Saturday, June 29, 2019

CARDINAL MENGKRITIK DOKUMEN KERJA SINODE AMAZON...


Cardinal Walter Brandmüller

by Maike Hicksone

NEWSCATHOLIC CHURCHThu Jun 27, 2019 - 6:00 am EST

CARDINAL MENGKRITIK  DOKUMEN KERJA SINODE AMAZON: SESAT … KEMURTADAN;  DIA MEMINTA KEPADA PARA USKUP AGAR MENOLAKNYA.


PETITION: Support Cardinal who is condemning Amazon synod working doc as ‘apostasy’. Sign the petition here.


27 Juni 2019 (LifeSiteNews) - Kardinal Walter Brandmüller, salah satu dari dua kardinal dubia yang tersisa, hari ini mengeluarkan kritik keras terhadap dokumen kerja Vatikan (Instrumentum Laboris) untuk Pan-Amazon Synod mendatang, dan menyebutnya “sesat” dan “kemurtadan” dari Wahyu Ilahi. Dia meminta para pemimpin Gereja untuk “menolak” hal itu dengan “segala ketegasan.”

“Haruslah dinyatakan dengan tegas sekarang, dengan desakan, bahwa Instrumentum Laboris dari sinode Amazon bertentangan dengan ajaran Gereja yang mengikat, dalam hal-hal yang menentukan, dan karenanya ia telah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai bidaah,” tulis uskup Jerman berusia 90 tahun itu dalam sebuah dokumen (baca di bawah ini) yang diterbitkan secara bersamaan oleh LifeSiteNews dan situs web berita Austria Kath.net

"Sejauh fakta Wahyu Ilahi di sini sedang dipertanyakan atau disalahpahami, orang juga sekarang harus berbicara tentang kemurtadan yang ada di dalam dokumen kerja sinode," kata Kardinal Brandmüller, yang merupakan cendekiawan terkenal dunia dalam sejarah gereja.

Katekismus Gereja Katolik (2089) mendefinisikan “bidaah” kalau menyangkal atau meragukan dengan tegas suatu kebenaran yang sebenarnya harus diimani dengan sikap iman ilahi dan katolik, sesudah penerimaan Sakramen Pembaptisan. Paragraf yang sama (2089) selanjutnya mendefinisikan: disebut murtad kalau menyangkal iman-kepercayaan kristiani secara menyeluruh

Kardinal Walter Brandmüller mengatakan bahwa dengan mengadakan sebuah sinode di suatu daerah dengan populasi yang relatif kecil, setengah dari ukuran Mexico City, adalah "menimbulkan kecurigaan mengenai niat yang sebenarnya" di balik pertemuan para uskup Katolik.

Dia mempertanyakan mengapa hampir tiga perempat topik yang dibahas dalam dokumen yang dirilis 17 Juni lalu, yang disiapkan untuk sinode Oktober mendatang, hanya sedikit sekali yang berkaitan dengan "Injil dan Gereja."

Kardinal Brandmüller mengambil contoh masalah dengan memperhatikan dokumen kerja yang berbunyi: "…penilaian yang sangat positif atas agama-agama alami, termasuk praktek penyembuhan asli dan sejenisnya, bahkan prakteik mitos-keagamaan dan berbagai bentuk kultus," dan dia berkata bahwa "gagasan inkulturasi agama sangat diselewengkan dalam dokumen ini."

Kardinal Brandmüller kemudian mengkritik dokumen kerja itu karena ia sangat getol mendorong "penghapusan hidup selibat" dan mempromosikan jalan kepada "imamat perempuan."

“Tidaklah mungkin untuk menyembunyikan fakta bahwa 'sinode Amazon' bermaksud untuk membantu mengimplementasikan dua proyek yang paling diharapkan yang sampai sekarang belum pernah dilaksanakan: yaitu, penghapusan selibat dan pengenalan imamat perempuan - dimulai pertama dengan diadakannya diaken perempuan. Dalam hal apa pun, ini adalah tentang 'menerima peran, kepemimpinan wanita di dalam Gereja' (129a3). Dengan cara yang sama, sekarang ada ‘ruang-ruang baru bagi penciptaan perutusan-perutusan baru, sebagaimana momen bersejarah ini menyerukannya. Sudah waktunya untuk mendengarkan suara wilayah Amazon ... '(no. 43)," tulisnya.
Kardinal Brandmüller menyampaikan bagaimana Paus Yohanes Paulus II telah “menyatakan dengan otoritas magisterial tertinggi bahwa Gereja tidak memiliki wewenang untuk menyerahkan Sakramen Tahbisan Suci kepada wanita.” Dalam Surat Apostoliknya tahun 1994, Ordinatio Sacerdotalis, Yohanes Paulus II menyatakan bahwa Gereja "tidak memiliki wewenang apa pun untuk memberikan penahbisan imamat pada wanita dan bahwa keputusan ini harus secara definitif dipegang oleh semua umat Gereja yang setia."

Uskup dari Jerman itu kemudian mengkritik dokumen kerja sinode Amazon karena “serangan langsung terhadap konstitusi hirarkis-sakramental Gereja, ketika ditanyakan apakah tidak tepat untuk mempertimbangkan kembali gagasan bahwa pelaksanaan yurisdiksi (kekuasaan pemerintahan gereja) harus berhubungan di semua bidang (sakramental, yudisial, administratif) dan secara permanen dengan Sakramen Tahbisan Suci '(no. 127)."

Sebagai kesimpulan, Kard. Brandmüller menyatakan bahwa "…kita sedang menyaksikan bentuk baru dari ‘Modernisme klasik awal abad ke-20’ dalam dokumen ini, yang dikaitkan dengan pemahaman yang salah tentang perkembangan dogma, yang "sangat menentang pemahaman Katolik yang sejati."

Dengan demikian, aspek-aspek tertentu dari dokumen kerja itu harus dinilai sebagai "sesat," atau bahkan sebagai bentuk "kemurtadan," katanya.

“Instrumentum Laboris untuk Sinode Amazon jelas merupakan serangan terhadap fondasi Iman, dan dengan cara yang sampai sekarang belum dianggap mungkin. Karena itu ia harus ditolak dengan tegas,” tambahnya.

LifeSiteNews telah membuat petisi untuk mendukung Cardinal Brandmüller yang dapat di klik di sini


No comments:

Post a Comment