Saturday, March 4, 2017

Vol 2 - Bab 63 : Cara-cara menghindari Api Penyucian

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 63

Cara-cara menghindari Api Penyucian
Sakramen
Menerima Sakramen-sakramen segera
Pengaruh medis dari Urapan Yang Utama
St. Alphonsus Liguori

Kita telah menunjukkan sebagai cara ke empat untuk melakukan kepuasan terhadap pengadilan Allah di dunia ini, yaitu penggunaan Sakramen-sakramen dan terutama penerimaan Sakramen Perminyakan Suci menjelang kematian seseorang. Guru Ilahi kita menganjurkan kita didalam Injil untuk mempersiapkan diri dengan baik bagi kematian kita, agar kita menjadi berharga di mata Allah dan layak menerima mahkota kehidupan Kristiani. KasihNya kepada kita membuatNya sangat ingin agar kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan murni sama sekali, bersih dari segala hutang Pengadilan Ilahi. Sehingga ketika kita hadir dihadapan Allah, kita didapati dalam keadaan layak untuk diterima diantara orang-orang pilihan, tanpa perlu melewati Api Penyucian. Bagi tujuan inilah maka Dia memberikan kepada kita rasa sakit sebelum kematian, dan Dia meneguhkan Sakramen-sakramen untuk menolong menyucikan kita melalui penderitaan, sehingga kita semakin sempurna dihadapan Wajah Allah.
Sakramen-sakramen yang kita terima pada saat kita sakit adalah Pengakuan Dosa, yang bisa kita terima kapanpun kita mau, kemudian Sakramen Perminyakan serta Urapan Utama, yang bisa kita terima segera setelah terlihat tanda-tanda kematian kita. Saat-saat disekitar kematian ini haruslah dipahami dalam arti yang luas di dunia ini.
Tidaklah perlu bahwa harus sudah terdapat bahaya kematian yang kelihatan, dimana semua harapan untuk sembuh dan hidup telah musnah. Bahkan tidaklah perlu bahwa bahaya kematian itu sudah dipastikan. Cukuplah jika semua itu masih dalam taraf ‘mungkin’ atau ‘diduga’, meskipun tak ada tanda-tanda kelemahan lain dari pada usia tua.
Pengaruh dari Sakramen-sakramen jika diterima dengan baik, akan bermanfaat bagi segala kebutuhan kita, yaitu semua kebutuhan dari orang yang sakit yang sesuai dengan hukum iman yang berlaku. Penyembuhan ilahiah ini bisa memurnikan jiwa dari dosa-dosanya dan meningkatkan hartanya yang berupa rahmat yang menyucikan. Sakramen-sakramen itu membentengi dan memperkuat orang yang sakit dan membuatnya mampu menanggung penderitaannya dengan sabar, untuk bisa menang atas serangan setan pada saat-saat terakhir hidupnya, dan untuk melakukan kurban yang penuh dari kemurahan hati dari hidupnya bagi Tuhan. Terlebih lagi, disamping segala pengaruh yang dihasilkannya terhadap jiwa maka Sakramen-sakramen itu memberikan pengaruh yang positif terhadap tubuh. Urapan Yang Utama, terutama bisa menenangkan orang yang sakit dan mengurangi penderitaannya. Bahkan ia bisa memulihkan kesehatannya, jika Tuhan menghendaki keselamatannya.
Sakramen-sakramen, bagi umat beriman, adalah sebuah pertolongan yang amat besar, sebuah manfaat yang tak ternilai harganya. Karena itu tidak menegherankan jika musuh dari jiwa-jiwa menjadikannya sebagai sasaran pertama untuk disingkirkan dari jiwa-jiwa, karena manfaatnya yang begitu besar itu. Jika setan tidak bisa merampok Sakramen-sakramen dari Gereja maka dia akan berusaha menghalangi Sakramen-sakramen itu dari orang yang sakit, bisa dengan cara melupakan sama sekali pemberian Sakramen-sakramen itu, ataupun mereka menerimanya dalam keadaan yang terlambat, sehingga orang yang sakit itu kehilangan manfaatnya. Celaka sekali ! Betapa banyaknya jiwa-jiwa yang membiarkan dirinya terperosok kedalam jerat setan ! Berapa banyak jiwa-jiwa karena tidak segera menerima Sakramen-sakramen, dia jatuh kedalam neraka, atau jatuh ke lembah yang paling dalam  dari Api Penyucian.
Untuk menghindari kemalangan ini, perhatian utama dari umat Kristiani dalam hal orang yang sakit haruslah berpikir untuk memberikan Sakramen-sakramen, dan menerimakan hal itu sesegera mungkin. Kita katakan, bahwa dia harus menerimanya segera, sementara orang yang sakit itu masih sadar, dan kita melakukan hal ini atas pertimbangan :
1.      Didalam menerima Sakramen-sakramen segera, sementara penderita masih cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya secara layak, bisa menerima segala buah-buah dari Sakramen itu.
2.      Penderita itu harus sesegera mungkin dipersenjatai dengan pertolongan ilahiah, untuk mendukung penderitaannya, untuk mengatasi godaan, dan untuk menyucikan saat-saat sakit terakhir yang sangat berharga itu.
3. Hanya dengan menerima minyak suci pada waktunya, maka kita bisa merasakan adanya kesembuhan jasmani. Disini kita harus memperhatikan hal yang penting : yaitu obat sakramental dari Urapan Utama itu yang menghasilkan pengaruh kepada orang yang sakit dengan cara yang sama seperti obat-obat medis. Ia merupakan obat yang baik sekali yang bisa membantu alam, dimana masih ada kekuatan tertentu didalam tubuhnya. Maka Urapan Utama tak bisa digunakan manfaat medisnya jika alam telah menjadi begitu lemah dan hidup menjadi hampir mustahil. Maka ada banyak orang yang meninggal karena mereka menunda-nunda menerima Sakramen-sakramen hingga saat terakhirnya. Sementara itu tidaklah jarang kita melihat mereka yang sembuh sama sekali setelah mereka menerima Sakramen-sakramen itu.

St.Alphonsus menceritakan seorang yang sakit yang menunda-nunda menerima Urapan Utama hingga hampir terlambat, karena pria itu mati segera setelah menerima urapan itu. Tuhan menyatakan melalui pencerahan, kata doktor Gereja yang suci itu, bahwa jika saja dia menerima Sakramen itu lebih awal, maka dia akan bisa menjadi sembuh. Namun akibat yang paling berharga dari Sakramen-sakramen ini terakhir adalah yang dihasilkan terhadap jiwa. Sakramen-sakramen itu memurnikan jiwa dari sisa-sisa dosa, dan menghapus, atau paling tidak, mengurangi hutang-hutangnya atau hukuman sementara. Sakramen-sakramen itu menguatkan jiwa itu untuk menanggung penderitaan dengan cara yang suci. Sakramen-sakramen itu memenuhi jiwa dengan kepercayaan kepada Allah dan menolongnya menerima kematian dari tanganNya didalam persekutuan dengan Yesus Kristus.


No comments:

Post a Comment