Wednesday, May 18, 2016

Kriman bu Lucy : AMORIS LAETITIA DAN BUAH (BUSUK)NYA YANG PERTAMA



AMORIS LAETITIA DAN BUAH (BUSUK)NYA YANG PERTAMA

Semenjak dirilisnya pada tanggal 8 April 2016, Amoris Laetitia telah menjadi bahan perbincangan dan polemik di kalangan hirarki Gereja dan media, dan sementara polemik berlangsung, ternyata, diam-diam AL telah menghasilkan buah busuknya yang pertama, ya, setidaknya ini yang tertangkap oleh media.

Gloria TV News, pada 4 Mei 2016 menyiarkan: First Rotten Fruit of Amoris Laetitia

Buah busuk yang pertama dari Amoris Laetitia

“Kardinal neo-konservatif Milan, Angelo Scola, menerapkan anjuran Amoris Laetitia kepada seorang taipan yang terkenal di kalangan media Italia, yang adalah seorang politikus dan penggemar wanita, yaitu Silvio Berlusconi, yang sudah dua kali bercerai. Berlusconi menerima komuni itu pada tanggal 17 April di dalam Misa yang dipersembahkan oleh Kardinal Scola.”



Buah pertama dari AL itu dihasilkan dalam waktu 10 hari sejak dirilisnya. Mungkinkah buah-buah (busuk) lainnya saat ini juga sudah tersebar, namun tidak terungkap dan berjalan dalam diam...?

Kardinal Gerhard Müller tentang Amoris Laetitia

Pada awal bulan Mei ini, Kardinal Gerhard Müller telah mengeluarkan pernyataan tentang Amoris Laetitia di Spanyol, saat kunjungannya ke  The Francisco de Vitoria University di Madrid untuk memperkenalkan buku barunya ‘Report on Hope’. Dalam pernyataannya ia menyimpulkan bahwa baik Paus Fransiskus maupun Amoris Laetitia, tidak bermaksud membuka pintu untuk memberikan Komuni Kudus kepada yang bercerai dan menikah lagi.

Menurut OnePeterFive, Kardinal Müller – Kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman – mengeluarkan pernyataan yang bervariasi. Kardinal menegaskan dan mengukuhkan pandangan tradisional tentang pernikahan dan "kemustahilan" untuk mengubah doktrin yang sudah jelas.

"Adalah tidak mungkin untuk hidup dalam kasih karunia Allah sementara tinggal di dalam situasi yang berdosa," katanya, dan melanjutkan dengan mengatakan bahwa, “orang yang hidup dalam dosa tidak dapat menerima Komuni Kudus kecuali mereka telah menerima absolusi dalam Sakramen Tobat."

Müller penting menambahkan juga bahwa "Gereja tidak memiliki kekuasaan untuk mengubah Hukum Ilahi" dan "bahkan tidak seorang paus pun atau dewan dapat mengubahnya."

Namun dia juga mengatakan bahwa begitu banyak polemik terjadi disebabkan oleh "kesalahan dalam membaca" anjuran Paus tersebut. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa buku barunya itu [Report on Hope] didedikasikan untuk Paus.

Uskup Agung Bruno Forte mengungkapkan ‘joke’ Paus Francis

OnePeterFive, dalam artikelnya “Forte: Pope Did Not Want to Speak “Plainly” Of Communion for Remarried” menulis bahwa, Uskup Agung Bruno Forte (yang dipilih secara pribadi oleh Paus sebagai Sekretaris Khusus untuk sinode pernikahan dan keluarga 2014), sebenarnya telah mengungkapkan ‘di balik layar’ pada saat Sinode, sebuah ‘joke’ dari Paus Francis: "Jika kita berbicara secara eksplisit tentang Komuni bagi yang bercerai dan menikah lagi, Anda tidak tahu betapa mengerikannya kekacauan yang akan kita buat. Jadi kita tidak akan berbicara [secara] jelas, lakukanlah dengan cara dimana alasan-alasan itu ada, kemudian saya akan membuat kesimpulannya."

Di akhir tulisannya Steve Skojec menulis: “Apa yang paling penting untuk dicatat adalah kenyataan bahwa Forte, yang dipilih secara pribadi oleh Paus Francis dan diangkat sebagai Sekretaris Khusus untuk Sinode, telah menyatakan – secara publik, dan tanpa kekhawatiran yang jelas akan konsekuensinya – bahwa Paus sengaja memanipulasi proses sinode – melawan kehendak para Uskup – untuk mendapatkan hasil yang ia tahu tidak akan diterima.”

Kebenaran yang Tergantung kepada Geografi

Pernyataan Kardinal Kasper sebagaimana disiarkan oleh Gloria TV News pada tanggal 25 April 2016 ini mengungkapkan sisi lain dari Amoris Laetitia.

Kebenaran [yang] Tergantung kepada Geografi

Kardinal Walter Kasper telah mengklaim dalam sebuah wawancara dengan Aachener Zeitung, bahwa setelah [ada] Amoris Laetitia, maka pintu terbuka bagi pezina yang tidak bertobat untuk dapat menerima Komuni Kudus”.

Kutipan:
“Ada peluang bagi uskup-uskup individu dan konferensi uskup." Dan : "Bersama kami, apa yang di Afrika dianggap salah, bisa [jadi] benar ".

Kita tahu bahwa para uskup Afrika cenderung konservatif, maka bila di Afrika pasangan yang bercerai dan menikah lagi mungkin sekali tidak diijinkan menerima Komuni, maka hal yang sebaliknya bisa dimungkinkan di belahan dunia lainnya, Eropa atau Amerika, misalnya.

Sistem desentralisasi pernah disinggung Paus saat sinode 2015 yang lalu. Sistem ini memungkinkan uskup-uskup memiliki pandangan yang berbeda dalam memaknai hukum-hukum dan ajaran-ajaran Gereja termasuk penerapannya dalam praktek pastoral. 

Beberapa artikel terkait :



Tuhan memberkati..!


No comments:

Post a Comment