Sunday, November 4, 2018

FR. WEINANDY MEREFLEKSIKAN SURAT PERTAMANYA KEPADA PAUS FRANSISKUS





SETAHUN KEMUDIAN, FR. WEINANDY MEREFLEKSIKAN SURAT PERTAMANYA KEPADA PAUS FRANSISKUS

November 2, 2018 (The Catholic Thing)

Setahun yang lalu, saya mempublikasikan sebuah surat yang saya tulis kepada Paus Francis, yang mengungkapkan keprihatinan saya yang mendalam terhadap "kebingungan kronis" di dalam Gereja dan bagaimana "ketidakjelasannya yang tampaknya disengaja itu beresiko berdosa melawan Roh Kudus."

Segera setelah penerbitan surat itu, saya menerima lebih dari 300 email dan lebih dari 40 surat _(sebagian besar dari Amerika Serikat, tetapi cukup banyak juga yang datang dari banyak negara di seluruh dunia)_ - yang semuanya, kecuali dua, adalah positif.

Selain itu, selama setahun terakhir saya menerima 100 email lain dan bahkan kartu Natal dari orang-orang yang tidak saya kenal - yang semuanya, sekali lagi, positif. Sebagian besar tanggapan berasal dari orang awam yang menyatakan dukungan mereka dan selalu berterima kasih kepada saya karena telah mengungkapkan keprihatinan dan pemikiran mereka, dimana mereka sendiri merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengartikulasikannya, atau, seandainya pun mereka mengungkapkannya, maka (suara) mereka tidak akan didengar atau dianggap serius.

Selain orang awam, saya juga menerima tanggapan yang signifikan dari akademisi Katolik dan, secara mengejutkan, dari lebih dari tiga puluh uskup - yang semuanya positif. Dan ini belum termasuk sejumlah komentar afirmatif dari awam, akademisi dan uskup, yang saya terima secara langsung ketika berbicara pada atau menghadiri konferensi selama setahun terakhir.

Banyak yang menyatakan penyesalan mereka bahwa saya telah menderita karena surat itu, tetapi sebenarnya, penderitaan saya tidak seberapa dibandingkan dengan sukacita yang saya alami - senang mengetahui bahwa begitu banyak umat beriman yang bersyukur dan senang atas apa yang telah saya lakukan.

Apa yang ingin saya tekankan dalam pesan singkat ini, bagaimanapun, bukanlah pentingnya surat saya kepada Paus Fransiskus atau tanggapan positif terhadap surat itu, tetapi bagi saya adalah signifikansi dari apa yang Yesus lakukan bagi Gereja-Nya.

Para pembaca mungkin ingat bahwa, ketika saya berada di Roma tahun lalu, saya menghabiskan banyak waktu dalam doa Santo Petrus mengenai apakah saya harus mengartikulasikan keprihatinan dan kekhawatiran saya tentang kepausan saat ini. Pada akhirnya, saya meminta tanda pada Yesus.

Jika Dia ingin saya menulis sesuatu, saya meminta agar Dia mengizinkan saya, dalam jangka waktu sekitar lima jam, untuk bertemu dengan seseorang yang saya kenal tetapi yang sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu dengannya, dan bahwa saya tidak pernah berharap untuk melihatnya di Roma pada saat ini. Orang itu tidak boleh berasal dari Amerika Serikat, Kanada, atau Inggris Raya. Selain itu, dalam percakapan kami, orang itu harus mengatakan kepada saya - "Teruslah menulis tulisan yang baik."

Itu adalah tanda yang sangat kompleks, dan saya percaya sekarang bahwa tanda itu sendiri adalah inspirasi dari Roh Kudus, karena saya sendiri tidak pernah bisa mengarang skenario yang rumit seperti itu. Yesus memang memenuhi tanda itu dalam setiap bagiannya dan melakukannya dengan cara yang sangat luar biasa, karena orang yang ia pilih untuk mewujudkan tanda itu adalah seorang uskup agung.

Dua orang klerus, di depan umum, mengejek dan mengolok-olok tanda itu dan pemenuhannya, tetapi di sini saya ingin menyampaikan pendapat pribadi saya mengenai pentingnya hal itu - setidaknya maknanya bagi saya.

Kenyataan bahwa Yesus menggenapi tanda yang saya minta, memukul saya karena Yesus mengungkapkan kepeduliannya terhadap situasi yang mengganggu, yang saat ini ada di dalam Gereja-Nya, yakni Tubuh-Nya sendiri. Dari perspektif pribadi ini, saya berpikir bahwa, pada akhirnya, perhatian-Nya yang penuh kasih terhadap Gereja-Nya, jauh melebihi saya, dan apa yang dilakukannya jauh lebih penting daripada penulisan surat saya kepada Paus Fransiskus.
Saya sampai pada pengertian bahwa surat saya itu hanyalah sekedar catatan tentang keprihatinan yang Yesus nyatakan ketika Dia memenuhi tanda saya. Orang lain mungkin memiliki penafsiran yang berbeda atau tidak memiliki perspektif sama sekali, akan tetapi saya merasa ada manfaatnya jika saya berbagi pemahaman saya sendiri ini.

Banyak hal telah terjadi di dalam Gereja selama setahun sejak saya mengumumkan surat saya itu. Saya tidak perlu mengatakan lagi semua kejahatan yang kini telah terungkap. Hal itu sudah diketahui secara umum. Kekhawatiran dan keprihatinan yang saya nyatakan dalam surat saya dulu, lebih relevan saat ini daripada tahun lalu.

Tubuh Kristus saat ini menderita lebih daripada itu - dan saya takut bahwa penderitaan itu akan menjadi lebih hebat lagi. Selain itu, di tengah-tengah apa yang telah diekspos, banyak komentar dan analisis telah diterbitkan di surat kabar, jurnal, Internet, dan di blog, beberapa lebih baik daripada yang lainnya, tetapi semuanya mencela situasi gerejani ini dan banyak menawarkan jalan ke depan.

Bagi saya, apa yang paling mengganggu saat ini adalah tanggapan dari gereja yang samar-samar, tidak pasti, dan sering kali acuh tak acuh terhadap kejahatan, bukan hanya terhadap penyimpangan seksual yang memalukan di antara para imam dan uskup, tetapi juga terhadap skandal penghinaan terhadap ajaran moral dari Kitab Suci dan tradisi magisterial Gereja.

Demikian juga, nampaknya hanya ada sedikit kesadaran atau kepedulian terhadap penderitaan yang telah ditimbulkan oleh mentalitas ini terhadap Gereja, terutama terhadap umat awam. Secara signifikan dan menyedihkan, bahkan jika mereka yang memiliki otoritas memberikan tanggapan yang memadai terhadap kejahatan yang ada mulai dari titik ini, hal itu tidak akan cukup untuk membangun kembali kepercayaan yang telah dirusak oleh kata-kata dan tindakan mereka di masa yang lalu.

Ya, banyak orang di posisi tinggi eklesial adalah pria yang baik dan lurus, tetapi mereka bukanlah orang-orang yang saat ini sedang didengarkan, atau yang membuat keputusan, atau mengatur nada suara gereja.

Saya, bagaimanapun, tetap penuh harapan. Saya berharap karena saya tahu, banyak yang berdoa dan bahkan berpuasa untuk pembaruan iman di dalam Gereja. Selain itu, saya yakin lebih dari satu tahun yang lalu, bahwa dengan mengungkapkan semua kejahatan itu, Tuhan Yesus sedang dalam proses memurnikan Tubuh-Nya, Gereja-Nya.

Dosa di dalam Gereja seringkali menakutkan dan mengecewakan untuk dilihat. Maka adalah baik bagi kita untuk mengingat, bahwa Api Roh Kudus dapat membakar, tetapi pembakarannya adalah untuk mencapai kekudusan - dan itu menakjubkan untuk dilihat.

Diterbitkan dengan izin dari The Catholic Thing.

No comments:

Post a Comment