Sunday, July 8, 2018

USKUP AGUNG MENOLAK SEORANG JESUIT...


Uskup Agung Australia, Julian Porteous, gigih membela ajaran Katolik soal perkawinan




USKUP AGUNG MENOLAK SEORANG JESUIT, PENDUKUNG ‘PERKAWINAN’ HOMOSEX, YANG MAU BERPIDATO DALAM SEBUAH KONFERENSI DI WILAYAHNYA.

 

By Claire Chretien

TASMANIA, Australia, July 6, 2018 (LifeSiteNews) – Seorang uskup agung Australia, Julian Porteous, telah melarang seorang imam Jesuit yang mendukung "perkawinan" homoseksual, untuk berbicara di sebuah konferensi di keuskupan agungnya, dan akibatnya dia menghadapi kritikan dari media sekuler karena larangannya itu.

Uskup Agung Hobart, Julian Porteous, yang pada tahun 2015 menghadapi interogasi pemerintah karena membagikan pamflet yang menjelaskan ajaran Katolik yang sejati tentang pernikahan, mengirim surat kepada atasan dari pastor Frank Brennan, yang memberitahukan kepadanya tentang keputusannya tersebut.

Pastor Brennan dijadwalkan untuk berbicara di sebuah konferensi di mana Uskup Porteous juga akan berbicara tentang pernikahan.

Brennan, kepala Pelayanan Sosial Katolik Australia, mendukung "perkawinan" sesama jenis yang bertentangan dengan ajaran Gereja, dimana dia menyebut dukungannya itu adalah demi "kebaikan bersama."

Tetapi Uskup agung itu “menganggap tidak pantas bagi Pastor Brennan untuk berbicara dalam konferensi itu, karena sikapnya secara terbuka mengenai pernikahan sesama jenis,” kata seorang juru bicara keuskupan agung kepada media Australia. Namun, Brennan belum dilarang secara resmi pada semua ceramahnya di wilayah itu.

ABC News melaporkan bahwa ada seorang "mantan imam Katolik" yang juga dilarang berbicara di beberapa keuskupan, telah membela Brennan.

Komentator lain menyerang Uskup Agung Porteous sebagai "munafik," dan menuduh bahwa meski uskup agung melarang bawahannya berbicara tentang penafsiran ulang atas pernikahan, seharusnya dia membiarkan para imam yang menentang Gereja tradisionil untuk menyebarluaskan ketidaksetujuan mereka.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa aktivitas seksual antara orang-orang yang berjenis kelamin sama adalah "secara intrinsik tidak wajar" dan "bertentangan dengan hukum alam."

“Perbuatan homosex menutup kemungkinan untuk menerima karunia kehidupan. Tindakan homosex tidak muncul dari sikap saling melengkapi secara afektif dan seksual yang tulus,” demikian Katekismus Gereja Katolik mengajarkan (CCC 2357). "Dalam keadaan apa pun tindakan itu tidak bisa disetujui."

(CCC 2357 Perbuatan homosex adalah melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.)

"Dalam situasi di mana relasi homoseksual telah diakui secara hukum atau telah diberikan status hukum dan hak milik pernikahan, maka tindakan penolakan yang jelas dan tegas adalah sebuah kewajiban," demikian Paus Benediktus XVI menulis, sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, ketika dia menjadi kepala dari Kongregasi untuk Doktrin Iman. “Seseorang harus menahan diri dari segala bentuk kerjasama formal dalam pemberlakuan atau penerapan undang-undang yang sangat tidak adil dan sedapat mungkin dari kerjasama material pada tingkat penerapannya. Dalam hal ini, semua orang dapat menggunakan haknya untuk menolak alasan ini.”

Para uskup memiliki wewenang untuk melarang atau mengijinkan umatnya berbicara di gereja dalam keuskupan mereka, dan memberikan atau menolak izin imam-imam untuk mempersembahkan Misa dan memberikan Pengakuan Dosa di keuskupan-keuskupan mereka.

No comments:

Post a Comment