Thursday, July 21, 2016

CONTOH IMAN : Uskup Agung Alexander Sample

CONTOH IMAN
Bring it on, archbishop. Bring it on.


July 20, 2016



Salah satu hal yang menakjubkan dari Gereja Katolik adalah tidak peduli bagaimanapun hal-hal buruk bisa terjadi, tidak peduli berapapun banyaknya uskup-uskup yang berjalan menyimpang, tetapi Tuhan kita tidak pernah membiarkan api iman benar-benar padam.

Begitulah di tengah-tengah segala pembicaraan gila yang kita dengar hampir setiap hari dari uskup-uskup di seluruh dunia saat ini, masih ada juga suara-suara yang keras dari para uskup lainnya yang menyuarakan kebenaran, kebenaran dari Tuhan kita, Yesus Kristus. Salah satu dari suara ini adalah berasal dari Uskup Agung Portland, Oregon, Alexander Sample. Yang Mulia Uskup Agung Alexander Sample menyampaikan isi hatinya di dalam kolom mingguannya di koran keuskupan minggu ini.

Dengarkan ini: "Banyak orang telah merendahkan peranannya dari seorang Katolik yang baik, bersemangat dan setia, menjadi sekedar umat Katolik yang asal baik, mau bersikap toleran dan melakukan perbuatan baik. Mereka berpikir jika kita melakukan pelayanan bagi masyarakat miskin dan yang membutuhkan, dan tidak usah membuat penilaian dan merenungkan lebih jauh tentang perilaku manusia serta dosa, maka kita sudah memenuhi perintah Injil."

Kami yakin bahwa Yang Mulia Uskup Agung Alexander Sample telah mendengar hal ini dari orang lain, tetapi hal itu memungkinkan kami untuk menguatkan suara dari ‘Church Militant (nama website) kita kepada orang banyak yang hanya berkata ‘Tuhan memberkati anda’, sedangkan Uskup Agung Alexander Sample mengatakan ‘Tuhan memberkati anda karena anda berbicara tentang kebenaran dengan begitu jelas.’

Beberapa saat sebelumnya dalam artikelnya dia menyatakan dengan tegas, 'keselamatan jiwa-jiwa,' yang harus selalu menjadi hukum tertinggi dari Gereja, dan inilah yang harus selalu berada di depan mata kita. Keselamatan jiwa-jiwa. Seberapa seringkah kita mendengar kalimat ini diucapkan di Gereja saat ini? Tidak terlalu sering, saya khawatir seperti itu. Namun itu adalah misi utama dari Gereja! "

Segeralah, mintalah kepada Roma agar mengangkat Uskup Agung Sample menjadi kardinal, dan pada saat konklaf berikutnya nanti (???), dia akan bisa membagikan brosur kepada kardinal-kardinal lainnya: "Contoh untuk Paus. Contoh untuk Paus!"

Jika anda adalah pembaca setia dari media Church Militant ini, inilah pesan yang selalu kami nyatakan dengan keras selama satu dekade ini. Gereja harus kembali ke jalur yang benar, dengan melaksanakan karya dan misi yang telah diberikan oleh Putera Allah untuk dilakukan: keselamatan jiwa-jiwa. Semuanya, yang kami maksudkan adalah segala sesuatu yang lainnya (duniawi) di planet ini, telah mendapat perhatian dari Gereja pada hari-hari ini, kecuali satu-satunya hal yang penting ini (keselamatan jiwa-jiwa).

Mulai dari perubahan iklim, menyelamatkan ikan paus, menjaga dan mencukupi kebutuhan listrik, masalah perpindahan penduduk, pengendalian senjata, hak-hak sipil, segala sesuatu yang berhubungan dengan bumi; namun sama sekali tak ada perhatian kepada hal-hal yang bersifat supernatural.

Tugas pokok dari Gereja adalah bersifat spirituil, membawa manusia kepada kehidupan didalam Kristus. Di seluruh Kitab Injil Yesus berbicata tentang bahayanya manusia yang kehilangan karunia keselamatan, kehilangan moment penebusannya, dengan resiko menerima hukuman kekal.

Dan inilah pokok masalah yang ada di dalam Gereja saat ini: ketidak-pedulian terhadap kebenaran, yang kemudian membiarkan kebenaran diganti oleh kebenaran yang lebih rendah tingkatannya, dan bahkan dalam beberapa kasus, diganti dengan kebohongan. Dan untuk menekankan kembali apa yang dikatakan oleh Uskup Agung Sampel sebelumnya, "Banyak orang telah merendahkan peranannya dari seorang Katolik yang baik, bersemangat dan setia, menjadi sekedar umat Katolik yang asal baik...”, maka kami memelesetkan kata ‘nice’ (baik) menjadi Nice (kota di Perancis yang barusan mengalami teror)

Beginilah arti kata Iman bagi sebagian besar umat Katolik saat ini. Pada akhirnya, sebagai kesimpulan akhir, kalimat ‘segalanya adalah baik’ memiliki arti bahwa anda menoleransi apa saja, prinsip apa saja, semua perilaku, semua perbuatan, segala dosa dan maksiat, semuanya adalah baik, sehingga tidak ada yang peduli dengan keyakinan agama anda. Seperti yang sering diucapkan oleh Uskup Agung (Ven) Sheen "Kami mentolerir orang-orang, tetapi bukan prinsip hidupnya," yang berarti kita juga bisa menerima pikiran dan sikap hidup yang menutun orang-orang menjauhi kebenaran.

Dan seperti itulah jika anda benar-benar bersikap ‘semuanya baik’. Anda tidak usah mengasihi atau peduli dengan orang lain dengan melalui tindakan nyata dari anda, cukuplah dengan berkata : ‘Mereka itu salah, karena perbuatan dan prinsip hidup mereka akan membawa mereka menuju neraka.’ Cukup ini saja, tak usah berusaha yang lainnya. Apalagi berusaha mempertobatkannya.

Misi utama dari Gereja adalah keselamatan jiwa-jiwa. Titik. Apapun alasan yang ada didalam sistem keadilan sosial, memerangi kemiskinan, menyelamatkan iklim, tak ada gunanya jika jiwa-jiwa masuk kedalam neraka. Uskup Agung Sample mengutip Sabda Allah berikut : “Masuklah melalui pintu yang sesak itu; karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya. Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."(Mat. 7:13-14)

Terima kasih Yang Mulia Uskup, terima kasih. 

No comments:

Post a Comment