Sunday, October 4, 2015

Kiriman bu Lucy : Before Pope Francis Met Kim Davis, He Met With Gay Ex-Student.

Kiriman bu Lucy :

NY Times : Before Pope Francis Met Kim Davis, He Met With Gay Ex-Student.
Rorate Caeli : Back to normal


Dear All,

Ternyata, berita pertemuan rahasia Paus dengan Kim Davis telah menimbulkan kontroversi dan spekulasi, serta menuai kemarahan dan kritikan dari kaum LGBT Amerika yang merasa dikhianati oleh Paus. Banyak media menyoroti berita itu dan mengupasnya. 

Dan kini yang menarik adalah adanya kesan, bahwa Vatican berusaha meredam kebisingan itu dengan menepis dan mengecilkan makna pertemuan Paus dengan Kim Davis. 

Pada hari Jum'at, 2 Okt yang lalu, Vatican mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Paus hanya ber-audiensi dengan mantan muridnya, Yayo Grassi, seorang gay, yang datang bersama keluarganya. 

Rorate Caeli, dalam artikelnya "Back to normal" menulis bahwa, Vatikan mengeluarkan pernyataan yang (sepertinya ingin) "membuang" Kim Davis" (throwing Kim Davis under the bus), mengalihkan perhatian publik dari Kim Davis.

Dan menurut RC, yang disebut "keluarga" oleh Vatican adalah pasangan sejenis Yayo Grassi beserta beberapa orang kerabat mereka. Sengaja atau tidak sengaja, ini adalah untuk pertama kalinya Vatikan menyebut "pasangan gay" sebagai sebuah keluarga - atau setidaknya sebagai bagian dari keluarga, demikian menurut Rorate Caeli.
Sementara itu, The New York Times juga menampilkan berita yang sama dengan judul "Before Pope Francis Met Kim Davis, He Met With Gay Ex-Student.

Menurut NYT, Vatikan mengatakan bahwa Paus tidak bermaksud mendukung pandangan Kim Davis. Paus juga menyatakan bahwa ia hanya memberinya ucapan singkat yang khas. 

Dikatakan juga bahwa Paus hanya memberi satu audiensi saja, yaitu kepada mantan siswanya, Yayo Grassi (67 tahun), seorang pria gay di Washington, yang membawa pasangannya (19 tahun) ke kedutaan Vatikan di Washington untuk reuni. 

Lebih jauh NYT juga menulis bahwa dalam kasus Kim Davis, Paus telah menekankan bahwa "keberatan hati nurani adalah hak asasi manusia". (perhatikan: penekanan pada hak asasi manusia - bukan pada Kebenaran iman).

Tulisan dari NYT cukup panjang, silahkan membaca isi tulisan selengkapnya dari link-link di bawah ini atau file terlampir...

Terima kasih, semoga Tuhan memberkati kita semua.. Amin..

Salam,
Lucy



No comments:

Post a Comment