Saturday, October 13, 2018

APAKAH PERAWAN MARIA TERBERKATI HANYA SEKEDAR SEORANG GADIS NORMAL?


APAKAH PERAWAN MARIA TERBERKATI HANYA SEKEDAR SEORANG GADIS NORMAL?




Dalam sebuah wawancara bagi penerbitan sebuah buku baru, dimana wawancara itu berbicara soal doa Salam Maria, dengan pastor Don Marco Pozza, pastor untuk penjara Padua, Paus Francis secara kontroversial mengklaim bahwa Santa Perawan Maria tidaklah "penuh dengan  kebajikan", dan bahwa dia hanyalah "gadis normal" yang "bekerja" dan juga "berbelanja."

Pernyataan Paus ini adalah bagian dari kutipan atas buku baru yang diterbitkan minggu ini oleh Corriere della Sera, tampaknya bertentangan dengan keyakinan Kristiani selama seribu tahun ini mengenai keperawanan Maria yang abadi.

Bukan "penuh kecerdasan" ataupun "penuh kebajikan"?

Dalam buku yang diterbitkan oleh Rizzoli dan Libreria Editrice Vaticana, Paus memberikan interpretasinya tentang adegan Kabar Sukacita dan menjelaskan ‘tentang apa yang dia pikir dikatakan oleh malaikat Gabriel kepada Bunda Maria pada saat penyampaian kabar gembira oleh malaikat Gabriel:

Paus Francis mengatakan: “Malaikat itu tidak mengatakan kepada Maria: ‘Kamu adalah penuh dengan kecerdasan, kamu cerdas, kamu penuh dengan kebajikan, kamu adalah wanita yang sangat baik’. Tidak begitu, malaikat itu berkata, ‘Kamu penuh dengan rahmat’, secara cuma-cuma, kecantikan. Bunda Maria adalah kecantikan yang luar biasa. Kecantikan adalah salah satu dimensi manusia yang terlalu sering kita abaikan. Kita bicara tentang kebenaran, kebaikan dan mengabaikan kecantikan. Sebaliknya, itu (kecantikan) sama pentingnya dengan yang lain. Adalah penting untuk menemukan Tuhan dalam kecantikan”.

Mari kita teliti apa yang baru saja dikatakan Paus pada paragraf di atas. Pertama, dia mengatakan bahwa malaikat Gabriel tidak mengatakan kepada Maria bahwa dia “penuh dengan kecerdasan”, bahwa dia “pintar”. Apakah Paus berpendapat bahwa Perawan Maria Yang Terberkati tidak cerdas? Tidak ada cara lain untuk mengartikan perkataannya itu. Pernyataan "John tidak mengatakan kepada Joe bahwa dia cerdas", pada dasarnya hal itu identik dengan berkata "Tidak yakin apakah John menganggap Joe cerdas" atau "John menganggap Joe bodoh atau dungu."

Kedua, paus mengatakan bahwa malaikat Gabriel tidak mengatakan kepada Maria bahwa dia “penuh dengan kebajikan”, atau bahwa dia adalah “wanita yang sangat baik.” Tetapi bukankah ucapan malaikat “penuh rahmat” berarti bahwa Maria adalah “penuh kebajikan”? Maka pernyataan paus ini bertentangan dengan dogma dari Yang Dikandung Tanpa Noda. Maria bukan hanya "wanita amat sangat baik". Dia adalah Yang Dikandung Tanpa Noda, penuh rahmat, bebas dari noda dosa asal. Akan bermanfaat di sini untuk mengingat deklarasi Paus Pius IX pada tahun 1854 tentang dogma dari Yang Dikandung Tanpa Noda:

Kami menyatakan, menyampaikan dan mendefinisikan bahwa doktrin yang menyatakan bahwa Perawan Maria Yang Terberkati, sejak saat perkandungannya, diberi dengan sebuah hak istimewa dan  tunggal dan anugerah dari Allah yang Mahakuasa, atas kebajikan dari jasa Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, telah dipertahankan dalam keadaan tak bernoda dari semua noda dosa asal, telah dinyatakan oleh Allah, dan karenanya harus tegas dan terus menerus dipercaya oleh semua umat beriman. — Pope Pius IX, Ineffabilis Deus, December 8, 1854

Jadi, bertentangan dengan apa yang dikatakan paus Francis, Maria adalah penuh dengan rahmat, Maria adalah penuh dengan kebajikan. Dia adalah Yang Dikandung Tanpa Noda.

Hanya Seorang Gadis Normal Dan Pergi Berbelanja.
Paus juga berkata dalam wawancara buku itu bahwa Maria hanya seorang gadis normal yang bekerja dan pergi berbelanja:

“Saya membayangkan dia sebagai seorang gadis normal, seperti gadis masa kini, bersikap terbuka untuk menikah, memiliki sebuah keluarga…

Menurut paus Francis: “Maria adalah wanita normal, dia adalah wanita yang bisa saja ditiru oleh wanita mana pun di dunia ini. Tidak ada hal-hal aneh dalam hidupnya, seorang ibu yang normal: bahkan dalam pernikahan perawannya, suci dalam bingkai keperawanan itu, Maria adalah normal. Dia bekerja, pergi berbelanja, membantu Puteranya, membantu suaminya: semuanya normal-normal saja”.

Maria adalah Yang Dikandung Tanpa Noda, Bunda Allah, Ratu Alam Semesta, Pengantara Segala Rahmat. Dia adalah jauh lebih tinggi dari normal! Tidak ada yang sekedar normal pada seseorang yang dikandung tanpa dosa asal – dia tidaklah seperti orang-orang "normal" lainnya, dia dibebaskan dari noda dosa asal.

Tidak ada yang sekedar "normal" jika menjadi Bunda Perawan dari Allah - tidak seperti ibu-ibu lain yang merupakan ibu dari anak-anak yang fana, tetapi Maria adalah Bunda dari Allah yang berinkarnasi.

Tidak ada yang sekedar "normal" jika bisa menjadi Mempelai dari Roh Kudus - tidak seperti wanita normal lain, yang merupakan mempelai dari suami yang adalah manusia yang fana.

Menekankan “kenormalan” Maria hanya akan memberikan perkiraan yang sangat, sangat rendah tentang martabat yang diberikan oleh Tritunggal Mahakudus kepada Maria. Tidak ada yang sekedar normal pada orang yang bisa menjadi Puteri Yang Tak Bernoda dari Allah Bapa, Bunda dari Putera Yang Berinkarnasi, dan Mempelai dari Roh Kudus!

Adalah sangat bermanfaat jika disini kita mengingat kalimat-kalimat indah dari beberapa orang kudus besar dalam sejarah Gereja, yang mereka katakan tentang Bunda Terberkati. Semoga kita bisa merenungkan perkataan mereka, dan memberikan doa silih atas kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan kepada Maria oleh orang-orang yang tidak menghormatinya, sebagaimana yang seharusnya:

St. Alphonsus Maria de Liguori:
"Maria telah bekerja sama bagi penebusan kita dengan memberikan kemuliaan yang begitu besar kepada Tuhan dan begitu banyak kasih kepada kita, hingga Tuhan kita menetapkan bahwa tidak seorang pun akan memperoleh keselamatan kecuali melalui pengantaaan Maria."

St. Faustina:
“Untuk bisa memberikan pujian yang layak atas belas kasih Tuhan, kita menyatukan diri kita dengan Bunda Yang Tak Bernoda, karena dengan begitu nyanyian puji-pujian kita akan lebih menyenangkan bagi-Mu, karena dia dipilih dari antara manusia dan malaikat. Melalui dia, seperti melalui kristal yang murni, rahmat-Mu diteruskan kepada kami. Melalui dia, manusia bisa menyenangkan Tuhan. Melalui dia, aliran kasih karunia melimpah kepada kita.”(1746)

St. Alphonsus Maria de Liguori:
"Setelah kita berhutang kasih kepada Yesus Kristus, maka kita harus memberikan tempat utama di hati kita bagi kasih Bunda-Nya, Maria."

St. Ildephonsus, Uskup:
“Dengan alasan yang benar, Sang Perawan Terkudus meramalkan bahwa semua angkatan akan menyebutnya ‘yang diberkati,’ karena semua Orang Pilihan memperoleh keselamatan kekal melalui sarana Maria.”

St. John Damascene
"Devosi kepadamu, oh Perawan Terberkati, adalah sebuah sarana keselamatan yang diberikan Tuhan kepada mereka yang akan diselamatkan oleh-Nya."

St. Germanus of Constantinople, Patriarch of Constantinople:
"Tak seorang pun, oh Maria Yang Terkudus, yang bisa mengenal Tuhan kecuali melalui engkau; tak seorangpun yang bisa diselamatkan atau ditebus kecuali melalui engkau, oh Bunda Allah; tak seorangpun yang dapat dibebaskan dari bahaya kecuali melalui engkau, oh Bunda Perawan; tak seorangpun yang bisa mendapatkan kerahiman kecuali melalui engkau, oh Bunda yang penuh dengan segala rahmat!”

St. Anselm, uskup agung dan Doctor Gereja
“Adalah tidak mungkin menyelamatkan suatu jiwa tanpa devosi kepada Maria dan tanpa perlindungannya.”

St. Cajetan, Founder of the Theatines
“Kita boleh mencari rahmat, namun tak akan bisa menemukannya tanpa pengantaraan Maria.”

St. Francis Borgia
“Aku sangat meragukan keselamatan mereka yang tak memiliki devosi secara khusus kepada Maria.”

St. Louis Marie de Montfort
“Karena Allah, yang telah memberi Maria kuasa atas Putera Tunggal-Nya dan Putera alamiah-Nya, juga memberi Maria kuasa atas anak-anak angkat-Nya, bukan hanya yang menyangkut tubuh mereka, karena hal ini hanya kecil artinya, tetapi juga apa yang menyangkut jiwa mereka.”

St. Louis Marie de Montfort
“Kita harus menyimpulkan bahwa, perlu bagi Allah dengan suatu kebutuhan yang disebut “hipotetis”, (yaitu, karena Allah menghendakinya), maka Perawan Yang Terberkati adalah lebih diperlukan oleh manusia untuk mencapai tujuan akhir mereka. Oleh karena itu kita tidak boleh menaruh kesetiaan kepada Maria pada tingkat yang sama seperti kesetiaan kepada orang-orang kudus lainnya, seolah itu (kesetiaan kepada Maria) hanya sesuatu yang bersifat opsional.”

No comments:

Post a Comment