Tuesday, August 28, 2018

JIKA PAUS FRANSISKUS MENUTUP-NUTUPI KASUS PELECEHAN SEXUAL...





Paus Fransiskus di Roma 2016 konsistori ketika  para uskup agung "progresif" Cupich, Joseph Tobin dan Farrell diangkat menjadi kardinal. Steve Jalsevac / LifeSite

Mon Aug 27, 2018 - 11:33 am EST

JIKA PAUS FRANSISKUS MENUTUP-NUTUPI KASUS PELECEHAN SEXUAL YANG DILAKUKAN OLEH MCCARRICK, MAKA DIA BUKAN LAGI MENJADI ‘SUCI’ MAUPUN ‘BAPA’

27 Agustus 2018 (LifeSiteNews) - Haruskah kita terkejut dengan kesaksian rinci dari Uskup Agung Carlo Maria Viganò tentang Paus Fransiskus yang menutup-nutupi pelecehan mantan Kardinal  McCarrick? Kami telah melihat tingkat keburukan dan kebobrokan yang menggunung selama  bertahun-tahun ini. Sejak saat pertama memegang jabatan kepausannya, Paus Francis sudah menunjukkan penghinaan terhadap tradisi-tradisi kepausan, yang merupakan sebuah tanda tidak menghormati tugas-tugas dan batas-batas jabatannya. Perayaan Misa yang minimalis dan tidak bersemangat yang biasa dilakukannya, menunjukkan bahwa bagi Francis, liturgi bukanlah "sumber dan puncak kehidupan Kristiani."

Berbagai homilinya yang berisi tuduhan-tuduhan serta bersifat menyiksa, seringkali memperlihatkan isi pikiran yang bukan Katolik. Wawancaranya yang ceroboh dengan berbagai surat kabar dan di dalam penerbangan pesawat telah banyak menimbulkan kebingungan tentang ajaran-ajaran dasar Kristiani. "Siapakah saya hingga berhak untuk menilai?" telah muncul di setiap surat kabar dan akhirnya muncul pada ribuan kepingan barang pernak-pernik yang dijual online sebagai sebuah pesan pembebasan manusia dari perintah-perintah Allah. Kata yang manis "belas kasih" telah dipelesetkan guna menjalankan agendanya yang sekuler. Kata “Farisi” menjadi ejekan favorit bagi Paus Fransiskus yang ditujukan kepada siapa saja yang masih percaya kepada Alkitab atau ajaran Kekristenan yang sah.

Sinode-sinode tentang keluarga yang dicurangi oleh lembaga kepausan, dan produk mereka yang bernama, Amoris Laetitia — secara otoritatif telah dijejali oleh muatan dari pedoman Buenos Aires — yang menganugerahkan penghargaan kepausan kepada normalisasi hubungan perzinahan. Perubahan pada proses pembatalan perkawinan (anulasi) secara cepat dengan mudah dan murah, telah mendorong pemberian dan pengesahan "perceraian Katolik." Reorganisasi internal dan berbagai inisiatif di Vatikan telah sangat melemahkan pesan anti-aborsi dan ‘mengeruhkan air’ Humanae Vitae bahkan di tahun peringatannya. Orang-orang yang terkenal anti-Katolik telah diundang ke Vatikan, diberi tempat berpijak, dan mendapatkan tepuk tangan yang riuh.

Pada saat seseorang berada dekat dengan kebenaran (realita) yang menyedihkan tentang korupsi keuangan di Vatikan, maka paus yang seharusnya “berubah pikiran” dan memastikan bahwa ancaman korupsi itu dihilangkan — apakah itu melibatkan kardinal C-9 yang dengan mudah dibingkai atau para auditor eksternal profesional yang dengan cepat dipecat.

Kutukan Paus atas homoseksualitas tidak pernah lebih baik daripada sikap ambivalen (mendua); ajaran tradisional Gereja tampaknya sedang menuju pembuangan di tong sampah, sama seperti nasib hukuman mati. (Jika anda tidak menyukai apa yang dikatakan oleh tradisi Gereja, mengapa tidak merubah Katekismus saja, sambil mengucapkan kata-kata ajaib "Abrakadabra, pengembangan doktrin"?) Penanganan atas krisis pelecehan seksual global, seperti yang terlihat dalam situasi di Chile (uskup Barros dan kawan-kawan), menunjukkan komitmen yang sangat loyo terhadap keadilan, dan kecenderungan ke arah keterlibatan yang paling buruk.

Dan sekarang dengan berita baru ini, yang benar-benar telah menciptakan gelombang kejutan di seluruh dunia, keterkejutan kolektif di kedalaman kejahatan yang dituduhkan di tempat-tempat yang tinggi.

Dalam kasus yang baru ini, bukan hanya kita tidak memiliki keadilan lagi di Casa Santa Marta. Kita telah tahu bahwa di sana ada sesuatu yang tampaknya merupakan keputusan yang sengaja diperhitungkan dan direncanakan untuk mendukung, menghormati, dan mempromosikan ketidakadilan. Disitu bukan hanya bahwa kita memiliki "kecenderungan keikutsertaan" banyak petinggi; karena ternyata eselon atas Vatikan adalah pabrik tempat kejahatan dibuat, dengan efisiensi yang akan membuat Henry Ford (pemilik pabrik mobil yang mengedepankan efisiensi) merasa kagum. Perkembangan peristiwa yang tak terhindarkan saat ini semakin mengumandangkan bahwa Paus Fransiskus lebih dan lebih lagi sebagai fasilitator hebat dari mafia, yang dalam genggaman birokratiknya yang lemah, maka Gereja Katolik di dunia sedang mengalami pencekikan yang amat menyesakkan. Vatikannya Bergoglio adalah semacam lubang pembuangan di mana paham akomodasi duniawi dari Konsili Vatikan Kedua dan ide-ide serta perilaku terburuk dari pemberontakan pasca-konsili telah berkumpul dalam wujud yang dipadatkan (terkonsentrasi).

Sebuah artikel yang saya terbitkan di OnePeterFive pada 15 Agustus 2018 memuat pernyataan berikut: “Untuk mendengarkan orang-orang yang berniat baik mengatakan bahwa Bergoglio harus membentuk beberapa badan investigasi untuk mengatur segala sesuatu agar menjadi benar (di AS) adalah sebagai kegilaan Alice in Wonderland. Ini seperti menempatkan Himmler yang bertanggung jawab atas Nuremberg.” Bagi beberapa orang, ini adalah pernyataan yang terlalu muluk. Bagaimana saya berani mengatakan hal seperti itu tentang “Bapa Suci”?

Hari ini, dari pengungkapan yang dilakukan oleh Uskup Agung Viganò dan begitu banyak bukti lainnya, saya berpegang pada pernyataan itu, dan seribu orang lain menyukainya. Karena dia (Paus Fransiskus) tidak menunjukkan tanda-tanda menjadi ‘SUCI’, dan dia juga tidak bertindak seperti seorang ‘BAPA’. Seorang Bapa Suci sejati tidak akan memperlakukan orang Katolik seperti cara Francis memperlakukan mereka. Seorang Bapa Suci tidak akan menyesatkan anak-anaknya ke dalam dosa dalam kasus-kasus misteri seksualitas, pernikahan, dan Sakramen Mahakudus. Seorang Bapa Suci tidak akan menindas anak-anaknya yang menemukan kekuatan spiritual dalam pemulihan tradisi keluarga, sambil dia mendukung dan mempromosikan anak-anak yang memberontak terhadap keluarga, atau bahkan mendukung orang asing yang tidak peduli akan hal itu. Seorang Bapa Suci tidak akan mentolerir sedikitpun juga anak-anak tertua di dalam keluarga jika mereka tertangkap telah berbuat melakukan pelecehan yang paling kecil sekalipun; seharusnya dia membuka semua aib mereka dan menyingkirkannya.

Siapakah yang tahu apa yang sedang terjadi dalam belenggu pikiran Paus Fransiskus? Hanya Tuhan yang tahu. Apa yang kita ketahui adalah bahwa Allah telah mengijinkan masa kesengsaraan ini untuk menguji dan memperkuat iman para hamba-Nya, untuk melihat apakah kita akan setia kepada wahyu-Nya, perintah-perintah-Nya, karunia tradisi-Nya, kebenaran-Nya, di tengah apa pun yang terjadi.

Dalam sejarah panjang Gereja, Kuasa Ilahi telah menguji kesetiaan umat Kristiani hingga berkali-kali, baik itu dengan melalui penyiksaan yang mengerikan dan pengasingan yang keji di zaman penganiayaan Romawi atau pagan, melalui tindakan amoralitas dan kebusukan para klerus, kekacauan doktrinal dan kompromi, atau berupa kesulitan yang mengerikan akibat perang, kelaparan, wabah, dan bencana, dimana dunia kita yang sesat ini tidak berhenti mengalaminya. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yak 1:12).

++++++++++++++++++++

1 Tim. 4:1-2 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan, oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka....

2 Tim. 3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

Yud 1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka." 

Penderitaan Gereja pada Akhir Zaman:

Katekismus Gereja Katolik 675. Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang. Penghambatan, yang menyertai penziarahannya di atas bumi, akan menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan Mesias-Nya yang telah datang dalam daging.


No comments:

Post a Comment