Sunday, October 21, 2018

CUKUPLAH SUDAH !!!


These Last Days News - October 16, 2018

SEORANG EVANGELIS MENULIS BAGI UMAT KATOLIK YANG KEBINGUNGAN:
CUKUPLAH SUDAH !!!


LifeSiteNews.com reported on July 31, 2018:
by Ralph Martin

Ralph Martin adalah presiden dari Renewal Ministries. Dia juga menjadi host dari acara ‘The Choices We Face,’ sebuah program televisi dan radio Katolik mingguan yang banyak ditayangkan di seluruh dunia. Ralph memiliki gelar doktor dalam bidang teologi dari Universitas Kepausan St. Thomas (Angelicum) di Roma dan seorang profesor dan direktur Program Pascasarjana Teologi dalam Evangelisasi Baru di Seminari Tinggi Hati Kudus di Keuskupan Agung Detroit. Dia ditugaskan oleh Paus Benediktus XVI sebagai Konsultan Dewan Kepausan untuk Evangelisasi Baru dan juga ditunjuk sebagai utusan pada Sinode Evangelisasi Baru. Ralph adalah penulis sejumlah buku, dan yang paling baru-baru adalah ‘The Urgency of the New Evangelization, The Fulfillment of All Desire, and Will Many Be Saved?’ Dia dan istrinya, Anne, memiliki enam anak dan enam belas cucu dan tinggal di Ann Arbor, Michigan.


Umat Katolik yang kebingungan,

Belum pernah saya melihat ada begitu banyak umat Katolik - yang biasanya tidak pernah mengikuti atau mendengar berita-berita tentang Gereja – namun kini merasa sangat terganggu, dimana saya melihat mereka menanggapi pengungkapan kasus, baru-baru ini, tentang uskup agung Washington, DC.

Kardinal Theodore McCarrick telah diminta oleh paus untuk mengundurkan diri dari keanggotaannya di College of Cardinals dan diperintahkan untuk hidup dalam pengasingan sampai pengadilan kanonik dapat dilakukan untuk memverifikasi validitas tuduhan pelecehan dan gangguan seksual terhadap dirinya. Setelah ada orang pertama yang berani maju, Vigano,  (yang tuduhannya diyakini kebenarannya oleh Dewan Keuskupan Agung New York), maka semakin banyak kasus mengikutinya. Iklim ketakutan di antara banyak klerus kita — ketakutan akan dihukum atau terpinggirkan jika mereka melaporkan pencabulan seksual di antara rekan-rekan klerus atau pemimpin mereka — mulai muncul. Kardinal McCarrick sekarang dikenal sebagai Uskup Agung McCarrick.

Apa yang sangat mengganggu bagi banyak orang adalah fakta bahwa telah ada banyak peringatan kepada berbagai pejabat gereja bahwa dia (McCarrick) adalah seorang pemangsa homoseksual, yang telah melakukan pencabulan terhadap banyak seminaris, imam-imam, dan anak-anak muda selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada apapun yang dilakukan terhadap si pelaku, dan dia justru terus dipromosikan dalam jabatan yang lebih tinggi. Bahkan setelah seorang imam Dominikan terkemuka menulis surat kepada Kardinal O’Malley, tetap saja tidak ada yang dilakukan. Bahkan setelah tuntutan hukum menuduhnya melakukan pelecehan seksual (homoseksual) di dua keuskupan sebelumnya, telah diselesaikan dengan pemberian penghargaan keuangan, dan yang bersangkutan masih dipromosikan. Dan bukan hanya itu, dia telah diangkat menjadi penasihat kunci Paus Fransiskus dan memberikan nasihat-nasihat tentang siapa saja yang ditunjuk menjadi uskup di Amerika Serikat!

Ada seorang ibu muda Katolik dengan dua anak laki-laki yang direncanakan untuk menempuh pendidikan imamat, mengatakan kepada saya bahwa dia sekarang memiliki keprihatinan yang besar setelah salah satu puteranya masuk seminari, mengingat adanya kebusukan yang sedang terungkap saat ini.

Ibu yang lain mengatakan bahwa dia tidak bisa lagi melihat siapa pun yang mau bergabung dengan Gereja Katolik, karena kepemimpinan yang sangat buruk. Dia mengeluh tentang kebusukan yang terjadi saat ini dalam kaitannya dengan upaya evangelisasi.

Yang lain lagi mengatakan bahwa ada tujuh orang dari parokinya yang kecil dan terpencil telah meninggalkan paroki itu, karena dosa seksual tidak pernah dibicarakan, dan imam-imam hampir selalu memberi penekanan eksklusif pada isu-isu politik. Ibu itu sekarang merasa takut bahwa lebih banyak lagi orang akan pergi menjauh.

Yang lain lagi mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah jika kita berhenti memberikan sumbangan uang kepada para uskup dan keuskupan serta paroki kita sendiri, kecuali wilayah ini dipimpin oleh para uskup yang mau berkata ‘hitam adalah hitam’ dan memimpin wilayah itu dengan benar. Sampai hari ini, ada cukup banyak paroki yang “ramah-gay” bahkan termasuk pada “keuskupan-keuskupan yang dikenal baik,” di mana mereka yang menderita gangguan homoseksual tidak didorong untuk menjalani hidup suci atau menawarkan penyelesaian yang efektif, justru sebaliknya, orang-orang itu seakan didukung dalam perbuatan seksual mereka. Tampaknya banyak uskup yang takut untuk menangani "lobi-lobi homoseksual" di wilayah mereka dan mereka lebih memilih untuk menutup mata.

Pada akhir pekan, di dalam Misa, imam yang memberikan khotbah nampak lebih marah daripada yang pernah saya lihat, ketika dia berbicara tentang skandal yang berlangsung saat ini. Injil hari itu berbicara tentang bagaimana ilalang dan gandum tumbuh bersama dan akhirnya keduanya akan dipisahkan pada saat penghakiman. Tidak jelas apa yang dimaksud imam itu, tetapi kita tentu tidak dipanggil untuk “menyuburkan ilalang.” Dan para gembala secara khusus memiliki kewajiban untuk menegur orang berdosa dan menyingkirkan dari pelayanan mereka, orang-orang yang menolak untuk memberitakan kebenaran dan yang mendorong orang lain untuk berbuat salah. Ya, kita memang selalu berbuat dosa, tetapi seperti yang Yesus katakan, "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” (Mat 18: 6).

Ada banyak sekali ucapan yang muncul dari umat awam dan imam-imam yang sangat dihormati yang mengatakan "Cukuplah sudah !," dan kita perlu menghentikan perbuatan menutup-nutupi kasus sex ini dan kita harus melihat sampai pada yang paling mendasar: siapa yang terlibat dalam mempromosikan orang-orang seperti ini dan menutup-nutupi kebejatan mereka. Kami harus melakukan!

Pada tahun 2002, ketika para uskup Amerika menyetujui "Piagam" mereka yang berusaha untuk menanggapi banyak kasus pedofilia oleh imam-imam yang terungkap pada saat itu, mereka secara mencolok mengecualikan diri mereka dari kebijakan "toleransi nol" mereka.
Banyak imam mengatakan kepada saya bahwa mereka merasa "dilemparkan di bawah bus" oleh para uskup, yang dengan begitu gampangnya tidak bersedia menerima kebijakan mereka sendiri (toleransi nol) terhadap perilaku tak bermoral itu, dimana mereka berusaha menutup-nutupi kasus itu hingga memungkinkan perbuatan bejat pedofilia masih bisa berlangsung selama bertahun-tahun ke depan, dan dalam beberapa kasus, termasuk perilaku tak bermoral diri mereka sendiri. Hal lain yang mengganggu tentang Piagam tahun 2002 itu adalah bahwa - meskipun permohonan untuk tidak mengabaikan fakta bahwa kasus ini terutama adalah skandal homoseksual, karena sebagian besar korban adalah remaja laki-laki, bukan anak-anak kecil – kemudian para uskup memutuskan untuk tidak menangani masalah besar itu. Mungkinkah karena mereka tahu bahwa beberapa uskup / kardinal mereka juga terlibat, hingga mereka tidak mau menghadapi ‘nasib buruk’ jika harus membersihkannya? Sekarang penolakan untuk mengakui adanya "lobi homoseksual," seperti yang dikatakan Paus Benediktus, adalah ‘balik ke rumah dan bertengger disana.’

Tetapi bukan hanya ada masalah homoseksual besar di dalam Gereja; ternyata dosa heteroseksual dan penyimpangan keuangan juga banyak terjadi di banyak tempat. Di beberapa negara, persentase yang signifikan dari imam-imam yang hidup bersama para selir mereka atau menjadi ayah dari anak-anak haram, yang dilahirkan oleh para wanita lemah yang menjadi korban mereka, hingga menyebarkan berita skandal kepada umat yang setia, yang sering telah mengetahuinya. Ini adalah kasus di Uganda, dari mana saya baru saja kembali, dan di banyak negara lain juga. Dalam situasi ini, "perlindungan" para imam dan pengabaian yang sering terjadi terhadap korban-korban mereka - para wanita dan anak-anak mereka - menuntut keadilan.

Dan demikian, sekali lagi karena tekanan tuntutan hukum dan pers, para uskup berbicara tentang "mengembangkan kebijakan baru" yang akan berlaku bagi para uskup. Seperti yang dikatakan oleh seorang rekan di Sacred Heart Seminary di Detroit, Michigan: “Bukankah cukup jelas dari Kitab Injil bahwa perbuatan menutup-nutupi sesuatu yang tak bermoral adalah sebuah kejahatan? Mengapa kita membutuhkan kebijakan baru ketika pengajaran Yesus dan para rasul telah begitu jelas?” Dapatkah perkataan dari para nabi Perjanjian Lama dan Sabda Yesus sendiri yang menentang para gembala palsu dibuat lebih jelas lagi atau lebih dahsyat lagi? (Lihat Yeremia 23: 1-6; Matius 23, dll.)

Kasus Uskup Agung McCarrick mungkin merupakan bukti dari "jerami yang mematahkan punggung unta." Hal ini mungkin merupakan bentuk pernyataan yang keras, tegas, dan kasar, yang berasal dari para pemimpin kita, yang mengacu kepada masalah dosa dan pertobatan, bukan hanya masalah kebijakan dan proses yang mereka lakukan, yang sering menjadi fokus perhatian mereka. Mungkinkah — pada akhirnya nanti— bahwa penyingkapan pelecehan seksual jangka panjang para seminaris dan imam yang tidak pernah mampu menghentikan kemajuan Uskup Agung McCarrick dalam hierarki, akan sangat menjijikkan sehingga pertobatan sejati mungkin benar-benar mulai terjadi? Saya tidak pernah berdoa lebih banyak untuk paus dan pemimpin kita daripada yang telah saya lakukan dalam beberapa tahun terakhir, dan kita semua harus terus melakukannya. Lebih lanjut tentang itu nanti.

Sayangnya, kasus Uskup Agung McCarrick hanyalah ‘puncak gunung es.’ Efek ikutan dari dibukanya kasus amoralitas di tempat-tempat tinggi dalam Gereja sangatlah menghancurkan. Pertama, beberapa tahun yang lalu, seorang kardinal dari Austria dipaksa mengundurkan diri karena perbuatan homoseksual; kemudian, baru-baru ini, seorang kardinal dari Skotlandia mengundurkan diri karena kasus pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap para seminaris dan imam-imam; dan kemudian uskup agung Guam menjalani pengadilan kanonik di Roma atas pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur; dan sekarang kardinal-kardinal di Chili (salah satunya duduk di Dewan Konsili para Kardinal yang mengawasi reformasi Gereja) yang kini sangat dicurigai karena menutupi pelecehan homoseks di negara mereka. Kenyataannya, seluruh uskup dalam konferensi waligereja Chili mengakui keterlibatannya karena tidak menganggap serius laporan tentang upaya menutup-nutupi kasus pelecehan seksual oleh seorang uskup, dan baru-baru ini mereka mengajukan pengunduran diri kepada paus, dan sejauh ini paus telah menerima beberapa pengajuan mereka. Paus sendiri pada awalnya dengan keras kepala mendukung pengangkatan uskup ini dan menolak permohonan para korban pencabulan itu sebagai ‘fitnah’ dan ‘gosip.’ Dan sebelum kita sempat memahami berita ini, ada berita lain tentang seorang uskup agung di Australia yang mendapatkan hukuman penjara karena menutupi kasus pelecehan sex yang dilakukan oleh seorang imam. Dan baru hari ini, ketika saya menulis ini, Mahkamah Agung Pennsylvania telah memerintahkan dibukanya laporan grand jury yang berisi keterlibatan lebih dari 300 ‘imam predator’ pada enam dari delapan keuskupan Pennsylvania yang terlibat dalam pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur selama bertahun-tahun.

Sayangnya, kebusukan itu sudah amat luas dan dalam dan bertahun-tahun telah dilakukan upaya menutup-nutupi kasus pelecehan sexual ini (dan disertai keengganan para imam untuk benar-benar mewartakan Injil dan mengajak orang-orang untuk kembali kepada iman dan pertobatan), dan pemaparan kasus kebejatan ini telah melukai iman jutaan orang. Di sisi yang lain, betapa mengejutkan dan tragisnya melihat puluhan ribu orang Irlandia di jalan-jalan di Dublin dengan liar merayakan sukacita mereka karena sekarang mereka bisa membunuh bayi-bayi secara legal !!! Tepat ketika para uskup Irlandia perlu berbicara paling keras tentang isu-isu moral yang mendasar, ternyata kredibilitas mereka hancur ketika akhirnya diketahui bahwa mereka sendiri telah menutup-nutupi kasus pelecehan sexual selama beberapa dekade!!! Setan memang bertindak seperti babi hutan liar yang mengamuk dan merusak kebun anggur Tuhan karena pohon-pohon pelindung telah dihancurkan (Mzm 80: 12-13). Kebusukan, kepalsuan dan perbuatan pengecut telah berjalan jauh dan dalam hingga kemana-mana, dan pengaruhnya terhadap keselamatan kekal jutaan orang serta nasib bangsa-bangsa, sangatlah menghancurkan.

Baru-baru ini, Kardinal Maradiaga dari Honduras telah melihat uskup pembantunya mengundurkan diri karena perbuatan homoseks dan penyalah-gunaan, dan kemudian empat puluh orang seminaris di keuskupannya mengeluarkan sebuah surat yang memintanya untuk membasmi jaringan homoseksual di lingkungan seminarinya. Kardinal ini adalah penasihat utama Paus Fransiskus, kepala "Dewan Sembilan" yang bekerja sangat erat dengan paus dalam membawa reformasi di Roma, dan disebutkan bahwa dia memiliki kemungkinan untuk menggantikan Paus Fransiskus. Namun laporan yang datang terus menerus tentang skandal keuangan dan seksual yang sedang berlangsung saat ini menunjukkan bahwa reformasi itu sepertinya tidak terjadi. Baru-baru ini, seorang pelacur laki-laki di Italia menerbitkan nama dan foto dari enam puluh orang imam yang sering berkencan dengannya — dan hampir tidak ada komentar dari para gembala. Dan ditemukannya kasus pesta homoseks dan narkoba oleh polisi Vatikan, di apartemen seorang kardinal Vatikan yang digunakan oleh sekretarisnya, disambut dengan "tidak ada komentar" oleh kantor pers Vatikan. Dan kemudian kita mendengar juga ada seorang uskup di kantor dubes Vatikan di Washington, D.C., yang tiba-tiba meninggalkan negara itu dan diadili di Vatikan karena terlibat dalam pornografi anak dan diberi hukuman lima tahun penjara.

Saya tidak berniat untuk membahas seluruh situasi ini, tetapi ada sebuah kejadian yang muncul di musim panas ini ketika ada tiga puluh imam di kelas saya, di seminari, ingin membahas tentang kepemimpinan Paus Fransiskus dan skandal McCarrick. Kami semua setuju bahwa Paus Fransiskus telah mengatakan dan melakukan beberapa hal yang luar biasa (saya ikut mengajarkan Seruan Apostoliknya, Kegembiraan Injil, di salah satu kelas saya), tetapi paus Francis juga telah mengatakan dan melakukan beberapa hal yang membingungkan dan tampaknya telah mengarah kepada meluasnya kebingungan dan perpecahan di dalam Gereja.

Bagaimana mungkin para uskup Jerman dan Polandia menjawab pertanyaan yang sama ‘apakah pasangan yang bercerai dan menikah kembali dapat menerima Komuni tanpa ada anulasi’ dimana di kedua negara itu uskup-uskupnya menjawab secara berlawanan, dan Gereja masih memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan itu, dengan budaya kontemporer, dengan satu suara? Tidak mungkin bisa!!! Dan sampai berapa lama para pejabat Gereja bisa berbicara tentang "nilai-nilai positif" dari "hubungan yang tidak wajar" (dalam perzinahan) sampai umat awam berpikir bahwa kita tidak lagi percaya akan kata-kata Yesus yang mengatakan bahwa para pezina dan mereka yang aktif mempraktekkan homoseks tidak akan bisa masuk kerajaan Tuhan kecuali mereka bertobat? Berapa banyak orang yang masih percaya bahwa neraka itu ada, dan bahwa jika kita tidak bertobat atas dosa-dosa yang besar, sebelum kita mati, maka kita akan masuk ke sana? Pernahkah kita mendengar dari para pemimpin gereja terkemuka, bahkan di Roma sekalipun, dalam tahun-tahun belakangan ini, yang mengatakan bahwa perzinahan, percabulan dan hubungan homoseksual bukan hanya "tidak wajar," tetapi juga hal itu merupakan dosa besar? Sudahkah paham "universalisme" yang meluas saat ini (keyakinan bahwa setiap orang akan diselamatkan) telah menggerogoti rasa takut yang kudus akan Allah dan keyakinan kepada firman-Nya, yang telah diwartakan dengan setia sepanjang berabad-abad ini dan dipertahankan tetap utuh di dalam Katekismus Gereja Katolik, hingga orang-orang saat ini semakin nekad untuk bertahan di dalam dosa besar, tanpa takut akan Tuhan atau neraka?

Sudahkah rasa belas kasih yang palsu serta anggapan yang salah tentang belas kasihan Allah menggantikan kasih sejati yang didasarkan pada kebenaran, dan satu-satunya tanggapan yang tepat untuk belas kasihan Allah adalah iman dan pertobatan?

Dan apa yang harus kita lakukan dengan adanya fakta bahwa begitu banyak dari mereka yang menjadi penasihat paus Francis memiliki kesetiaan terhadap kebenaran yang patut dipertanyakan? Bagaimana kita bisa merasa yakin kepada Kardinal Maradiaga sebagai kepala Dewan Kardinalnya ketika dia dituduh melakukan kesalahan dalam masalah keuangan (yang, tentu saja, dia bantah); dia telah memilih seorang homoseksual aktif sebagai uskup pembantunya; dan dia membiarkan jaringan homoseksual tumbuh subur di dalam seminarinya; dia menolak upaya yang meminta kepadanya untuk menjernihkan kekacauan gosip yang tak berdasar yang menyelimuti dirinya. Bagaimana kita dapat merasa yakin terhadap penasihat teologis utama paus, seorang teolog dari Argentina yang sangat dikenal karena bukunya, The Art of the Kiss (sebuah buku yang tergolong buku porno, karangan uskup ini. Silakan lihat dibawah), atau terhadap penasihat teologis utama paus yang berasal dari Italia, yang dikenal karena penyimpangannya terhadap ajaran Gereja dalam masalah seksualitas dan dialah yang telah memasukkan kalimat-kalimat dalam sinode keluarga yang mendorong dokumen sinode bersifat permisif terhadap hal-hal yang terlarang? Dan bagaimana kita bisa percaya kepada kepala Lembaga John Paul II tentang Perkawinan dan Keluarga — karena dia adalah seorang uskup agung yang menugaskan dipajangnya sebuah lukisan dinding (mural) yang bertema homo-erotis pada dinding katedralnya di keuskupan Italia oleh seorang seniman homoseksual, termasuk potret uskup agung itu dalam pose yang ambigu? (Silakan lihat dibawah).

Seorang wanita yang saleh baru saja bertanya kepada saya semalam: apakah benar baginya untuk marah dengan apa yang terjadi dalam Gereja saat ini? Dengan sedih saya berkata: ya, tentu saja.

Bagaimana kita bisa berdiam diri saja dan menahan secara pasif segala kebusukan seperti ini yang terus meluas dan semakin dalam? Memang, bisa dibenarkan untuk membuat pandangan kita diketahui. Hal ini memang benar dan perlu. Tetapi terlebih lagi, kita perlu berdoa dan mempersembahkan kurban bagi Gereja dan para pemimpinnya pada saat ini. Adalah penting untuk berdoa agar reformasi yang sejati, yang berakar dalam sikap pertobatan sejati dan merangkul semua kebenaran iman, akan muncul keluar dari situasi yang mengerikan ini dan agar Gereja, yang harus dimurnikan dan direndahkan lebih besar lagi, akan dapat bersinar dengan pancaran wajah Kristus.

Tetapi, adalah sebuah jalan yang panjang dari keadaan saat ini sampai ke sana. Kerusakan telah ditimpakan kepada kredibilitas Gereja, dan lebih banyak lagi yang akan hancur. Kerusakan telah dilakukan terhadap banyak sekali kawanan domba, dan perbaikan harus segera dilakukan; pertobatan publik dibutuhkan. Seperti yang ditulis oleh Paus Benediktus XVI ketika dia masih sebagai seorang imam muda, bahwa Gereja harus menjadi lebih kecil dan lebih banyak lagi dimurnikan, sebelum ia dapat kembali menjadi terang bagi dunia. Gereja sedang menjalani pemurnian radikal oleh tangan Allah yang menghukum, tetapi kita sudah dapat melihat adanya sisa pembaruan yang sangat kuat muncul di seluruh dunia, yang merupakan tanda dari adanya harapan dan pembaruan yang akan datang.

Jadi, apa yang dapat kita lakukan ketika kita terus berdoa bagi paus dan para pemimpin kita, agar Tuhan berkenan memberi mereka kebijaksanaan dan keberanian untuk menangani akar segala kebusukan ini dan membawa pembaharuan yang nyata di dalam kekudusan dan evangelisasi dalam Gereja?

* Kita harus terus menjalani kehidupan sehari-hari kita, berusaha untuk hidup setiap hari dengan cara yang berkenan bagi Tuhan, mengasihi Dia dan mengasihi tetangga kita, dan keluarga kita sendiri. Kita harus melihat diri kita sendiri, jangan sampai kita jatuh.

* Kita perlu ingat bahwa meskipun kita memiliki harta ini di dalam bejana tanah liat yang rentan (atau seperti beberapa terjemahan mengatakan, “belanga yang retak-retak”), tetapi harta itu adalah tetap harta kekayaan. Janganlah membuang bayinya bersama air mandinya! Bayi Yesus adalah harta kekayaan, dan Dia masih tetap hadir seperti biasa dan masih siap menerima semua orang yang datang kepada-Nya. Di dalam Misa Kudus! Setiap hari, Dia bersedia datang kepada kita dengan cara yang sedemikian istimewa. Marilah kita menghadiri Misa Kudus harian lebih sering lagi, untuk mempersembahkan kurban kematian dan kebangkitan Yesus kepada Allah Bapa, dalam kuasa Roh Kudus, demi keselamatan jiwa dan pemurnian Gereja.

* Kita harus ingat bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus sendiri dan, terlepas dari semua masalah yang melilitnya, ia memiliki di dalamnya, kepenuhan sarana keselamatan. Kemana lagi kita bisa pergi? Tidak ada tempat lain; di dalam Gereja Katolik inilah ada Ibu dan Rumah kita, dan ia membutuhkan kasih kita, doa kita, dan ketekunan kita di jalan kekudusan, lebih dari saat-saat sebelumnya.

* Kita harus ingat bahwa ada banyak uskup dan imam yang masih bertindak benar dan kudus dan berdedikasi, dan kita harus berdoa bagi mereka dan mendukung mereka. Mereka membutuhkan dan layak mendapat dukungan dari kita.

* Kita harus ingat bahwa krisis saat ini bukanlah pertama kalinya yang menimpa Gereja. Pada abad ke empat belas, St. Katarina dari Siena mengeluhkan "bau busuk dosa" yang datang dari tahta kepausan dan dia bernubuat bahwa bahkan iblis pun merasa jijik dengan perbuatan homoseks hingga dia kemudian menggodai para imam dan mendorong perbuatan menutup-nutupi kasus itu oleh para atasan mereka! (Lihat bab 124-125 dari Dialog Catherine of Siena).

Hal itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu menangani kasus sekarang ini dengan serius, karena kita harus melakukan segala sesuatu yang dapat kita lakukan sebagai tanggapan atas skandal besar yang kita hadapi saat ini. Namun kita perlu ingat bahwa semua ini terjadi di bawah kuasa Tuhan, dan Dia memiliki rencana untuk menghasilkan kebaikan dari kasus ini. Bahkan hal ini telah dinubuatkan dengan jelas dalam penampakan Bunda Maria di Akita, Jepang. Yesus adalah Tuhan, dan Dia akan memanfaatkan masalah-masalah yang serius saat ini untuk mendatangkan kebaikan.

Dan akhirnya, saya menyadari mengapa Tuhan memberi saya kesan yang mendalam pada tahun lalu, tentang adanya kebutuhan yang mendesak untuk memperhatikan permintaan Bunda Maria di Fatima. Bunda Maria di Fatima berkata:
“Berdoalah, berdoalah yang banyak, dan lakukanlah kurban bagi orang-orang berdosa; karena banyak jiwa berjalan menuju neraka, karena tidak ada orang yang mau mengorbankan dirinya dan berdoa bagi mereka.”

Marilah kita terus berdoa dan mempersembahkan korban demi pertobatan orang-orang berdosa dan sebagai silih atas dosa, dan marilah kita berdoa rosario setiap hari seperti yang diminta Bunda Maria, demi perdamaian di dunia dan pembaharuan yang sejati di dalam Gereja.


++++++++++++++++++

Berikit ini adalah pesan-pesan dari Bayside yang berkaitan dengan tulisan di atas:

KURIA
"Anak-anakku, apa yang telah kuperingatkan kepadamu pada masa lalu, kini berkembang pesat di Roma. Agen-agen 666 sekarang memegang kendali penuh atas Kuria. Wahai anak-anakku, aku mohon kepadamu, sebagai Ibu-mu, agar kamu berdoa dan berdoa yang banyak bagi Vikaris-mu. Lakukan banyak penebusan dosa dan silih bagi uskup-uskupmu. Banyak gembala yang telah tertidur. Setan telah meracuni pikiran banyak orang. Pintu-pintu Kota Abadi Roma dibuka lebar-lebar dan iblis masuk untuk menimbulkan malapetaka di Rumah Puteraku." - Our Lady, Bayside, 18 Juni 1977

"Apakah kamu begitu buta sehingga kamu tidak mengenali betapa cepatnya dosa meluas di antara kamu? Pembunuhan melimpah, pencurian, segala macam pembantaian, perusakan jiwa-jiwa kaum muda, aborsi, homoseksualitas, semua ini dikutuk dari sejak awal zaman oleh Bapa Yang Kekal. Namun dosa telah menjadi sebuah jalan hidup. Dosa telah dimaafkan dan didukung sekarang, hingga kepada hakim tertinggi di negaramu dan di negara-negara di seluruh dunia. Seperti apa yang telah kau tabur, itulah yang akan kau tuai. Dosa adalah kematian, bukan hanya terhadap roh, tetapi juga terhadap tubuh. Perang adalah hukuman atas dosa manusia, dan keserakahannya." - Our Lady of the Roses, Bayside, 14 Agustus 1981

BUAH-BUAH TELAH MEMBUSUK
“Sebagai Tuhanmu, Aku telah memberikan peringatan bagi semua uskup dan kardinal agar mereka berhenti! Segeralah memeriksa masa lalumu. Buah-buah telah membusuk, dan Aku akan mengguncangkan kamu dari pokok anggur! Janganlah kamu membuat lapar domba-domba-Ku! Ada banyak domba yang harus dikumpulkan. Padang rumput memang subur, tetapi domba-domba semakin kurus. Mereka kelaparan akan roh terang." - Yesus, bayside, 7 September 1978

"Aku tidak akan membela para imam-Ku yang membiarkan dan mendukung perbuatan homoseks dan membiarkannya terjadi di dalam lingkup imam-imam-Ku! Aku tidak akan membela imam-Ku yang mengizinkan pembunuhan bayi yang belum lahir dengan melalui sikap permisif mereka! Aku tidak akan berdiam diri dan membiarkan Imamat-Ku dihancurkan!"

"Anak-Ku, Aku tidak bermaksud untuk menakut-nakuti kamu. Aku hanya menyampaikan rasa sakit hati-Ku. Aku ingin menyampaikan kepada umat manusia betapa Aku sudah tidak bisa lagi membiarkan hal ini – segala bentuk hawa nafsu dan kekejian, yang sedang dilakukan oleh manusia di bumi, untuk terus terjadi. Tangan-Ku akan segera turun dan ia akan segera menyerang!" - Yesus, Bayside, 18 Juni 1982

KEMBALILAH
"Kejahatan ini telah merasuk jauh kedalam jantung Rumah-Ku. Sekarang kamu harus kembali dan memulihkan Rumah-Ku. Aku, Tuhanmu, memberimu perintah ini demi keselamatan jiwamu sendiri." - Yesus, Bayside, 21 Agustus 1976

++++++++++++++



Uskup agung Víctor Manuel “Tucho” Fernández, rektor dari the Pontifical Catholic University of Argentina di Buenos Aires. Dialah yang menulis buku porno dengan judul dan cover seperti di atas ini.



  Ini adalah gambar mural yang dipajang di dalam dinding Gereja Katedral, Diosis of Terni-Narni-Amelia, Italia, tempat uskup Vincenzo Paglia bertugas.



 Uskup Vincenzo Paglia

No comments:

Post a Comment