Thursday, August 20, 2015

Uskup-uskup menyatukan kekuatan untuk membela doktrin Gereja


Uskup-uskup menyatukan kekuatan untuk membela doktrin Gereja mengenai perkawinan
Aslinya ada disini : 


Uskup-uskup Katolik Roma menentang reformasi liberal Gereja dalam upaya pendekatan terhadap kaum homoseksual dan mereka yang bercerai (dan menikah lagi) setelah diadakannya sinode khusus mengenai keluarga, yang secara nyata merupakan pukulan terhadap agenda reformis dari Paus Francis. Pada akhir dan penutupan sinode para uskup se dunia itu, kita semua telah melihat para uskup dan kardinal saling berbenturan secara terbuka dengan rekan-rekan mereka yang bersikap liberal yang secara radikal mau merombak pendekatan Gereja terhadap perkawinan yang kacau.
Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan bahwa para peserta sinode telah menyetujui "keseimbangan-ulang" dalam laporan akhir yang memperhitungkan keprihatinan dari mayoritas uskup. Dalam pemungutan suara terakhir setelah dua minggu terlibat dalam perdebatan sengit, ada tiga paragraf yang menyentuh isu-isu panas dari perubahan dalam pendekatan Gereja terhadap kaum gay dan pemberian ijin bagi orang Katolik yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima komuni, tidak mendapatkan mayoritas dua pertiga suara yang dibutuhkan.
Kontroversi dalam laporan pertengahan sinode
Paragraf-paragraf yang kontroversial pertama kali muncul dalam laporan pertengahan sinode yang diterbitkan pada 13 Oktober, dimana mengatakan laporan memicu reaksi keras dari para uskup dan kardinal, yang mengeluhkan bahwa laporan itu salah dalam mengartikan hasil diskusi dalam sinode, dan secara keliru hal itu dikaitkan dengan dewan pengarah sinode, sebuah posisi yang ternyata bertentangan dengan ajaran Gereja yang telah berlangsung selama berabad-abad ini.
Paragraf kontroversial dalam laporan jangka menengah sinode itu termasuk adanya "sisi positif" dalam situasi yang penuh dosa: bahwa "kaum homoseksual memiliki karunia-karunia dan kualitas yang bisa dipersembakan bagi komunitas Kristiani", dan “dalam hal hidup bersama, pernikahan sipil dan orang yang bercerai dan kemudian menikah lagi, itu adalah tugas Gereja untuk mengenali benih-benih Firman yang telah menyebar ke luar batas-batas yang kelihatan dan sakramental ... "
Laporan pertengahan sinode itu dikritik oleh banyak Cardinal terkemuka, termasuk Gerhard Muller, Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman, Kardinal Raymund Burke, kepala Apostolik Signatura, Presiden Konferensi Uskup-uskup Polandia, dan banyak lainnya. Para kardinal mengeluh bahwa teks laporan itu, bukannya mendorong orang kepada kesucian dan pertobatan, tetapi tampaknya ia mendorong untuk terus hidup didalam keadaan dosa dengan mengakui "aspek positif" dari situasi yang penuh dosa itu.
Keluhan lebih lanjut dari para bapa sinode atas laporan pertengahan sinode itu adalah fakta bahwa laporan itu diterbitkan oleh penyelenggara sinode tanpa konsultasi dengan para uskup sendiri. Bahkan, media massa telah bisa memperoleh laporan itu sebelum para uskup membacanya - meskipun laporan itu dibuat seolah-olah itu adalah mewakili pikiran seluruh peserta, padahal kenyataannya tidak begitu. Setelah munculnya banyak reaksi, penyelenggara mengaitkan kegagalan itu kepada Uskup Agung Bruno Forte, sekretaris khusus sinode yang ditunjuk oleh Francis, yang nampaknya adalah satu-satunya penulis paragraf kontroversial itu tanpa berkonsultasi dengan penyelenggara sinode.
Para Kardinal terkemuka, seperti Kardinal George Pell, Prefek Sekretariat Vatikan bidang perekonomian, secara terbuka mengkritik penyelenggara Sinode, terutama Kardinal Baldisseri, Sekretaris Sinode, yang telah "memanipulasi" sinode dan media massa.
Uskup-uskup memberontak
Setelah publikasi laporan jangka menengah yang kontroversial itu, para uskup berkumpul dalam beberapa kelompok kecil, di mana menurut laporan yang ada, mereka mengkritisi beberapa paragraf kontroversial dalam laporan itu. Laporan-laporan dari kelompok-kelompok kecil ini menghilangkan paragraf kontroversial itu, dan kembali menegaskan ajaran abadi dari Gereja tentang pernikahan dan perceraian.
Pada akhir pertemuan dari kelompok-kelompok kecil uskup peserta sinode, pada 17 Oktober, Kardinal Baldisseri, Sekretaris Jenderal sinode mengumumkan bahwa makalah dari kelompok-kelompok kecil itu tidak akan dipublikasikan. Pada tahap inilah para kardinal dan uskup itu memberontak, dimana Kardinal George Pell dilaporkan berdiri dan memukulkan tangannya ke atas meja, dan berseru: "Hentikan memanipulasi Sinode ini!" Sebuah voting dilakukan, dan dewan Sinode akhirnya menyetujui penerbitan laporan dari kelompok-kelompok kecil ini.
Bisakah Paus merubah doktrin?
Meskipun sebagian besar pengamat dalam sinode itu bukan peserta aktif, namun ada kekuatan yang tak kelihatan, berupa tangan yang kuat dari paus yang jelas dapat dilihat di belakang kaum reformis liberal, yang mendorong untuk mendefinisikan kembali ajaran-ajaran abadi Gereja tentang pernikahan. Adalah PF sendiri yang mengundang teolog liberal favoritnya, Kardinal Walter Kasper, untuk berbicara di depan semua uskup pada bulan Februari 2014, di mana dia menyajikan usulannya yang kontroversial untuk mengijinkan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima komuni.
Adalah PF sendiri yang mengizinkan pasangan Australia Ron dan Mavis Pirola untuk berbicara selama sinode dan mendorong para uskup untuk menerima pasangan gay. Pasangan itu bersaksi tentang seorang teman yang mengizinkan anak mereka yang gay untuk mengundang "pasangannya" untuk makan malam Natal bersama seluruh keluarganya.
Adalah PF sendiri yang menunjuk Uskup Agung Bruno Forte, yang menjadi sekretaris khusus dari sinode, untuk menulis paragraf kontroversial dari laporan jangka menengah itu. Adalah PF sendiri yang mengizinkan penyebaran laporan tersebut kepada media massa, bahkan sebelum para uskup sendiri telah membacanya – dimana hal ini kemudian memicu badai media global yang mengatakan adanya "perubahan" dari pendekatan Gereja terhadap kaum gay dan orang yang bercerai dan menikah lagi.
Jelas sekali deretan peristiwa ini menunjukkan kemana dukungan PF berpihak – yaitu mendukung agenda liberal dari Kardinal Kasper dan kelompoknya. Karena itu, pertanyaan yang sulit perlu ditanyakan: Jika paus merubah doktrin Katolik, dan mengadopsi sebuah ajaran yang bertentangan dengan Sabda Yesus yang sangat jelas didalam Injil, maka kita sebagai umat Katolik, masihkah kita diwajibkan untuk mengikuti ajaran yang salah itu?
Kardinal Amerika Raymond Leo Burke, mantan kepala pengadilan hukum kanon Vatikan, mengatakan kepada situs berita BuzzFeed dari AS : "Paus tidaklah bebas untuk merubah ajaran-ajaran Gereja mengenai imoralitas tindakan homoseksual atau keutuhan dari pernikahan atau doktrin iman lainnya."

Sinode ini akan diikuti oleh konsultasi selama setahun berikutnya, dan kuesioner lanjutan akan diedarkan ke keuskupan di seluruh dunia. Dan sinode yang lebih besar akan diadakan pada bulan Oktober 2015.

No comments:

Post a Comment