Friday, June 21, 2019

INILAH TUJUAN-TUJUAN DESTRUKTIF DARI SINODE PAN-AMAZON


INILAH TUJUAN-TUJUAN DESTRUKTIF DARI SINODE PAN-AMAZON


June 13, 2019 | Julio Loredo 

© & Photo Credit: Mazur/catholicnews.org.uk CC BY-NC-SA 2.0


Sebagai bagian dari persiapan untuk Sinode Pan-Amazon nanti, paus Francis pada 27 Mei lalu menerima kepala suku Indian, Raoni Metukire, dari suku Kayapó Amazon, dalam audiensi pribadi di Santa Marta di Vatikan.

Selama beberapa dekade, Raoni telah berjuang untuk melestarikan masyarakat adat dan hutan hujan Amazon. Selama bertahun-tahun, dia mengandalkan dukungan dari para pemimpin politik penting di Barat, seperti misalnya, Raja Juan Carlos dari Spanyol dan presiden Prancis   François Mitterrand dan Jacques Chirac. Para wakil terkenal dari budaya avant-garde, seperti penyanyi Sting, juga telah mengambil bagian disitu. Dia telah ditampilkan dalam film, Raoni: The Fight for the Amazon, yang disutradarai oleh Jean-Pierre Dutilleux.

Sementara banyak kekhawatiran tentang Amazon telah diketahui oleh banyak kalangan, karena  perjuangan Raoni selalu didominasi oleh mereka yang memiliki sudut pandang ekologi ultra-radikal. Aktivis semacam itu menantang fondasi masyarakat yang didasarkan pada pembangunan. Mereka melihat suku-suku Amazon primitif sebagai model kelestarian lingkungan. Dengan demikian, mereka menentang setiap penggunaan Amazon yang menyiratkan kemajuan dan menolak kehadiran orang kulit putih di wilayah itu.



Sikap seperti itu tercermin dalam banyak komentar tentang audiensi yang diberikan Paus kepada pemimpin pribumi. Sebuah blog berbahasa Spanyol yang terkenal menulis bahwa selama pertemuan itu paus Francis berulang kali ‘meminta pengampunan’ atas karya penginjilan dan peradaban Gereja di abad-abad terakhir di sana. Blog lain menyoroti kedekatan Paus dengan orang-orang Indian Amazon, “yang ia kagumi karena kemampuan mereka untuk hidup selaras dengan ciptaan, tanpa mencemari atau menghancurkannya. Menurut Francis, orang Indian adalah penjaga pengetahuan leluhur, yang diperlukan bagi ekologi integral.”

Tidak mau kalah, Marina Silva, seorang mantan militan Partai Komunis Revolusioner Brasil dan calon mantan presiden untuk kelompok ekstrim kiri, berkomentar melalui Twitter: "Adegan  pelukan antara Raoni dan Paus Francis sungguh menyentuh hati. Audiensi Paus dengan Kepala Kayapó merupakan isyarat kuat dari pemimpin Gereja Katolik."

Semua perhatian terhadap nasib orang-orang Indian ini menggerakkan ‘kaum pribumi beraliran kiri’ untuk meningkatkan harapan mereka pada Sinode Pan-Amazon mendatang, pada bulan Oktober 2019. Dalam persiapan bagi Sinode itu, banyak tokoh lama dari teologi pembebasan   yang diilhami oleh Marxis, telah berbaris untuk ikut berpartisipasi.

Salah satu tokoh tersebut adalah pastor Erwin Krautler, uskup emeritus Xingu, Brasil, yang juga akan menjadi pembicara dalam sinode itu. Uskup Krautler adalah berasal dari Austri. Dia adalah salah satu konsultan utama paus Francis untuk menghasilkan Ensiklis Laudato Si’ , yang merupakan landasan doktrinal bagi Pan-Amazon Synod.

Berikut ini rangkuman dari tujuan-tujuan yang akan diwujudkan oleh ‘arus pribumi’ yang berpartisipasi dalam Sinode Oktober mendatang:

·         Menumbuhkan rasa penghargaan kepada ‘imamat oleh umat awam’
·         Mengijinkan adanya diakon perempuan
·         Menemukan ritual alternativ bagi Ekaristi  
·         Menciptakan sebuah model baru dari imamat, bukan hanya bagi kaum pria saja
·         Mempromosikan "enkulturasi" Sakramen, yaitu, menafsirkannya kembali dari perspektif masyarakat adat
·         Menghidupkan kembali Komunitas-komunitas Dasar Kristen yang berfungsi sebagai "tangan militan" dari teologi pembebasan
·         Menolak perkembangan industri di wilayah Amazon
·         Internasionalisasi Amazon


Jika Sinode Oktober nanti menyetujui tujuan-tujuan dari para aktivis pribumi ini, kita bisa bertanya: Adakah yang masih tersisa bagi Gereja Katolik?

****************
Silakan membaca artikel berikut ini:

MANTAN MATA-MATA SOVIET: KAMI MENCIPTAKAN TEOLOGI PEMBEBASAN

More articles like this may be found on Pan-Amazon Synod Watch, at https://panamazonsynodwatch.com/.


No comments:

Post a Comment