Seorang pastor gay ditunjuk untuk memimpin dua paroki
Pastor Warren Hall yang sebelumnya bertugas di Seton Hall akan memimpin paroki
di Hoboken dan Weehawken, New Jersey
Aslinya silakan lihat disini : http://www.churchmilitant.com/news/article/gay-priest-reassigned-to-two-parishes
• August 3, 2015
NEWARK,
3 Agustus 2015 (Churchmilitant.com) - Seorang imam gay dipecat dari Seton Hall
University kini sedang dipindahkan ke dua paroki: paroki St. Petrus dan Paulus
di Hoboken dan paroki St Lawrence di Weehawken, New Jersey.
Pastor Warren Hall dipecat sebagai utusan dan wakil kampus di
Seton Hall bulan Mei lalu setelah ia memposting tulisannya di tweeter, yang mendukung
perkawinan gay. Pemecatannya memicu kemarahan dari para siswanya. Ketika
ditanya tentang pemindahannya, Seton Hall mengatakan keputusan pribadinya
disampaikan kepada Keuskupan Agung Newark, dan seorang juru bicara Keuskupan
Agung menegaskan, "Uskup Agung Newark menunjuk Direktur Departemen Kampus,
yang menjabat pada posisi ini."
Hall merasa dia "telah dihukum" setelah postingannya yang
pro-gay, dan dia menyatakan harapannya untuk bertemu dengan Paus Francis ketika
Paus mengunjungi Amerika Serikat, untuk mendorong Paus agar "mendengarkan
tantangan yang dihadapi oleh orang-orang LGBT" yang diakuinya sebagai telah
"dibungkam dan menerimanya karena takut menerima sanksi disiplin oleh
atasan mereka."
"Sebagai seorang imam gay, saya secara pribadi mengalami
semua hal ini."
Tapi Keuskupan Agung Newark menyangkal bahwa dia dipecat karena
tweetnya yang kontroversial itu. Jim
Goodness, juru bicara Keuskupan Agung, mengatakan, "Ada banyak alasan
mengapa orang berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain. Dan kini sudah
waktunya bagi dia untuk pindah ke tugas lain." Menurut Jim Goodness, Pastor Hall mengambil cuti
selama enam minggu, dan setelah itu tugasnya akan berubah.
Ketika
ditanya apakah tingkah laku homoseks dari Hall itu akan mendatangkan persoalan dalam
pelayanannya, Goodness, juru bicara, menjawab, "Jika ia tetap hidup
selibat, dan ia mempertahankan janji pentahbisannya, orientasi seksualnya tidak
menjadi penghalang."
Seorang juru bicara paroki St. Petrus dan Paulus menyebarkan
pernyataan Keuskupan Agung itu dalam hal orientasi seksual, bahwa hal itu "bukan
menjadi halangan" bagi pelayanan imamatnya.
Tapi pernyataan ini bertentangan dengan arahan resmi dari Vatikan
atas masalah ini. Dalam sebuah instruksi yang dikeluarkan oleh Kongregasi
Pendidikan Katolik pada tahun 2005, "[T] dikasteri ini sesuai dengan
Kongregasi bagi Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen-sakramen, dan perlu untuk
menyatakan secara jelas bahwa Gereja, sementara menghormati orang yang
bersangkutan, tidak bisa mengakui seminari atau ordo-ordo religius yang anggotanya
menjalankan praktek homoseksualitas, atau adanya kecenderungan homoseksual atau
mendukung apa yang disebut 'budaya gay.' "
Pastor Hall telah menyatakan diri sebagai "imam gay," dan
dengan demikian dia secara publik mengakui kecenderungan homoseksualnya itu.
Dia juga telah mengeluarkan pernyataan publik dalam mendukung "budaya
gay." Menurut Instruksi Vatikan, kedua fakta ini saja akan
mendiskualifikasi dia dari pentahbisan imamat.
Memang
tidak jelas apakah Keuskupan Agung telah melarang dia berbicara secara terbuka untuk
mendukung perkawinan gay, tetapi masa depan umat paroki ini tampaknya tidak
keberatan dengan hal itu. Menurut Geoffrey Scheer, manajer dari media NJ.com, di
St Lawrence, dia telah mendengar banyak pujian dari jemaat - yang dianggapnya
"cukup liberal" - yang merasa senang untuk menyambut Pastor Hall di paroki
mereka.
"Saya
pikir itu bagus bahwa dia terbuka tentang hal itu. Saya menghargai apa yang dia
lakukan. Saya berharap lebih bisa terbuka tentang hal itu." Scheer
melanjutkan, "[Pastor Hall] memiliki gaya yang sederhana dalam ungkapan-ungkapannya.
... Ini bukanlah 'api dan belerang.'"
Tugas dari Pastor Hall dimulai pada 15 Agustus 2015
No comments:
Post a Comment