Tuesday, October 9, 2018

PAUS FRANCIS – MENDEWAKAN PERUBAHAN -- DAN TATA DUNIA BARU


PAUS FRANCIS – MENDEWAKAN PERUBAHAN -- DAN TATA DUNIA BARU


Guest Contributor January 20, 2016
By: Randy Engel




Pendahuluan

Menurut Radio Vatikan, pada hari Senin, 18 Januari 2016, sehari setelah kunjungan Paus Fransiskus ke Sinagoga Agung Roma, Paus menyampaikan homili di Misa hariannya di mana dia mengutuk orang-orang Kristen yang “hatinya tertutup” dan meminta kepada para penentangnya untuk "berubah," menyebut mereka sebagai "pemberontak yang keras kepala" dan "penyembah berhala."

Seolah mengucilkan orang Kristen yang " dengan keras kepala melekat kepada apa yang selalu dilakukan dan tidak mengizinkan orang lain untuk berubah," dan belum sampai pada bagian terakhir dari ceramahnya di kapel yang saat itu sedang tak memiliki tempat duduk ataupun tempat berlutut, di Domus Sanctae Marthae, maka Fransiskus berusaha merinci perbedaan antara apa yang "tidak boleh berubah karena hal itu adalah mendasar," dan "apa yang harus berubah agar dapat menerima pembaharuan dari Roh."

Sekarang, Katolik adalah agama Tradisi, Kitab Suci dan Magisterium, kepenuhan Iman, yang diwariskan kepada kita dari zaman para Rasul. Ia sejak dulu tidak pernah, dan tidak akan pernah menjadi agama "evolusi" atau "perubahan" pada hal-hal yang terkait dengan kebenaran dan moral dogmatis. Namun, Francis terus mempertahankan daya tarik yang berlebihan terhadap "perubahan," yang akan sama dengan mendewakan "perubahan". Seperti Hamlet-nya Shakespeare yang berkata, “Ay, there’s the rub!”

Peran perubahan dalam Tata Dunia Baru

Kita tahu bahwa sine qua non (syarat mutlak) dari apa yang disebut Tata Dunia Baru adalah PERUBAHAN. Bagaimana kita tahu ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, membutuhkan penjelasan yang panjang, yang bagi sebagian pembaca mungkin akan seperti sebuah wahyu baru dan instruktif.

Pengungkapan kenyataan istimewa ini terjadi pada malam 20 Maret 1969. Tempat itu adalah kota kecil Pittsburgh, Pennsylvania di LeMont Restaurant kelas atas, di Mount Washington. Acara itu adalah berupa pertemuan tahunan Pittsburgh Pediatric Society. Pembicara tamu adalah Dr. Richard Day, Profesor Pediatrics dari Mount Sinai Medical School di New York, dan mantan Direktur Medis Nasional dari Planned Parenthood Federation of America di New York City.

Although the physicians in attendance expected to hear a lecture on advances in neo-natal care, the title of Day’s lengthy speech as it appeared on the printed program was “Family Planning: Infant Mortality, Gene Frequency, Abortion and Other Considerations.”
The date of Day’s talk is extremely significant.

Tanggal dari pidato Dr. Day ini sangatlah penting.

Hanya sembilan hari sebelumnya, Frederick S. Jaffe, Wakil Presiden dari Planned Parenthood-World Population telah mengirim kepada Bernard Berelson, Presiden Population Council Rockefeller, sebuah memorandum yang berjudul "Aktivitas yang Relevan dengan Studi Kebijakan Kependudukan untuk AS"

Di antara contoh-contoh tindakan yang diusulkan untuk mengurangi kesuburan penduduk di AS yang ditemukan dalam Tabel 1 dalam memorandum yang ‘buruk’ itu adalah:

  • Dorongan untuk melakukan homosex;
  • Pemberian bahan kimia untuk mengurangi kesuburan pada suplai air minum warga;
  • Tindakan aborsi dan sterilisasi sesuai permintaan;
        Sterilisasi wajib dan aborsi wajib pada kehamilan di luar nikah.

Dr. Day akan membicarakan semua topik ini dan lebih banyak lagi pada malam di bulan Maret itu, tetapi kata pengantarnya hanya membicarakan tema-tema umum yang menjadi ciri dari Sistem Dunia Baru (Tata Dunia Baru) yang katanya, semua itu sudah ada, “dan tidak ada yang dapat menghentikan kita sekarang.”

Penggunaan kata "kami" dengan jelas menunjukkan bahwa Dr. Day menyebut dirinya sebagai Orang Dalam dari Tata Dunia Baru (NOW).

Yang pertama dari keseluruhan tema ini berpusat pada pentingnya PERUBAHAN di semua tingkat masyarakat dalam Tata Dunia Baru. Bukan hanya perubahan kecil dalam masyarakat atau teknis atau pribadi, tetapi perubahan besar, perubahan-perubahan yang mengguncang dunia, serta perubahan hanya demi perubahan itu sendiri.

“Orang harus terbiasa dengan gagasan perubahan. Jadi orang harus terbiasa untuk berubah, dan harus mengharapkan perubahan. Tidak ada yang permanen,” jelas Dr.Day.

Perubahan akan dimasukkan ke dalam konteks ‘populasi yang tidak memiliki tradisi, tidak ada akar atau tambatan’ dan karena itu seluruh populasi akan mengantisipasi, mengharapkan, dan menerima perubahan, tidak ada pertanyaan yang diajukan, karena hanya itulah (perubahan) yang akan dikenal oleh semua orang.

Sehubungan dengan perubahan spesifik yang terkait dengan hukum dan kebiasaan, Dr. Day menjelaskan bahwa di bawah Tata Dunia Baru, “Semuanya memiliki dua tujuan. Yang satu adalah tujuan nyata, yang akan membuatnya (berubah) diterima oleh masyarakat, dan yang kedua, adalah tujuan sesungguhnya, yang akan mendorong tujuan untuk menegakkan sistem baru dan memilikinya.”

Di bawah rubrik "Seks tanpa reproduksi dan reproduksi tanpa seks," Dr. Day meramalkan dengan akurasi 100%, empat tahun sebelum Roe vs Wade, bahwa aborsi akan dilegalkan dan didanai dengan uang pajak rakyat.

Mengenai homoseksualitas, Dr. Day menjelaskan bahwa “Orang akan diberi ijin untuk menjadi homoseksual. Mereka tidak perlu menyembunyikannya lagi.”

Mengenai euthanasia, Dr. Day berbicara tentang diciptakannya "pil kematian" untuk mengurangi beban populasi yang berusia lanjut.

Dr. Day soal Agama Ekumenis Tata Dunia Baru

Mengenai peran agama dalam Tata Dunia Baru, Dr.Day, seorang yang mengaku atheis, mengatakan bahwa agama-agama utama saat ini sudah tidak kompatibel lagi dengan perubahan yang akan datang, oleh karena itu agama-agama itu "harus pergi, terutama agama Kristen."

Menurut Dr.Day, “Begitu Gereja Katolik Roma ditumbangkan, maka sisa Kekristenan akan mengikutinya dengan mudah. Kemudian agama yang baru nanti akan dapat diterima untuk digunakan di seluruh dunia. Agama baru ini akan menggabungkan sesuatu dari semua agama yang lama untuk membuatnya mudah bagi masyarakat untuk menerimanya, dan masyarakat akan merasa seolah berada di rumahnya sendiri. Kebanyakan orang tidak akan terlalu peduli dengan agama. Mereka akan menyadari bahwa mereka tidak membutuhkan agama.”

Mengenai Alkitab, Dr.Day mengatakan bahwa Alkitab akan dirubah dan ditulis ulang agar sesuai dengan agama baru. Ini akan dilakukan dengan mengganti kata kunci “dengan kata-kata yang memiliki berbagai nuansa makna.” Idenya adalah bahwa tidak semua yang ada dalam Alkitab perlu ditulis ulang, hanya kata-kata kunci saja diganti dengan kata lain. Dan keragaman makna yang melekat pada kata apa pun akan dapat digunakan sebagai alat untuk mengubah seluruh makna Kitab Suci, dan karena itu membuatnya dapat diterima oleh agama baru ini. Kebanyakan orang tidak akan tahu bedanya ... dan jika ada sedikit orang yang menyadari perbedaannya, mereka tidak akan terlalu penting.”

Mungkin pernyataan Dr.Day yang paling mengejutkan yang dibuat dalam seluruh pidatonya adalah dengan mencermati komentar-komentar ini. Dr.Day berkata, "Beberapa dari anda mungkin berpikir bahwa gereja tidak akan mendukung ide ini," kemudian dia melanjutkan dengan mengatakan, "… gereja-gereja akan membantu kita." Dr.Day tidak mengatakan, "… gereja-gereja akan membantu kita, kecuali Gereja Katolik Roma." (Hal ini berarti bahwa Gereja Katolik juga akan mendukung Tata Dunia Baru)

Apakah Paus Francis Sedang Mempersiapkan Umat Katolik Untuk Masuk Kedalam Tata Dunia Baru?

Ini adalah pertanyaan yang membuat saya bertanya pada diri sendiri, dengan frekuensi yang lebih besar lagi di relung-relung rahasia hati dan pikiran saya. Mengingat prestasi paus Francis yang menyedihkan hingga saat ini, sebagai Vikaris Kristus, maka saya harus menjawab pertanyaan ini dengan jawaban : YA !!!

Ketika saya membaca kecaman Francis terhadap mereka yang menolak perubahan, kata-kata Dr. Richard Day tentang peran perubahan dalam Tata Dunia Baru merasuk kembali ke dalam benak saya. Tidak diragukan lagi, sekarang inilah saatnya untuk mengajukan pertanyaan ini secara terbuka. Bagaimana anda akan menjawabnya?

No comments:

Post a Comment