Friday, August 24, 2018

Penyakit menyerang kaum LGBT...


These Last Days News - August 6, 2018

SEBUAH PENYAKIT YANG JARANG, NAMUN FATAL, YANG DISEBABKAN OLEH SEJENIS BAKTERI, YANG DISEBARKAN MELALUI FECES, KINI SEDANG MENGANCAM KAUM LGBT…





Shoebat.com reported on August 3, 2018:
by Andrew Bieszad

Sebelumnya pada tahun 2018, Shoebat.com memperingatkan tentang kemungkinan akan merebaknya wabah penyakit besar-besaran yang berasal dari komunitas LGBT karena perbuatan mereka dalam perilaku yang secara obyektif berbahaya, menyimpang, tidak sehat, dan kondusiv untuk penyebaran penyakit.

Salah satu peringatan ini datang langsung dari publikasi besar LGBT, yang dapat anda baca pada analisis kami di sini, yang mengatakan dan menyombongkan diri bahwa tahun 2018 memiliki "masa depan seksual yang gemilang" karena kaum homoseksual itu melibatkan tindakan konsumsi kotoran (feces) manusia dari pria lain.

Selain itu, pada Februari 2018 Shoebat.com menulis artikel tentang seorang homoseksual di New York City yang mengatakan bahwa dia jatuh sakit karena terserang parasit tertentu setelah dia terlibat dalam praktik-praktik tersebut. Tanggapannya adalah, setelah kesembuhannya, ujk dia kembali melakukan praktik yang sama dan tanpa mengagetkan: dia mengidap penyakit yang sama lagi. Anda bisa membaca cerita di sini.

Sementara kasus ini amat menjijikkan dan mengganggu, tren penyakit ini tidak ditemukan di antara beberapa orang yang lain, tetapi merupakan kejadian yang umum di antara semua komunitas LGBT di seluruh Amerika Serikat yang memiliki potensi untuk menjadi epidemi.

Prediksi yang kami buat ini menjadi kenyataan saat kita bicara. Para dokter medis di Amerika Serikat melaporkan bahwa wabah Shigella di seluruh komunitas LGBT hingga saat itu itu bisa disebut sebagai "ledakan":

Petugas kesehatan di San Diego County memperingatkan penduduk tentang potensi tertular penyakit usus shigellosis. San Diego County memiliki lebih banyak laporan infeksi shigella atau shigellosis tahun lalu daripada dalam dua dekade terakhir. Ada 334 kasus yang dilaporkan pada tahun 2017. Sejauh tahun ini, para pejabat wilayah telah menerima laporan ada 97 kasus.

"Shigellosis adalah penyakit yang sangat menular, tetapi ada banyak langkah yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi peluang mereka menderita penyakit itu," Wilma Wooten, M.D., M.P.H., pejabat kesehatan masyarakat County mengatakan dalam rilis berita daerah.

Penasihat resmi dari Badan Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan San Diego mengarahkan perhatian mereka terutama kepada pria gay dan biseksual, individu tunawisma dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rentan. Dari kasus yang dilaporkan tahun ini, 25 persen melibatkan lelaki gay atau biseksual, menurut pejabat daerah. Orang-orang tunawisma menyumbang 7 persen dari jumlah kasus.

Gejala yang muncul termasuk diare yang mungkin berdarah, demam, sakit perut dan rasa ingin  buang air besar bahkan meskipun isi perut mereka kosong, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

“Infeksi penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan pencucian tangan yang sering dan menyeluruh; melakukan disinfeksi pada semua area yang mungkin terkontaminasi, seperti toilet atau tempat mengganti popok; menghindari menelan air dari kolam dan kolam yang tidak diobati, dan tidak menyiapkan atau menyajikan makanan kepada orang lain ketika mengalami diare.”

CDC memperingatkan bulan lalu adanya peningkatan jumlah infeksi shigella yang resisten terhadap antibiotik. Dalam kasus-kasus tersebut, infeksi mungkin lebih sulit diobati dan mungkin berlangsung lama, dan meningkatkan kesempatan bagi bakteri untuk menyebar. (sumber1, sumber2)

Shigella adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui kontak, biasanya kontak oral, dengan feces manusia. Seperti catatan situs web CDC:

Seseorang bisa menderita penyakit ini dengan melalui:
  • Mendapatkan kuman Shigella di tangan mereka dan kemudian menyentuh makanan atau mulut mereka. Hal ini mungkin terjadi setelah:   
    • Menyentuh benda yang terkontaminasi dengan kuman dari tinja dari orang yang sakit, seperti mainan, perlengkapan dalam kamar mandi, atau ember popok.
    • Mengganti popok anak yang sakit atau merawat orang yang sakit.
  • Makan makanan yang disiapkan oleh seseorang yang sakit shigellosis.
    • Makanan yang dikonsumsi mentah lebih mungkin terkontaminasi dengan kuman Shigella.
    • Kuman Shigella dapat mencemari buah dan sayuran jika ladang tempat mereka tumbuh mengandung feces manusia.
  • Menelan air di tempat pemandian umum (misalnya, danau atau air sungai) sambil berenang atau minum air yang tercemar dengan feces yang mengandung kuman.
  • Terpapar dengan feces selama melakukan kontak seksual dengan seseorang yang sakit atau baru sembuh dari shigellosis. (sumber)

Shigella dan penyakit yang disebabkan olehnya, Shigellosis, muncul sebagian besar di dunia ketiga, di daerah dengan pipa saluran air yang buruk. Penyakit ini mirip dengan kolera dalam cara penyebarannya, dan cara untuk menghentikannya, yaitu dengan menghentikan kontak dengan kotoran manusia dan membuang kotoran dengan cara yang aman. Penyakit Shigella adalah mematikan. Baru-baru ini penyakit Shigella menewaskan seorang anak yang mendapatkan penyakit itu di India. Penyakit Shigella juga tidak akan mudah lenyap dari masyarakat. Bahkan, telah diidentifikasi ia sebagai area yang membuka peluang keuangan bagi pengembangan obat-obatan. Sebagai catatan lihat laporan di sini.

Shigella disebarkan dengan cara memakan feces manusia. Banyak homoseksual suka makan feces pasangannya karena alasan nafsu seksual. Mereka tidak ingin berhenti makan feces itu, tetapi mereka juga tidak ingin sakit. Karena mereka tidak ingin berhenti, maka mereka menginginkan pil yang dapat mereka telan agar mereka dapat terus terlibat dalam perilaku berbahaya dan tidak sehat, tanpa menjadi sakit.

Ini sama dengan fenomena PreP yang telah melanda kaum LGBT. PreP bukanlah kegiatan  untuk “membantu” orang dengan HIV, tetapi merupakan penyalahgunaan aktif obat HIV hingga memungkinkan kaum homoseksual untuk memanjakan perilakunya yang menyebabkan mereka terinfeksi HIV tanpa harus menjadi sakit akibat dari tindakan mereka.

Seperti yang telah diperingatkan oleh Shoebat.com, penyalahgunaan PreP akan memicu krisis HIV baru dan bahkan lebih parah lagi dalam beberapa tahun mendatang,karena varian virus yang kebal terhadap obat akan berkembang karena overexposure terhadap obat-obatan. Hal ini sudah terjadi di beberapa bagian Asia Tenggara yang memiliki sejarah prostitusi, dan baru-baru ini menyebar ke Amerika Utara. Ini hanya masalah waktu saja sebelum penyakit itu menjadi lebih luas. Karena homoseksualitas telah diterima di banyak belahan dunia dan bahwa sejumlah besar orang tertarik untuk bereksperimen dengan hubungan homoseks, terutama di antara Generasi Z, maka efek yang mungkin terjadi ke depan akan dapat menghancurkan.

Pola yang sama ini berisiko terulang sekarang dengan penyakit Shigella. Jika obat untuk itu dikembangkan, kaum LGBT akan dengan senang hati merangkulnya, karena obat itu akan memungkinkan mereka untuk menikmati perilaku sesat mereka. Namun, penyalahgunaan obat akan menyebabkan munculnya jenis Shigella yang resisten terhadap obat-obatan, sama seperti yang telah terjadi dengan Tuberkulosis dan Gonorea, yang pada saat itu akan menjadi epidemi mematikan.

Tidak ada batasan berapapun jenis obat yang ada, untuk menolong agar kaum LGBT dapat diberi obat itu, tetapi penelitian baru harus dilakukan untuk membuat obat-obatan baru guna mengatasi masalah yang sama. Hal ini karena masalah yang dihadapi oleh kaum LGBT terutama berasal dari masalah perilaku, dan alasan mengapa jawaban atas masalah ini belum juga ada adalah karena jawaban yang diberikan (obat-obatan) telah disalahgunakan dan digunakan secara berlebihan sampai obat-obatan itu tidak lagi berfungsi.

Sesungguhnya feces manusia bukanlah makanan atau mainan. Ini adalah sampah yang harus dibuang dengan cara yang bersih dan teratur. Jika seseorang bermain dengan api, maka dia akan terbakar, dan jika seseorang bermain dengan sampah, akan dia menjadi kotor. Ini adalah pengetahuan dasar yang mudah dipahami oleh semua orang.

Ini juga merupakan konsekuensi dari ‘perijinan moral’ yang diberikan kepada kaum LGBT, karena kaum LGBT membenarkan tindakannya dengan filsafat kebebasan, tidak ada batasan terhadap perbuatan yang akan dilakukannya. Dari pandangan seperti itu maka tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa tindakan yang menyebabkan penyebaran penyakit Shigella adalah "salah", meskipun hal itu adalah tindakan yang menyebarkan penyakit.

Dunia Barat tidak memiliki masalah “diskriminasi”. Mereka memiliki filosofi dan dengan akibat: masalah moral juga, dan ini hanyalah salah satu konsekuensinya.

+++++++++++++++++++++++

"Homoseksualitas tidak akan pernah bisa diterima. Dalam tulisan-tulisan para Bapa Gereja yang suci, anak-Ku dan anak-anak-Ku, kamu dibuat sadar sepenuhnya melalui Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dari Kitab kehidupan dan kasih, Alkitab - kamu telah dibuat sadar sepenuhnya akan tindakan pengecut dari manusia, ketika pria melampiaskan nafsunya dengan sesama pria. Hal ini tidak akan diterima atau dimaafkan oleh Bapa Yang Kekal bahkan jika Dia harus mengirim wabah lainnya lagi kepadamu." - Yesus, 21 Agustus 1985



Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment