Friday, October 23, 2015

Beberapa orang kudus berbicara tentang homosex

Saint John Chrysostom (347–407)

Saint John Chrysostom dianggap sebagai yang terbesar diantara Bapa Gereja dari Yunani dan diproklamirkan sebagai Pujangga Gereja. Dia adalah Uskup Agung dan patriark Konstantinopel, dan revisinya terhadap liturgi Yunani digunakan hingga saat ini. Dalam khotbahnya tentang Surat St. Paulus kepada umat di Roma, dia berbicara tentang beratnya dosa homoseksualitas:

Tetapi ketika engkau mencemooh jika mendengar tentang neraka dan tidak percaya akan api yang ada didalamnya, maka ingatlah akan Sodom. Kita telah melihat, ya pasti kita telah melihat, bahkan dalam kehidupan sekarang ini, ada kemiripannya dengan neraka. Sebab banyak orang yang benar-benar tidak percaya akan hal-hal yang akan datang setelah kebangkitan tubuh, dan kini jika mendengar tentang api yang tak terpadamkan, maka Tuhan akan membawa mereka kepada pikiran yang waras melalui hal-hal yang ada saat ini. Seperti itulah pembakaran atas Sodom, dan kobaran api itu!

Ingatlah betapa besarnya dosa itu, yang telah memaksa Neraka untuk datang bahkan sebelum waktunya! ... Karena hujan api yang tak dikehendaki itu, karena hubungan sex yang bertentangan dengan alam... hingga airpun membanjiri tanah, karena nafsu telah mengundangnya dengan jiwa mereka. Oleh karena itu hujan saat itu tidak seperti hujan yang biasanya. Sekarang hujan itu tidak hanya gagal untuk membangkitkan rahim bumi untuk memproduksi buah-buahan, tetapi juga membuatnya bahkan tidak berguna dalam menerima benih. Seperti itulah hubungan seksual antara laki dengan laki, membuat tubuh semacam ini lebih tidak berharga daripada tanah Sodom. Dan tidak ada yang lebih menjijikkan daripada pria yang hanya memuaskan nafsu dirinya, atau adakah yang lebih menjijikkan lagi?

Saint Augustine (354–430)

Bapa Gereja yang terbesar dari Barat dan salah satu Pujangga besar Gereja, St Agustinus meletakkan dasar-dasar teologi Katolik. Dalam bukunya Confessions yang terkenal, dia demikian besarnya mengutuk homoseksualitas:

Pelanggaran yang bertentangan dengan alam terjadi di mana-mana dan setiap saat ia akan dibenci dan dihukum; seperti orang-orang dari Sodom, yang dilakukan oleh seluruh bangsa, maka mereka semua harus dinyatakan bersalah akan kejahatan yang sama oleh hukum ilahi, yang membuat manusia menyalah-gunakan satu sama lain. Bahkan persekutuan yang seharusnya terjadi antara Allah dengan kita juga dilanggar, ketika alam yang sama itu yang diciptakan olehNya, dicemari oleh kejahatan nafsu.

Saint Gregory the Great (540–604)

Paus St. Gregorius I disebut "Agung." Dia adalah Bapa dan Pujangga Gereja. Dia memperkenalkan lagu Gregorian ke dalam Gereja. Dia mengorganisir pertobatan Inggris, mengirim St Agustinus dari Canterbury dan banyak biarawan Benediktin ke sana.

Kitab Suci sendiri menegaskan bahwa belerang membangkitkan bau daging yang terbakar, ketika Kitab Suci berbicara tentang hujan api dan belerang yang dituangkan atas Sodom oleh Tuhan. Dia telah memutuskan untuk menghukum Sodom bagi kejahatan daging warganya, dan hukuman itu dipilih Tuhan untuk menekankan rasa malu atas kejahatan itu. Karena belerang berbau, dan api membakar. Karena itu sudah adil jika orang Sodom yang terbakar oleh keinginan sesat yang timbul dari daging yang menimbulkan bau, mereka binasa oleh api dan belerang sehingga melalui hukuman yang adil ini mereka akan menyadari kejahatan yang telah mereka lakukan, yang dituntun oleh keinginan sesat.

Saint Peter Damian (1007–1072)

Doktor Gereja, kardinal dan pembaharu besar klerus, St. Peter Damian menulis dalam bukunya yang terkenal tentang ‘Book of Gomorrah’ untuk menghadapi kesesatan yang dibuat oleh tindakan homoseksualitas di kalangan klerus. Dia menjelaskan bukan hanya kejahatan homoseksualitas saja, tetapi juga konsekuensi psikologis dan moralnya :

Sesungguhnya kejahatan ini tidak pernah bisa dibandingkan dengan kejahatan lainnya karena melampaui besarnya semua kejahatan.... Tindakan itu mencemarkan segala sesuatu, menodai segalanya, mencemari segalanya. Dan bagi dirinya sendiri, ia hanya memungkinkan terjadinya ketidak-murnian saja, tidak ada yang bersih, kecuali hanya berupa kotoran saja.....

Daging yang menyedihkan terbakar oleh panasnya nafsu; pikiran yang beku gemetar dengan dendam kecurigaan; dan didalam hati orang yang menyedihkan itu kekacauan pikiran menggelegak laksana Tartarus (neraka). ... Kenyataannya, setelah ular paling beracun ini sekali menancapkan taringnya ke dalam jiwa yang tidak bahagia itu, rasa akan direnggut, ingatan dimusnahkan, ketajaman pikiran dikaburkan. Dia menjadi lengah dan tak peduli terhadap Allah dan bahkan melupakan dirinya sendiri. Wabah penyakit ini merongrong fondasi iman, melemahkan kekuatan pengharapan, menghancurkan ikatan cinta kasih; ia menjauhan rasa keadilan, merongrong ketabahan, mengusir kesederhanaan, menumpulkan sikap kehati-hatian.

Dan apa lagi yang harus saya katakan karena ia mengusir seluruh kebajikan dari ruang hati manusia dan memperkenalkan segala jenis kejahatan biadab seperti sekrup dari pintu ditarik keluar.

Saint Thomas Aquinas (1225–1274)

Mengomentari Surat St. Paulus kepada umat di Roma (1: 26-27), St Thomas Aquinas, Doktor Angelic, menjelaskan mengapa dosa homoseksualitas adalah sangat serius:

Mengingat dosa kelaliman, di mana mereka (umat di Roma) berdosa terhadap sifat ilahiah (oleh penyembahan berhala), maka hukuman karena mereka berbuat dosa terhadap alam segera dilaksanakan. ... Saya katakan, karena mereka merubah kebenaran tentang Allah menjadi kebohongan (oleh penyembahan berhala), maka Allah membiarkan mereka larut didalam hawa nafsu yang memalukan, yaitu, berdosa melawan alam – tetapi hal ini bukan berarti bahwa Tuhan menuntun mereka kepada kejahatan, tetapi Dia membiarkan mereka untuk ditundukkan oleh kejahatan. ...

Jika semua dosa daging layak mendapatkan kecaman karena dengan itu manusia membiarkan dirinya didominasi oleh sifat binatang, maka jauh lebih layak untuk menerima kecaman adalah dosa terhadap alam dimana manusia semakin merendahkan sifat binatangnya sendiri. ...

Manusia dapat berbuat dosa terhadap alam dalam dua cara. Pertama, ketika dia berbuat dosa terhadap sifat rasionalnya yang khusus, bertindak bertentangan dengan penalaran. Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa setiap dosa adalah dosa terhadap kodrat manusia, karena ia bertentangan dengan penalaran yang benar dari manusia. ...

Kedua, manusia berdosa terhadap alam ketika dia bertindak melawan sifat generiknya,  sifat binatangnya. Sekarang, jelas bahwa, sesuai dengan tatanan alam, hubungan sex pada hewan diperintahkan untuk menghasilkan konsepsi atau pembuahan. Dari sini jelaslah bahwa setiap hubungan seksual yang tidak dapat menghasilkan konsepsi atau pembuahan adalah bertentangan dengan sifat binatang dari manusia.

Saint Catherine of Siena (1347–1380)

St. Catherine, mistikus besar dan Doktor Gereja, hidup di masa yang sulit. Kepausan berada di pengasingan di Avignon, Prancis. Dia berperan penting dalam membawa para paus kembali ke Roma. Dalam bukunya yang terkenal ‘Dialogues’ buku itu seolah dia tuliskan seolah-olah didiktekan oleh Tuhan sendiri:

Tetapi mereka bertindak dengan cara yang bertentangan, karena mereka datang penuh dengan ketidak-murnian terhadap misteri ini, dan tidak hanya dari ketidak-murnian itu yang mana, melalui kerapuhan alami yang lemah dari kamu semua, kamu semua secara alami cenderung melakukannya (meskipun penalaran, ketika kehendak bebas mengijinkan, dapat menenangkan pemberontakan alami itu), tetapi orang-orang malang ini bukan hanya tidak mau mengekang kerapuhan ini, tetapi melakukan yang lebih buruk lagi, mereka melakukan dosa yang terkutuk melawan alam, dan sebagai orang yang buta dan bodoh, dimana cahaya kecerdasan mereka menjadi gelap, mereka tidak menyadari bau busuk dan kesengsaraan di mana mereka berada. Hal ini bukan saja bahwa dosa ini berbau busuk di hadapanKu, yang merupakan Kebenaran Agung dan Abadi, tetapi ia juga sangat tidak menyenangkan Aku dan Aku terus menganggapnya sebagai kekejian besar sehingga untuk kejahatan itu saja Aku mengubur lima buah kota melalui penghakiman ilahi, penghakiman ilahiKu tidak lagi mampu menanggungnya. Dosa ini bukan hanya memuakkan Aku seperti yang telah Kukatakan, tetapi juga setan, dimana para penjahat ini telah membuat setan sebagai tuan mereka. Bukan berarti bahwa kejahatan itu tidak menyenangkan setan karena mereka suka dengan sesuatu yang baik, tetapi karena sifat awali mereka sebagai malaikat, dan sifat malaikat mereka menyebabkan mereka membenci penglihatan atas dosa yang sangat besar ini.

Saint Bernardine of Siena (1380–1444)

St. Bernardine dari Siena adalah seorang pengkhotbah terkenal, terkenal karena ajaran dan kekudusannya. Mengenai homoseksualitas, dia menyatakan:

Tidak ada dosa di dunia ini yang mencengkeram jiwa sebagaimana sodomi yang terkutuk itu; dosa ini selalu dibenci oleh semua orang yang hidup menurut Sabda Allah. Gairah yang menyimpang adalah dekat dengan kegilaan; kejahatan ini mengganggu intelek, menghancurkan peninggian jiwa dan kemurahan hati dari jiwa, membawa pikiran merosot turun dari pikiran-pikiran yang besar hingga kepada ide-ide yang paling rendah, membuat orang menjadi malas, mudah marah, keras kepala dan bandel, menjadi budak dan lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa; Selanjutnya, gelisah oleh keinginan yang tak terpuaskan akan kenikmatan, orang itu bukannya mengikuti penalaran, tetapi larut kedalam hiruk-pikuk.... Mereka menjadi buta dan, ketika pikiran mereka harus melambung kepada hal-hal yang mulia dan besar, pikiran itu dipecah dan dijerumuskan kepada hal-hal yang keji dan tidak berguna serta busuk, yang tidak pernah bisa membuat mereka bahagia. Sama seperti orang yang berpartisipasi dalam kemuliaan Allah dalam berbagai tingkatannya, demikian juga didalam neraka beberapa jiwa menderita lebih besar dari pada jiwa yang lain. Dan dia yang hidupnya dulu didalam kejahatan sodomi akan menderita lebih dari yang lain, karena ini adalah dosa terbesar.

Saint Peter Canisius (1521–1597)

St. Petrus Kanisius, Jesuit dan Doktor Gereja, berjasa membantu sepertiga dari Jerman meninggalkan Lutheranisme dan kembali kedalam Gereja Katolik. Dari kecaman Alkitab tentang homoseksualitas, dia menambahkan sendiri:


Seperti dikatakan oleh Kitab Suci, warga Sodom sangat jahat dan sangat berdosa. St. Peter dan St. Paul mengutuk dosa yang keji dan bejat ini. Bahkan, Kitab Suci mencela ketidak-senonohan besar ini demikian: "Skandal Sodom dan Gomorrah telah berlipat ganda dan dosa-dosa mereka telah menjadi kuburan tak terkira besarnya." Maka para malaikat berkata kepada Lot yang bijaksana itu, yang benar-benar membenci kebobrokan warga Sodom: "Mari kita meninggalkan kota ini ...." Kitab Suci tidak lupa menyebutkan penyebab yang membuat Sodom seperti itu, dan penyebab yang sama juga bisa menuntun orang-orang lain juga, menuju kepada dosa yang paling menyedihkan ini. Bahkan dalam Kitab Ezechiel kita membaca: Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu. (Yeh 16:49-50). Mereka yang tidak merasa malu melanggar hukum Tuhan dan alam, adalah budak dari kebobrokan yang tak pernah berhenti menimbulkan rasa jijik ini.”

No comments:

Post a Comment