Wednesday, August 31, 2016

Vol 2 - Bab 8 : Penghiburan jiwa-jiwa di Api Penyucian

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 8

Penghiburan jiwa-jiwa di Api Penyucian
Para malaikat
Emilia Terberkati dari Vercelli
Para kudus di Surga

Jika para malaikat suci ingin menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian secara umum, maka mudah untuk dimengerti bahwa mereka memiliki semangat yang bernyala-nyala terutama bagi anak asuhnya. Didalam biara Vercelli dimana Emilia Terberkati, seorang religius Dominikan, menjadi Suster Kepala, sudah menjadi aturan disitu bahwa para suster disitu tidak boleh minum pada waktu makan mereka, kecuali ada ijin khusus dari Suster Kepala. Ijin ini tidak selalu diberikan oleh Suster Kepala. Dia menasihati para Suster anak buahnya untuk melakukan kurban yang kecil itu dengan sukacita, untuk mengingat rasa haus yang membakar yang telah ditanggung oleh Juru Selamat kita di salib demi keselamatan kita. Dan untuk mendorong para Suster disitu untuk melakukan hal ini Suster Kepala menganjurkan mereka untuk menyerahkan beberapa tetes air kepada para malaikat pelindung mereka agar dia menyimpannya hingga kepada kehidupan nanti, untuk meringankan panasnya Api Penyucian. Kejadian berikut ini menunjukkan betapa perbuatan yang suci ini sangat berkenan bagi Allah.

Seorang Suster yang bernama Cecilia Avogadra suatu hari datang untuk meminta ijin untuk menyegarkan dirinya dengan sedikit air, karena bibirnya telah pecah-pecah karena kehausan. “Puteriku”, demikian kata Suster Kepala, “lakukanlah kurban yang kecil ini demi kasih kepada Allah dan demi jiwa-jiwa di Api Penyucian”. “Bunda, kurban ini tidaklah ringan. Aku hampir mati rasanya karena kehausan”, jawab Suster yang baik hati itu. Namun meskipun dia bersedih, dia mematuhi nasihat dari atasannya itu. Tindakan kepatuhan dan matiraga ini amatlah berharga di mata Allah. Dan Suster Cecilia segera menerima ganjarannya. Beberapa minggu kemudian dia meninggal. Setelah 3 hari kemudian, dia muncul didalam kemuliaan yang berkilauan kepada Bunda Emilia. “Oh, ibu !”, katanya, “betapa aku sangat berterima kasih kepadamu ! Aku dihukum untuk masuk kedalam Api Penyucian hingga lama, karena aku telah memperhatikan kepentingan keluargaku sendiri, dan lihatlah, setelah 2 hari, aku melihat malaikat pelindungku memasuki penjara tempat tinggalku, sambil di tangannya membawa segelas air, dimana sebelumnya anda telah menyuruhku untuk mempersembahkan hal itu kepada Mempelai Ilahiku. Malaikat pelindungku itu menuangkan air itu kepada nyala api yang membakar diriku dan segera saja api itu padam, dan aku dibebaskan. Aku segera terbang ke Surga dan rasa terima kasihku tak akan melupakan anda”.

Begitulah para malaikat Allah menghibur jiwa-jiwa di Api Penyucian. Bisa diperkirakan pula betapa para kudus dan orang-orang terberkati yang telah dimahkotai di Surga bisa menolong jiwa-jiwa itu. “Sudah pasti”, demikian kata Pastor Rossignoli, dan begitu juga ajaran dari para ahli teologi, St. Agustinus dan St.Thomas, bahwa para kudus itu amat kuat pertolongannya dalam masalah ini, dengan melalui doa-doa permohonan mereka. Dengan kata lain, para kudus di Surga berdoa bagi jiwa-jiwa dan memperoleh dari Kerahiman Ilahi, pengurangan atas penderitaan mereka. Namun mereka tak bisa memuaskan sepenuhnya jiwa-jiwa itu, ataupun membayar lunas hutang-hutang mereka terhadap Pengadilan Ilahi. Itulah keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada Gereja Militan.


No comments:

Post a Comment