Thursday, October 15, 2015

PF berbincang dengan ‘klerus merah’

PF berbincang dengan ‘klerus merah’ yang bersedia memberkati perkawinan homosex



Gaillot, yang mendapat julukan sebagai ‘klerus merah’ karena dia beraliran marxist-socialist, dibebaskan dari tugasnya oleh Paus Yohanes Paulus II, sebagai pastor kepala pada diosis Northwestern city of Evreux, Perancis, karena sikapnya yang menentang. Dia dipindahkan ke diosis Partenia, daerah kering Alergeria yang tak memiliki komunitas Katolik sejak abad ke 5.


Foto ini menunjukkan pertemuan Pope Francis dengan ‘klerus merah’ (beraliran kiri),  Uskup Jacques Gaillot, yang sangat liberal dan pendukung perkawinan homosex.

Gaillot dikenal karena aktivitas sosialnya, serta teologinya yang cenderung ke arah liberal. Dia memusatkan perhatiannya kepada kaum gay serta orang-orang yang bercerai. Dia juga memberi kelonggaran kepada para wanita yang ingin melakukan aborsi.
Pada tahun 1988 dia melakukan tindakan yang tak terduga, memberkati pernikahan pasangan homosex, dalam sebuah ‘ibadah penyambutan.’
PF bertemu secara pribadi dengan Gaillot pada 1 September 2015, di tempat kediaman PF di Vatikan. “Saya tidak ingin meminta sesuatu dari Bapa (Paus), saya sudah berbicara dengan Paus, dan semua orang miskin berbahagia karena Bapa (Paus) menerima aku, dan mengakui aku,” demikian kata Galliot kepada media massa Agence France-Presse.

“Saya berbicara dengan PF mengenai ... mereka yang sakit, bercerai, orang-orang gay. Mereka itu patut kau perhatikan,” demikian kata Galliot kepada AFP.
Galliot juga berkata kepada PF bahwa dirinya telah memberkati pasangan cerai yang menikah lagi dan pasangan homosex.
“Saya berpakaian sipil (bukan jubah imam), dan saya memberkati mereka. Ini bukanlah sebuah perkawinan, ini hanya sebuah berkat saja,” kata Galliot kepada PF , demikian laporan media massa Perancis yang lain (diterjemahkan oleh New Ways, sebuah perwakilan organisasi LGBT Katolik). “Kita berhak untuk memberikan berkat Allah, seperti halnya kita memberkati rumah-rumah.”

“PF mendengarkan baik-baik,” kata Galliot, “Beliau nampak bisa menerima semua itu. Saat itu beliau berkata bahwa memberkati orang termasuk juga berbicara tentang kebaikan Allah kepada mereka.”
(Sumber : Religion News Service)


No comments:

Post a Comment