Tuesday, August 11, 2015

Vatikan menjadi tuan rumah bagi dua tokoh


Vatikan menjadi tuan rumah bagi dua tokoh terkemuka di bidang pro-aborsi dan aktivis pengendalian penduduk dunia, pada konferensi mengenai iklim global



Jeffrey Sachs, terkenal sebagai pendukung internasional pengendalian populasi dan aborsi.


Dua orang pendukung pro-aborsi terkemuka di dunia diundang oleh Vatikan untuk mengikuti lokakarya tentang lingkungan pada tanggal 28 April 2015.
Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB, dan Profesor Jeffrey Sachs, Direktur Earth Institute, diundang untuk berbicara pada lokakarya di Vatikan yang berjudul “Protect the Earth, Dignify Humanity. The Moral Dimensions of Climate Change and Sustainable Development” yang diadakan oleh Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan (PAS), Sustainable Development Solutions Network (SDSN) dan Religions for Peace pada 28 April 2015 dalam mengantisipasi ensiklik kepausan yang baru mengenai lingkungan.
Ban Ki-Moon dalam banyak kesempatan telah mempromosikan aborsi sebagai "hak" di seluruh dunia. Dia juga mengeluarkan laporan baru yang kontroversial tahun ini tentang kekerasan seksual di daerah konflik, yang (menurutnya) disebabkan karena kurangnya "aborsi yang aman" dalam banyak situasi konflik.
Dr Jeffrey Sachs, di sisi lain, adalah pendukung internasional yang terkenal dalam hal pengendalian populasi dan aborsi. Dia adalah salah satu arsitek dari tujuan-tujuan pembangunan milenium dan anggota Dewan Eksekutif dari the Sustainable Development Solutions Network. Jaringan itu telah mengusulkan Rancangan Pengembangan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDG) yang memuat ketentuan yang secara radikal bertentangan dengan hak untuk hidup dari janin pada saat mulai pembuahan sampai mati alami, bertentangan dengan hak dan martabat keluarga dan bertentangan dengan hak-hak orang tua sebagai pendidik utama anak-anak mereka.


Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon dalam banyak kesempatan telah mempromosikan aborsi
sebagai "hak" di seluruh dunia



Dia membuat usulan untuk melegalkan aborsi sebagai suatu cara yang efektif untuk menghilangkan "anak yang tidak diinginkan" ketika kontrasepsi telah gagal, dalam bukunya yang terbit tahun 2008 “Commonwealth: Economics for a Crowded Planet.” Dia menjelaskan aborsi sebagai "pilihan dengan risiko dan biaya yang lebih rendah" dari pada membawa dan membesarkan kehidupan manusia baru kepada dunia.
Dia juga menulis bahwa "legalisasi aborsi mengurangi tingkat kesuburan total suatu negara secara signifikan, hingga sebanyak rata-rata setengah anak", dan dia mengkritik Ronald Reagan dan George HW Bush karena menolak kelompok yang menyediakan dana dari Amerika dan mempromosikan aborsi melalui Kebijakan Kota Meksiko.
Dia adalah penerus dari kelompok yang memperingatkan adanya ledakan penduduk abad kedua puluh, yang memperingatkan akan adanya "bom populasi" dan mengembangkan konsep “kepedulian atas bumi yang terbatas” Menurut Sachs yang "tingkat kesuburan yang tinggi bisa merusak pembangunan ekonomi."
Dia sering berbicara tentang kemanusiaan yang (menurutnya) melanggar "batas-batas planet ini" serta adanya ancaman terhadap planet ini jika terlalu padat penduduknya. Dia menjadi pemimpin dalam mengembangkan dan mempromosikan teori “demographic dividend” yang mengatakan bahwa negara harus berinvestasi dalam keluarga berencana dan mengurangi kesuburan sebelum mereka dapat melakukan pengembangan. Teori ini telah dikritik karena gagal di berbagai wilayah, di mana tingkat kesuburan telah menurun drastis dalam dua dekade terakhir, dan menyepelekan adanya proses penuaan populasi yang cepat.

Ini bukanlah pertama kalinya Jeffrey Sachs memperoleh kehormatan di Vatikan. Dia pernah menyampaikan kuliah utama di Pontifical Academy of Sciences pada tahun 2013.
Penghubung Sachs dengan Vatikan tampaknya adalah Monsignor Marcelo Sánchez Sorondo, Kanselir Academy of Sciences Kepausan, yang menjadi tuan rumah Konferensi Vatikan pada akhir April lalu bersama dengan usulan Sachs' (Sustainable Development Solutions Network). Sánchez Sorondo menduduki jabatan pada Dewan Pimpinan kelompok.
Banyak intelektual Katolik dan media pro-kehidupan mengkritik bagaimana bisa dua pendukung paling kuat dari aborsi dan pengendalian jumlah populasi itu diberi tempat berpijak di Vatikan.

No comments:

Post a Comment