Friday, May 27, 2016

Bayside : #39 – IMAM-IMAM (BAGIAN II)




#39 – IMAM-IMAM (BAGIAN II)



Oh keajaiban yang luar biasa... Oh kekuatan yang tak terkatakan... Oh misteri imamat yang sungguh menakjubkan! Oh profesi yang spiritual, sakral, mulia, dan tak bercela, yang telah diberikan Kristus setelah kedatanganNya, kepada kita yang tidak layak ini! - St. Ephraem, The Priesthood



MENYIA-NYIAKAN WAKTU - Our Lady, December 24, 1974
Imam-imam di Rumah-rumah Puteraku, mengapa kamu menyia-nyiakan waktumu dengan berusaha membuktikan kesalahan dari peringatan-peringatanku di dunia? Kamu berusaha merasionalisir manifestasi-manifestasi supernatural dariku. Kesombongan dan kecongkakan telah membuat banyak orang menuju ke jalan kehancuran, kehancuran jiwa.

KERENDAHAN HATI - Our Lady, December 24, 1975
Pastor-pastor, kini kamu harus bertobat. Berlututlah. Kerendahan hati! Kerendahan hati, pastor-pastorku! Kesucian dan kesalehan! Tradisi! Apa yang sedang kau bangun saat ini adalah sebuah gereja manusia, dengan menghilangkan Puteraku secara terus terang.

HOMOSEX - Jesus, June 18, 1982
Aku tidak akan membela imam-imamku yang mendukung homosex dan mengijinkan hal itu terjadi diantara imam-imamku. Aku tidak akan membela imam-imamku yang mengijinkan pembunuhan bayi belum lahir dengan melalui sikap permisiv mereka. Aku tidak akan membela mereka dan aku akan membiarkan mereka dihancurkan!

MEMANCARKAN CAHAYA - Our Lady, June 18, 1974
Anakku, beritahukanlah kepada imam-imam Kami yang ada didalam Rumah-rumah Puteraku di dunia, gereja-gereja, bahwa Kami ingin agar imam-imam Kami memancarkan cahaya sebagai contoh yang murni dari kekudusan dan kesucian. Mereka telah banyak disesatkan oleh para atasannya; mereka mengikut saja seperti domba dibawa ke pembantaian, melalui penyesatan yang dilakukan oleh para atasan mereka. Hal itu seperti roda berputar, dengan api yang membakar yang secara perlahan akan menghancurkannya.

PATUNG-PATUNG - Our Lady, November 21, 1970
Anak-anakku yang terpanggil (imam-imam), janganlah menyingkirkan gambar-gambar dan patung-patung karena nanti anak-anak akan mengarahkan pandangannya kepada hal-hal duniawi ini. Kami akan menjadi sekedar kenangan saja, sebuah legenda, bagi mereka.

SERATUS - Our Lady, May 23, 1979
Berdoalah, anak-anakku, berdoalah dengan tekun bagi imam-imammu, bagi para kardinal dan para uskup, para klerus, karena ada sebuah cobaan besar, sebuah tipuan, yang ditempatkan diantara mereka untuk menguji keberanian mereka, untuk menguji kesucian mereka, untuk menguji kesetiaan mereka kepada Gereja Puteraku. Oh kesedihan dari segala kesedihan dari hati Ibumu, hingga Kami berjalan di seluruh duniamu, bisakah Kami mengatakan: adakah seratus orang imam saja yang benar yang masih tersisa didalam Gereja Puteraku?

TIDAK BERBUAT APA-APA - Our Lady, March 18, 1977
Jika kamu tahu didalam hatimu, oh para pastor, bahwa jiwa-jiwa berada dalam bahaya menjadi busuk, sesat, dan bahkan hancur, namun kamu tidak berbuat apa-apa atas hal ini karena kamu tidak ingin melawan atasanmu, karena kamu menilai hidupmu di dunia ini terlalu penting, dan kamu perlu memiliki kehidupan yang nyaman. Aku meyakinkan kamu, oh para pastor, kamu harus berdiri di hadapan Puteraku dan Dia tidak mengenal kamu! Kamu akan ditolak, disingkirkan dari kehidupan kekal di Surga. Dan kamu akan bersatu dengan bapamu, yang merupakan bapa dari segala kebohongan, setan, serta pangeran kegelapan. 

SANGAT JARANG - Our Lady, July 25, 1978
Kesucian harus dikembalikan kepada hidup panggilan. Hal ini hanya bisa diperoleh dengan mengembalilan doa didalam Rumah Puteraku, terutama kehidupan doa yang sangat jarang dilakukan oleh para klerus saat ini.

PENGLIHATAN ATAS NERAKA - Veronica, September 7, 1974
Aku melihat tubuh-tubuh manusia yang sedang berjatuhan ... dan mereka nampak membara... dengan warna orange, seperti batu bara. Terdengar mereka menjerit-njerit: Tolong ! Kasihanilah ! Kasihanilah ! Terlambat ! Terlambat! Nampak tubuh-tubuh itu berjatuhan seperti hujan turun dari langit, kedalam lembah. Aku melihat beberapa diantaranya adalah imam-imam. 

SERANGAN TERBESAR - Our Lady, November 1, 1970
Berdoalah, berdoalah anak-anakku, bagi imam-imammu dan semua yang berkedudukan tinggi didalam Gereja Kudus Puteraku, karena serangan-serangan terbesar dari setan akan datang kepada mereka. Janganlah kamu menjauhi mereka, tetapi berdoalah dan tunjukkanlah contoh dari Kristus yang hidup kepada mereka.

ST. MICHAEL - Our Lady, September 13, 1974
Pelindung dan Penjaga Imanmu tidak memasuki rumah-rumah Puteraku. Ketahuilah bahwa kamu akan membuat dirimu kalah jika hal itu terjadi. Michael haruslah memasuki doa dan hati umat manusia. Semua klerus, semua gembala kawanan, harus memuji Bapa melalui pengawalNya, Michael. Kamu harus membawa kembali Michael didalam doamu setelah Kurban Misa Kudus.

EKUMENISME - Our Lady, November 22, 1976
Puteraku, HatiNya sangat terkoyak oleh tingkah laku para wakilNya (imam-imam) yang kini menjadi Judas-Judas di RumahNya sendiri. Mereka bersekutu dengan musuh Allahmu. Melalui paham humanisme dan modernisme serta sebuah ekumenisme yang direncanakan dari dalam neraka, manusia kini tercebur dengan cepat hingga siap untuk menyambut kekalahan penuh dari Gereja Puteraku dan dunia dibawah kediktatoran setan.

BERDOALAH BAGI MEREKA - Our Lady, June 17, 1989
Ingatlah anakku dan anak-anakku, betapapun kasarnya jalan yang ada, tetaplah kamu tinggal bersama Gereja parokimu. Dengan melalui contoh yang baik serta doa-doa yang tekun kamu bisa mengembalikan kehidupan imamat kedalam terang. Banyak yang telah kehilangan jalan mereka karena hanya ada sedikit sekali doa bagi mereka.

Ingatlah anak-anakku, untuk berdoa bagi klerusmu, karena mereka hanyalah manusia biasa dan rentan terhadap kesalahan, kesesatan, pengaruh, dan kadang-kadang terhadap kejahatan. Berdoalah bagi imam-imammu setiap hari.

POLITIK - Our Lady, April 10, 1972
Anakku, beritahukanlah kepada imam-imamku agar mereka tidak melibatkan dirinya dalam kegiatan politik di dunia ini. Mereka itu sedang dituntun menuju perangkap yang akan membawanya menuju kegelapan yang dalam.

MENJADI LEMAH - St. Thomas Aquinas, August 21, 1972
Aku melihat bahwa imam-imam di Rumah Allah telah menjadi lemah di perjalanan mereka. Mereka hanya memperhatikan dirinya dan tidak mau berkurban dan memperbaiki diri. Tak ada jalan yang mudah menuju Kerajaan. Mereka akan dipaksa berlutut dan kelaparan tubuh mereka hingga mereka mau melepaskan diri dari setan yang ada didalam dirinya.

DIAKON - Jesus, May 23, 1979
Kamu akan berusaha mencari imam-imam instan (dadakan, diakon), dimana hal ini tidak sesuai dengan Kehendak Bapa Yang Kekal. Kamu akan menipu orang-orang karena mereka mengira bahwa para diakon itu bisa membawa Sakramen-sakramen dan memberi mereka peranan imamat. Seorang imam, anak-anakku, adalah seorang pilihan Allah. Seorang imam yang ditahbiskan secara sah, adalah jauh lebih tinggi daripada umat awam, karena dia mewakili Aku di hadapan Allah Bapa.

API PENYUCIAN - Our Lady, November 1, 1972
Klerusmu, para wakil dari Allahmu, telah terlupakan di kamar-kamar yang gelap ini (Api Penyucian). Lihatlah, anakku, tak terhingga banyaknya jiwa-jiwa yang menunggu untuk dilepaskan dari sama. Kamu akan terkejut jika melihat bahwa mereka itu adalah para utusan di Rumah Puteraku. Seorang manusia tak memiliki jabatan apa-apa jika bekerja demi keselamatan jiwanya. Dia harus berjalan di jalan yang dilalui setiap orang. Aku meminta lebih banyak lagi doa bagi klerusmu yang telah meninggal.

MERASUKI - Jesus, June 5, 1975
Ya anakKu, Aku berbicara kepadamu tentang setan yang telah merasuki jajaran klerus. Mereka itu memasuki kehidupan panggilan tanpa pengabdian dan roh terang, tetapi mereka hanya membawa roh kegelapan saja. Dari buahnya kamu akan mengetahui siapa mereka.

PARA UTUSAN EKARISTI? - Our Lady, August 21, 1975
Pastor-pastor, tak boleh ada tangan lain selain tangan yang telah dikonsekrasikan oleh imam yang ditahbiskan secara sah yang boleh memberikan Hosti Kudus kepada umat. Para utusan yang luar biasa itu telah menjadi sandiwara konyol! Apalagi wanita? Apalagi anak-anak? Akan menjadi apakah kamu? Aturan-aturan disiplin di Rumah Puteraku telah diberikan kepadamu.

No comments:

Post a Comment