Thursday, October 15, 2015

Tulisan bu Lucy : 'Mimpi' Kardinal Martini, mantan Uskup Agung Milan

Dear All,

Pandangan-pandangan kontroversial yang diperkenalkan oleh Paus Francis (dan team-nya) ternyata bukanlah hal baru, bukanlah murni pandangan PF, melainkan pernah menjadi “mimpi” Kardinal Martini, mantan Uskup Agung Milan, Italy, yang meninggal dunia pada September 2012, dan dikenal sebagai kardinal liberal yang menginginkan perubahan dalam Gereja Katolik.

Catholic Family News, dalam laporan khususnya tgl. 26 Des 2013 yang berjudul “The Martini Pope”, menjabarkan semuanya dengan cukup jelas.

CFNews menulis antara lain, bahwa menurut Kardinal Martini, Gereja Katolik sudah ketinggalan zaman 200 tahun. Zaman sudah berubah, kebudayaan telah lama berkembang, namun gereja-gereja kita tetap tidak mengikuti perkembangan zaman, besar dan kosong, birokrasi berkembang, ritual dan jubah-jubah kita angkuh.

Kardinal juga mendorong penerimaan (Sakramen) Ekaristi bagi umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi, konseling terhadap apa yang ia sebut "diskriminasi."

Dalam buku “Percakapan Malam dengan Kardinal Martini” yang diterbitkan pada tahun 2010, Martini bersikeras, "Anda tidak bisa menjadikan Allah sebagai Allah Katolik. Allah melampaui segala hambatan dan batasan yang kita buat."

Dan dalam buku yang sama, berbicara tentang dialog dengan non-Katolik, Kardinal Martini mengatakan bahwa, setelah Anda berbincang-bincang dengan anggota dari agama-agama lain, “Anda bahkan akan merasa senang bahwa mereka adalah Protestan atau Muslim".

Pada tahun 2007, "ketika Misa Tridentine (misa dari abad ke-16) diperkenalkan (kembali) sebagai pilihan bagi gereja-gereja Katolik Roma, Martini mengatakan bahwa ia tidak akan merayakannya."  Dan Paus Francis, pada peringatan setahun kematian Kardinal, secara terbuka memuji Kardinal Martini sebagai "Bapa bagi seluruh Gereja".

Komentator yang optimis mungkin mengklaim bahwa kita harus "membaca Francis melalui Benediktus". Itu mungkin benar, sebagian. Namun tampaknya lebih akurat lagi kalau "membaca Francis melalui Martini", terutama sejak Francis tampaknya mengikuti program progresif yang digariskan oleh Martini.

Sandro Magister’s Chiesa mengidentifikasi Francis sebagai "Paus Martini," dan "Mimpi yang menjadi kenyataan" bagi golongan progresif di Gereja pasca-konsili.

Ketika kita mengamati perkataan dan tindakan Paus Francis, kita bisa melihat bahwa PF mengikuti jejak Kardinal Martini. Bergoglio telah lama dianggap sebagai "calon Martini", yang akan menjadi "Paus Martini". Maka saat ia terpilih sebagai paus, Reporter National Catholic, Editor Thomas C. Fox menulis judul perayaannya, "Mimpi Kardinal Martini : Gereja Fransiskus".

Tiga area awal (sampai dengan saat laporan CFNews diturunkan) yang mengindikasikan PF sebagai “echo” dari Martini adalah : 1) “merangkul” homoseksualitas, 2) klaim bahwa Allah tidak harus dianggap sebagai "Tuhan Katolik, " dan 3) diskusi baru-baru ini mengenai kemungkinan bagi umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima (Sakramen) Ekaristi.

Dalam Laporan Khususnya, CFNews membahas dan mengupas satu persatu dari ketiga area tersebut dan sangat menarik serta bermanfaat untuk dibaca, silahkan membaca laporan lengkapnya yang saya share di bawah ini... sambil melakukan discernment...

Semoga Tuhan memberkati kita semua.. Amin..


Salam,
Lucy



No comments:

Post a Comment