Friday, June 21, 2019

PERMAINAN PANJANG DARI SINODE AMAZON ADALAH LEBIH RADIKAL....






PERMAINAN PANJANG DARI SINODE AMAZON ADALAH LEBIH RADIKAL DARIPADA YANG ANDA DUGA


Bayangkan ini adalah tahun 2029, dan karena alasan keperluan mendesak, Anda menghadiri sebuah Misa yang dirayakan oleh Jerry si sopir bus, Charles si manajer bank, dan Josh si tukang kayu.

Anda berada di dalam Gereja yang dimimpikan dalam renungan Uskup Fritz Lobinger, seorang uskup radikal dan pendekar dalam sinode Amazon mendatang. Setelah paus Francis memuji-muji karya Lobinger, Anda melihat bahwa sinode 2019 mendukung penahbisan para “penatua” yang sudah menikah - sebuah praktik yang kemudian menyebar, diperkirakan, ke Jerman, AS, dan di tempat-tempat lain di seluruh dunia.

Anda akan berpikir - untuk meminjam ungkapan Lobinger - bahwa setiap orang akan merasa "sangat terkejut jika tiba-tiba melihat Misa dirayakan oleh manajer bank, sopir bus, atau tukang kayu." Tetapi Anda telah dipersiapkan untuk menghadapi inovasi semacam ini.

Sebelum mereka ditahbiskan, Jerry, Charles, dan Josh akan bergabung dengan Pastor Bob di altar, mengenakan pakaian liturgi, dan memimpin sebanyak mungkin bagian liturgi. Sekarang Jerry, Charles, dan Josh merayakan Misa yang dilakukan dalam kelompok mereka sendiri karena Lobinger mengatakan Yesus tidak "duduk terisolasi" pada saat Perjamuan Terakhir.

Di bawah lidah bercabang dari Lobinger tentang imamat, Jerry si sopir bus adalah jenis ‘imam’ yang berbeda yang dilatih melalui ‘kursus akhir pekan.’ Dia mengenakan pakaian biasa, disapa dengan nama normalnya, dan disebut "penatua" untuk membedakannya dari jenis imam yang asli. Sementara itu pastor Bob, telah bermetamorfosis menjadi seorang imam “animator”, mendidik dan menciptakan semua ‘arsitek dan seniman sandwich’ yang sekarang merayakan Misa dan melayani pengakuan dosa untuk mewakili dirinya.

Jerry ditahbiskan dalam sebuah kelompok karena penahbisan satu orang akan melanggengkan    sebuah "Gereja yang mencukupi" dengan sebuah "sikap konsumen pasif yang menyedihkan." Jerry tidak hanya ada untuk "menyediakan" sakramen-sakramen sampai seorang "imam yang asli " datang. Dia dan para imam paruh-waktu lainnya ada di sana untuk melaksanakan   partisipasi seperti yang diilhamkan oleh Vatikan II.

Kini sinode baru yang diadakan oleh paus Francis akan merundingkan apakah Pastor Bob dapat menikah dan apakah istri Jerry, Susan, dapat ditahbiskan juga. Mereka mengatakan bahwa sinode Amazon adalah berbicara tentang “mengatasi kekurangan imam”? Sebenarnya, itu adalah tentang upaya revolusi secara permanen atas imamat dan Misa Kudus.

"Jika kekurangan imam menjadi alasan yang sebenarnya untuk kemudian menahbiskan para pemimpin masyarakat, maka kita harus menghentikan praktek itu segera setelah kita memiliki cukup imam," kata Lobinger dalam bukunya Like His Brothers and Sisters. [I]

Menurut bukunya yang baru The Empty Altar, “motif kami” adalah benar-benar bahwa “kita sendiri harus berkata, 'Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.'” Dia menjelaskan bahwa “lebih tepat” untuk penatua yang sudah menikah untuk mengucapkan kata-kata itu, yang mengajak kita untuk "mengingat" bahwa Yesus datang untuk "menyembuhkan yang sakit," "mengangkat yang lemah," dan menganjurkan "persatuan." Dia menyajikan gambar tiga orang penatua yang mengucapkan kata-kata itu di altar, dikelilingi oleh sebuah komunitas yang berdiri.

Seperti paus Francis - yang dengan antusias membaca tiga buku Lobinger - Lobinger terkunci dalam perang melawan "klerikalisme." Lobinger ingin meninggalkan "Gereja yang dipimpin oleh klerus" dan "gagasan tentang imam-pemasok," yang memasok “Sakramen-sakramen yang ajaib.” Dia menyesalkan adanya wilayah-wilayah di mana umat awam hanya memiliki "sedikit bagian aktif" dalam liturgi yang di bagian dunia yang lain tak ada niat untuk mempengaruhi perubahan sosial.

Dia membaca "tanda-tanda zaman" dan merasakan keinginan orang-orang untuk memiliki "partisipasi" dalam "komunitas yang sederajat."

Dengan demikian Jerry, si sopir penebusan, dan teman-temannya berada di altar untuk melambangkan bahwa itu adalah "komunitas" yang merayakan liturgi – dimana hal ini semakin mengaburkan batas antara umat awam dengan imam tradisional. Mereka ada di sana untuk menandakan bahwa Ekaristi adalah suatu "makanan keluarga" di sebuah "meja keluarga" yang dikepalai oleh "para penatua" keluarga – dan lebih lanjut hal itu akan mengaburkan dan menyangkal sifat Misa Kudus sebagai sebuah pengorbanan.

Lobinger meramalkan bahwa sebuah “izin umum (untuk menahbiskan para penatua yang telah menikah) akan menyebabkan guncangan hebat di seluruh Gereja” - dan hal ini akan memicu “penentangan sengit dari kaum konservatif.” Dia memperkirakan bahwa “kaum konservatif militan” akan menentang inisiatifnya ketika mereka menyadari bahwa praktik tersebut "bukan hanya solusi darurat dan sementara, tetapi hal itu adalah sebuah citra baru bagi masyarakat setempat."

Karena itu dia dengan cerdiknya berencana untuk memperkenalkan penahbisan para penatua yang sudah menikah sebagai pengecualian terhadap “aturan yang secara resmi dipertahankan.” Dia beralasan bahwa ancaman pihak konservatif akan berhenti jika ada daerah tertentu yang hanya “meminta izin luar biasa dengan tidak usah memperhatikan hukum universal yang ada, yaitu hidup selibat."

Pada akhirnya, “seluruh Gereja akan membutuhkan” penatua yang menikah, kata Lobinger baru-baru ini menjelaskan. Dengan demikian Sinode Amazon akan menggerakkan sebuah permainan panjang yang licik. Lobinger mengakui bahwa setelah dimulainya tahap "pasca transisi", akan ada pastor-pastor tertentu yang akan diberikan pengecualian untuk boleh menikah. Dia mengakui adanya "bahaya" bahwa "apa yang dimulai sebagai sebuah pengecualian, akan menjadi sebuah praktek yang meluas."

Dia mengakui bahwa panggilan kepada profesi imamat penuh-waktu dari para "animator" akan berkurang. Dalam bukunya The Empty Altar, dia menyatakan bahwa rasio yang lebih tinggi dari penatua dengan imam (seperti 20: 1) akan mencegah orang mencari imam untuk merayakan liturgi dan sakramen-sakramen. Pada akhirnya, umat akan lebih suka dilayani oleh ‘imam penatua’ daripada dilayani oleh imam yang sejati.

Seperti yang berkali-kali dikatakan oleh Lobinger, menahbiskan penatua yang sudah menikah akan membuka jalan bagi penahbisan wanita. Seperti yang dia katakan dalam bukunya Like His Brothers and Sister:

Menahbiskan penatua yang menikah akan mengubah citra profesi imamat. Secara bertahap hal itu akan menggantikan jenis imam yang asli dengan model lain yang berbasis komunitas. Ini akan membuat penahbisan wanita jauh lebih menarik bagi banyak wanita dan lebih dapat diterima oleh pria [.] ... Rintangan pertama yang harus diatasi haruslah ... dimasukkannya wanita dalam diakonat, sebuah pertanyaan yang terbuka untuk diperdebatkan di Gereja.

Pada akhirnya, Lobinger mengatakan bahwa imamat bagi para penatua “akan dan harus berkembang.” Kita nanti akan memiliki imamat yang terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan Misa yang terus berkembang.

Untuk saat ini, (bayangkan) sekarang adalah tahun 2029, dan Anda menghadiri Misa “yang dilakukan oleh kelompok”, dengan menutup mata Anda. Kemudian Anda mencoba untuk membayangkan pastor (asli) Stephen merayakan liturgi Tridentine, Anda mencoba melihat Kristus, Imam Agung dan Kurban-Nya di Kalvari. Kemudian Anda berusaha melihat setiap ibadah saat itu yang terjadi di sekitar Anda, yang berpusat kepada manusia, kepada ide-ide “persatuan” - membangun “makanan keluarga” yang dipimpin oleh oleh “penatua keluarga.”

"Lakukanlah ini untuk mengenangkan daku," kata si Jerry, si Josh, dan si Charles, sambil tersenyum.

+++++++++++++

Dia memegang gelar sarjana dalam bahasa Inggris dari Yale dan gelar master dalam bahasa Inggris dari Harvard.

No comments:

Post a Comment