Friday, June 3, 2016

CARDINAL CAFFARRA: Paus tak bisa merubah doktrin dengan melalui sebuah catatan kaki



CARDINAL CAFFARRA: Bab 8 secara obyektiv adalah tidak jelas, dan hal itu menimbulkan konflik dalam penafsiran, terutama diantara para uskup.



CARDINAL CAFFARRA: Paus tak bisa merubah doktrin dengan melalui sebuah catatan kaki

Memang, secara pasti inilah idenya: tidak jelas; agar kaum modernist bisa mempromosikan dosa mereka sementara umat Katolik tertidur nyenyak dengan mengira bahwa Amoris Laetitia mempertahankan doktrin Gereja. Begitulah ‘ketidak-jelasan’ itu sangat jelas.

(Pensiunan) Uskup dari Bologna, Italia, Kardinal Carlo Caffarra - salah satu penulis dari Buku Lima Kardinal dan pembela yang kuat dari ajaran Katolik tradisional tentang pernikahan - baru-baru ini memberikan wawancara kepada situs Italia La nuova bussola quotidiana. Dalam wawancara 25 Mei 2016 ini, tentang perkawinan dan keluarga, Kardinal Caffarra menjelaskan bahwa bahkan jika negara saat ini membuat undang-undang yang mengijinkan pernikahan sesama jenis, namun hal itu "tidak bisa merubah realitas yang ada (didalam hukum Gereja)." Dia mengatakan bahwa "walikota (terutama yang Katolik) harus membuat keberatannya" dalam masalah ini (perkawinan sejenis). Untuk menyampaikan keprihatinannya dalam masalah itu, Caffarra akan terus membuat dirinya ikut serta didalam "tindakan pelarangan yang serius pada tingkat moral." Kardinal Italia itu melihat bahwa saat ini sedang terjadi sebuah pemisahan antara alam dan pikiran, dalam kaitannya dengan pernikahan.

Ketika ditanya apakah ada penyebab supernatural bagi perkembangan baru ini, Kardinal Caffarra mengacu kembali kepada korespondensi yang penting dan terkenal saat ini antara dirinya dengan Suster Lucia pada 1980-an. Caffarra menunjukkan bahwa pada tanggal 13 Mei 1981 - hari yang sama ketika Paus Yohanes Paulus II mengalami serangan terhadap nyawanya saat itu Caffarra akan membuka Institut Kepausan Yohanes Paulus II, yang mempelajari tentang Perkawinan dan Keluarga. Dia menjelaskan bagaimana, beberapa tahun kemudian, dia menulis surat kepada Suster Lucia dan meminta doanya bagi lembaga yang baru didirikannya, tanpa dia mengharapkan tanggapan. Caffarra melanjutkan: "Ternyata dia (Suster Lucia) menulis kembali kepada saya - saya ingin mengingatkan anda bahwa saat itu kami berada pada awal tahun 1980 - dan dia mengatakan kepada saya bahwa akan ada saat 'konflik terakhir' antara Tuhan dan setan. Dan bahwa medan pertempuran itu adalah pada konstitusi perkawinan dan keluarga." Suster Lucia kemudian mengatakan kepada Caffarra bahwa "orang-orang yang berjuang membela perkawinan dan keluarga akan dianiaya" dan bahwa "mereka tidak usah merasa takut karena Madonna (Bunda Maria) telah menghancurkan kepala ular dari neraka."

Caffarra menjelaskan perjuangan antara Allah dengan setan ini berkaitan dengan upaya mendefinisikan ulang arti dari pernikahan, sebagai berikut: "Dan iblis berkata kepada Allah: 'Lihatlah, ini adalah ciptaanMu. Tapi saya akan menunjukkan bahwa saya bisa membangun sebuah ciptaan alternatif. Dan Engkau akan melihat bahwa manusia akan mengatakan bahwa cara ini (pernikahan ciptaan setan) adalah lebih baik.'

Kini terserah kepada Gereja, demikian menurut Caffarra, untuk mengajarkan kembali keindahan sepenuhnya dari pernikahan sakramental yang membuat dua orang (pria dan wanita) menjadi satu, dan memberikan kepada pasangan itu karunia kemurahan hati dari perkawinan untuk memiliki anak-anak dan mendidik mereka. Gereja ‘ harus menyembuhkan ketidak-mampuan laki-laki dan perempuan untuk mengasihi,’ demikian tambah Caffarra.

Berkenaan dengan anjuran paus, Amoris Laetitia, Kardinal Caffarra menunjukkan bahwa ‘Bab 8 secara obyektiv adalah tidak jelas’ karena ia menimbulkan ‘konflik didalam penafsiran terutama di antara para uskup.’ Dalam kasus seperti itu, demikian lanjut Uskup dari Italia ini, kita harus mengacu kepada kelangsungan Magisterium dari masa lalu untuk mendapatkan kejelasan. "Dalam hal Doktrin dan Moral, Magisterium tidak bisa bertentangan dengan keputusannya sendiri," Caffarra menyatakan. Berkenaan dengan pertanyaan tentang pasangan yang bercerai dan ‘menikah lagi’ serta akses mereka kepada Komuni Kudus, kardinal menjelaskan bahwa hal ini tidak dapat dirubah dan bahwa pasangan ini masih tidak diperkenankan untuk menerima Komuni Kudus. Dia mengacu hal ini kepada ajaran magisterial Gereja sebelumnya dan dia melanjutkan: "Sekarang, jika Paus akan merubah ajaran itu (hal itu sangat jelas akan dilakukannya) maka dia memiliki tugas, tugas yang berat, untuk mengatakannya dengan jelas dan secara eksplisit. Seseorang tidak dapat merubah disiplin kuno Gereja dengan bantuan catatan kaki, dan dengan nada yang tidak pasti." Caffarra di sini membuat acuan kepada ‘prinsip penafsiran’ dimana jika terjadi ajaran magisterial yang tidak pasti, maka hal itu harus ditafsirkan dalam kesinambungan dengan ajaran Magisterium sebelumnya.

Pernyataan Kardinal Caffarra ini membuat orang mengajukan pertanyaan yang lebih besar: ‘Sejauh mana, dalam hal apapun, jika ada sesuatu yang sengaja dibuat ambigu, bisa mengikat suara hati nurani Katolik untuk bersikap?’

Read the full article at this link

No comments:

Post a Comment