Monday, June 6, 2016

Vol 1 - Bab 26 : Lamanya waktu di Api Penyucian



Volume 1 : Misteri Keadilan Allah

Bab 26

Lamanya waktu di Api Penyucian
Catherine Paluzzi dan Sr. Bernardine Venerabilis
Bruder Finetti dan Rudolfini
St.Peter Claver dan dua wanita yang malang

Marilah kita melihat contoh lainnya yang bisa meyakinkan kita tentang lamanya waktu hukuman didalam Api Penyucian dengan penderitaannya yang keras itu. Disini kita akan melihat Pengadilan Ilahi yang keras terhadap jiwa-jiwa yang dipanggil menuju kesempurnaan dan yang telah menerima banyak rahmat. Bukankah Yesus Kristus  pernah bersabda :”Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut” (Lukas 12:48).
  Kita bisa membaca didalam biografi Catherine Paluzzi Venerabilis, ada seorang religius yang suci yang meninggal dipelukan tangannya, tidak bisa menikmati kebahagiaan kekal hingga dia menjalani hukuman selama setahun penuh didalam Api Penyucian. Catherine Paluzzi menjalani kehidupannya yang suci pada diosis Nepi, Italia, dimana dia mendirikan sebuah biara Dominikan disitu. Disitu hidup bersamanya seorang religius yang bernama Bernardine yang kehidupan rohaninya berada jauh diatasnya. Kedua orang suci ini saling berlomba dalam hal semangat mereka dan mereka saling membantu untuk bisa lebih maju kepada kesempurnaan, kearah mana Allah memanggil mereka.
Penulis biografi dari Catherine Venerabilis ini membandingkan mereka berdua dengan duah buah batubara yang saling memberikan panasnya kepada satu sama lain. Seperti dua buah harpa yang sangat harmonis melagukan kidung-kidung pujian abadi dari kasih demi kemuliaan Allah.
Suatu saat Bernardine meninggal. Sebuah penyakit yang amat mengerikan yang dia tanggung dengan sabar telah membawanya ke kuburnya. Ketika akan menghembuskan napas terakhirnya, Bernardine berkata kepada Catherine bahwa dia tak akan melupakan Catherine dihadapan Allah dan jika Allah mengijinkan, dia akan kembali ke dunia untuk berbicara dengannya tentang masalah-masalah rohani.
Catherine berdoa tekun bagi jiwa sahabatnya itu dan pada saat yang sama dia memohon kepada Allah untuk mengijikan Bernardine menemui dirinya. Setahun telah berlalu, dan orang yang meninggal itu, Bernardine, belum juga muncul kepadanya. Akhirnya pada tanggal kematiannya, ketika Catherine sedang berdoa, dia melihat sebuah celah dari mana muncullah asap dan nyala api. Lalu dari lubang itu Catherine melihat suatu bentuk tertentu yang ditutupi oleh awan hitam. Beberapa saat kemudian, awan itu menghilang dan penampakan itu menjadi sangat bercahaya sekali. Didalam wujud yang mulia itu Catherine mengenali bahwa itu adalah Bernardine, dan Cataherine segera menyapanya :”Adakah ini engkau, saudariku yang terkasih ?”, tanya Caatherine. “Kapankah engkau datang ? Apakah artinya celah itu, yang diliputi oleh asap tebal itu ? Apakah Api Penyucian bagi dirimu sudah selesai ?”. “Kamu benar”, jawab jiwa itu, “selama setahun aku telah ditahan di tempat penebusan dosa, dan hari ini, untuk pertama kalinya aku akan memasuki Surga. Mengenai dirimu sendiri, bertekunlah didalam perbuatan-perbuatanmu yang baik itu. Teruslah bersikap murah hati dan berbelas kasihan, maka kamu akan memperoleh kerahiman Allah”.
Kejadian berikut ini telah menjadi catatan sejarah dari the Society of Jesus. Ada dua orang pelajar atau religius muda dari institusi itu, Bruder Finetti dan Rudolfini yang belajar di Roman College pada akhir abad 16. Keduanya adalah contoh yang baik dalam hal kesucian dan keteraturan hidup. Keduanya juga menerima peringatan dari Surga yang mereka nyatakan, sesuai dengan aturan biara, kepada penasihat rohani mereka. Tuhan memberitahukan kepada mereka akan kematian mereka yang sudah dekat serta penderitaan yang telah menunggu mereka di Api Penyucian. Yang satu harus tinggal didalam Api Penyucian selama 2 tahun, dan yang lain selama 4 tahun. Mereka meninggal secara berurutan. Para sahabat mereka didalam biara itu lalu mempersembahkan doa-doa yang tekun dan segala macam silih demi kepentingan jiwa mereka berdua. Para religius disitu tahu bahwa jika Kesucian Allah memberikan saat penebusan dosa yang panjang didalam Api Penyucian bagi orang pilihanNya, maka mereka akan bisa mempercepat atau mengurangi lamanya waktu itu dengan melalui doa-doa permohonan dari orang-orang yang masih hidup ini. Jika Allah bersikap keras terhadap orang-orang yang telah menerima pengetahuan dan rahmat, maka di pihak lain Allah juga suka mengampuni orang-orang yang miskin dan sederhana, asalkan mereka mau melayani Dia dengan tulus dan sabar.
St.Peter Claver dari the Company of Jesus, rasul dari the Negroes of Carthagena, mengetahui keadaan dari dua jiwa didalam Api Penyucian, dimana mereka berdua telah menjalani kehidupan yang miskin dan sederhana di dunia ini. Ternyata penderitaan mereka dikurangi menjadi hanya beberapa jam saja. Kita membaca laporan mengenai hal itu didalam buku biografi dari hamba Allah yang agung ini. Dia meyakinkan seorang wanita yang bernama Angela, untuk menerima wanita lain yang bernama Ursula kedalam rumahnya, dimana Ursula telah kehilangan fungsi gerakan kakinya dan memiliki luka-luka disekujur tubuhnya. Suatu hari ketika St.Peter Claver mengunjungi mereka, seperti yang biasa dia lakukan, untuk menerima pengakuan dosa mereka serta membawa beberapa makanan bagi mereka, maka Angela yang ramah dan murah hati itu berkata kepadanya dengan sedih bahwa Ursula akan meninggal. Tidak, tidak, jawab imam itu, sambil menghiburnya. Dia masih memiliki 4 hari lagi untuk hidup dan dia tak akan meninggal sampai hari Sabtu nanti. Ketika hari Sabtu tiba, St.Peter Claver mempersembahkan Misa Kudus bagi Ursula dan mempersiapkan segala sesuatunya bagi kematian Ursula. Setelah dia berdoa beberapa saat, dia berkata kepada Angela dengan penuh percaya :”Berbahagialah kamu, Tuhan telah mengasihi Ursula. Dia akan meninggal hari ini. Dan dia hanya akan mengalami Api Penyucian selama 3 jam saja. Semoga dia ingat kepadaku ketika dia ada bersama Allah nanti, agar dia mau berdoa bagiku dan bagi dia yang hingga kini menjadi ibu asuhnya”. Ursula meninggal pada tengah hari dan penggenapan sebagian dari nubuatan itu telah memberikan alasan yang cukup untuk mempercayai penggenapan yang lainnya dari nubuatan itu.
Hari berikutnya, Pastor Peter Claver pergi ke tempat lain untuk menerimakan pengakuan dosa kepada orang-orang yang sakit, seperti yang biasa dia lakukan. Pastor Peter Claver mengetahui bahwa orang yang sakit itu telah mati. Orang tua anak itu sangat bersedih, dan Pastor Peter sendiri yang tidak percaya bahwa dia akan meninggal, juga merasa bersedih karena dia tak bisa menolong orang itu pada saat-saat terakhirnya. Dia lalu berlutut dan berdoa disamping mayat orang itu. Kemudian Pastor Peter bangkit dan dengan wajah yang tenang dia berkata :”Kematian semacam ini adalah layak untuk dicemburui dari pada ditangisi. Jiwa ini dihukum didalam Api Penyucian namun untuk waktu selama 24 jam saja. Marilah kita berusaha untuk memperpendek waktu ini dengan memperbanyak doa-doa kita”.
Cukup banyak sudah diceritakan mengenaai lamanya waktu rasa sakit di Api Penyucian. Kita tahu bahwa waktu itu bisa semakin panjang hingga lama sekali. Bahkan waktu yang terpendek, karena penderitaan itu begitu kerasnya, maka hal itu akan terasa sangat lama. Marilah kita berusaha untuk memperpendek waktu penderitaan itu bagi mereka dan bagi diri kita sendiri, atau yang lebih baik lagi, menghindarkan diri sama sekali dari Api Penyucian.
Kita bisa mencegah Api Penyucian itu dengan cara membuang semua penyebabnya. Apakah penyebab dari penderitaan didalam Api Penyucian itu ? Bagaimanakah  penebusan dosa didalam Api Penyucian itu ?


No comments:

Post a Comment