Friday, July 15, 2016

Vol 1 - Bab 38 : Penebusan dosa



Volume 1 : Misteri Keadilan Allah

Bab 38

Penebusan dosa
Kegagalan dalam masalah keadilan
Pastor d’Espinoza dan upah
Margaret dari Cortona Terberkati dan para pedagang yang dibunuh

Sejumlah besar penampakan-penampakan menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan memurnikan dengan kekejaman yang tak terkatakan atas dosa-dosa yang melawan rasa keadilan dan kemurahan hati. Dalam hal keadilan, nampaknya Dia menuntut penebusan yang persis sama dengan perbuatan dosanya dulu, sebelum hukuman itu dikurangi. Didalam Gereja Militan, para wakilNya harus membayar penggantian yang sama besarnya untuk bisa mengurangi kejahatan itu, sesuai dengan axioma : tanpa restitusi tak ada pengurangan.
Pastor P.Rossignoli bercerita tentang seorang religius dari ordonya yang bernama Augustin d’Espinoza, dimana kehidupannya yang suci adalah berupa devosi kepada jiwa-jiwa didalam Api Penyucian. Seorang pria kaya pergi kepadanya untuk mengaku dosa, meninggal dunia sebelum sempat memperbaiki perbuatan-perbuatannya secara mencukupi dan dia muncul kepada Augustin, dan jiwa itu mendahului bertanya kepada Augustin apakah dia mengenal dirinya.
“Tentu saja”, jawab Pastor Augustin, “Aku memberikan Sakramen Tobat kepadamu beberapa hari sebelum kematianmu”. Jiwa itu berkata :”Anda harus tahu, bahwa aku datang ini adalah untuk melunakkan PengadilanNya dan agar anda melakukan bagiku sesuatu yang belum sempat kulakukan sendiri. Ikutlah aku”.
Pastor Augustin mula-mula menghadap Kepala biara dan mengatakan kepadanya apa yang diminta darinya dan sekaligus meminta ijin untuk mengikuti orang asing itu. Ijin itu diperolehnya dan dia pergi mengikuti jiwa itu, yang tanpa berkata apa-apa menuntunya ke salah satu jembatan di kota itu. Disana jiwa itu memohon kepada Pastor Augustin untuk menunggu sejenak dan jiwa itu menghilang untuk sesaat, kemudian kembali lagi dengan membawa sekantung uang. Jiwa itu meminta agar Pastor Augustin membawa uang itu dan keduanya kembali lagi ke kamar religius itu. Lalu jiwa yang meninggal itu memberinya sebuah catatan sambil menunjuk kepada uang itu. “Semua ini”, demikian katanya, “adalah milikmu. Terimalah agar anda bisa membayar lunas para kreditorku yang nama-namanya tertulis pada kertas ini, dan serahkanlah uang itu kepada mereka sesuai dengan yang tertulis disini. Ambillah sisanya dan gunakanlah uang itu demi kebaikan, demi ketenangan jiwaku”. Dengan perkataan ini dia lalu menghilang dan Pastor itu segera melaksanakan apa yang dimintanya itu.
Delapan hari telah berlalu, dan Pastor Augustin menerima kunjungan lagi dari jiwa yang sama. Jiwa itu sangat berterima-kasih kepada Pastor Augustin. “Terima kasih atas kemurahan hati anda”, katanya, “dimana anda telah membayar hutang-hutangku di dunia, terima kasih juga atas Misa Kudus yang anda persembahkan bagiku. Aku telah dilepaskan dari penderitaanku dan aku diijinkan untuk memasuki kebahagiaan kekal”.
Kita bisa menemukan contoh yang sama didalam biografi Margaret dari Cortona Terberkati. Orang yang terkenal ini juga dikenal dengan kemurahan hatinya terhadap jiwa-jiwa yang meninggal. Mereka sering, dalam jumlah besar, menampakkan diri kepadanya, untuk memohon bantuan doa-doanya. Pada stau hari, ada dua orang pejalan kaki yang meminta tolong kepadanya untuk memperbaiki tindakan tidak adil yang telah mereka perbuat. “Kami adalah dua orang pedagang”, kata mereka kepada Margaret, “yang dibunuh ditengah jalan oleh para perampok. Kami tidak sempat mengaku dosa ataupun menerima absolusi. Namun atas kerahiman Juru Selamat kita dan IbuNya yang tersuci, kami memiliki waktu untuk melakukan penyesalan hati yang sempurna, hingga kami diselamatkan dari api neraka. Namun siksaan-siksaan kami didalam Api Penyucian sangatlah mengerikan, karena dulu didalam menjalankan pekerjaan kami, kami telah melakukan banyak ketidak-adilan. Hingga perbuatan kami ini diperbaiki, maka kami masih belum bisa beristirahat atau memperoleh keringanan. Inilah sebabnya kami memohon kepada anda, sebagai hamba Allah, pergilah dan carilah keluarga kami serta warisan mereka, dan ingatkanlan mereka agar melakukan pelunasan sesegera mungkin atas semua uang yang telah kami peroleh secara tidak adil”. Mereka memberikan kepada imam yang suci itu informasi yang secukupnya dan kemudian mereka menghilang.

No comments:

Post a Comment