Dia mengatakan, kelompok itu menyerukan adanya perubahan drastis di dalam  Gereja, untuk membuatnya "jauh lebih modern," dan bahwa rencananya selama ini adalah untuk membuat Kardinal Jorge Bergoglio yang mengepalainya (menjadi paus). (NC Register, 24 September 2015)

Kalau dipikir-pikir, tidaklah sulit untuk memahami apa arti dua kilatan petir yang menyambar kubah Basilika Santo Petrus hanya beberapa jam setelah Paus Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya pada 11 Februari 2013. Tuhan bisa melihat apa yang akan terjadi setelah pengunduran diri bersejarah ini: Sebuah Gereja yang berada dalam keadaan kacau, beberapa orang kardinal dan bahkan paus, yang terlibat dalam pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur — dan sambaran petir itu nampaknya berusaha membangunkan Gereja akan kenyataan ini.

Dengan segala hormat kepada Paus Benediktus, dia seharusnya mengikuti jejak Yohanes Paulus II : bertahan sampai akhir. Sementara Gereja berdoa untuk pertobatan Paus Fransiskus, marilah kita tidak pernah lupa untuk berdoa bagi Paus Benediktus XVI yang sangat menderita bagi Gereja saat ini.


+++++++++++++++++++++

"Anak-anak-Ku, kamu semua akan mengenali wajah-wajah setan. Setan telah masuk ke dalam jajaran tertinggi Gereja-Ku. Berdoalah sekarang untuk para imammu, uskupmu, kardinalmu, klerusmu. Banyak sekali doa diperlukan, karena banyak dari mereka yang saat ini berada di jalan menuju kebinasaan dengan membawa serta banyak orang lainnya bersama mereka." – pesan Tuhan Yesus kepada Veronica Lueken, Bayside, 15 Juli 1977

"Akan ada banyak mitra berada didalam neraka. Banyak imam yang berada di jalan menuju kutukan; bersama mereka, mereka membawa serta banyak orang lainnya. Untuk itu, lubang yang paling dalam dari jurang neraka akan menjadi tempat keabadian bagi mereka! Mereka yang dipercaya di Rumah Puteraku akan harus bertanggung jawab atas kejatuhan jiwa-jiwa  kaum muda. Jabatanmu tidak menjamin kamu masuk ke dalam  Kerajaan. Kamu telah mengkhianati Puteraku. Begitu beraninya kamu menjual Rumah-Nya! Kamu telah menjual Rumah PuteraKu demi keuntunganmu yang bersifat sementara!" – pesan Bunda Maria kepada Veronica Lueken, Bayside, 25 Juli 1972

No comments:

Post a Comment