Friday, November 9, 2018

VORTEX – HENTIKAN SIKAP DIAM SEKARANG !!!





VORTEX – HENTIKAN SIKAP DIAM SEKARANG !!!

DEMI KASIH KEPADA ALLAH


November 8, 2018 




Saya Michael Voris hadir kepada Anda langsung dari studio Church Militant kami di sini, di Detroit, mengajak Anda untuk bergabung dengan kami secara fisik, atau setidaknya di dalam doa, dalam acara pawai  Silence Stops Now rally in Baltimore (Hentikan Sikap Diam Sekarang) minggu depan di Baltimore pada pertemuan para uskup yang diadakan disana.

Pertemuan formal itu akan dimulai pada sore hari, Selasa, tanggal 13 Nopember 2018, dan hari kedua akan didedikasikan untuk mengadakan Misa dan adorasi pada berbagai waktu yang berbeda untuk mengakomodasi jadwal perjalanan orang-orang.

Lebih dari 3.000 orang telah mendaftar sejauh ini, dan mereka datang dari hampir setiap keuskupan di negara ini. Ini akan menjadi "sebuah momen penting" - seperti yang mereka katakan - dalam kehidupan Gereja di Amerika.

Penekanannya adalah berdoa demi kemurnian para uskup – karena terlalu banyak uskup yang telah kehilangan kemurnian itu. Jelas, tanpa keraguan, bahwa setan kenajisan telah mencengkeram para gembala, dan sejumlah besar orang-orang ini telah menyerahkan diri ke dalam tangan setan.

Tidak ada jalan lain untuk menjadi seorang Katolik yang baik tanpa berkomitmen pada kesucian. Seseorang tidak bisa berjalan bersama Tuhan tanpa kesucian. Itulah sebabnya, setelah mengakui dosa ganda dari pembunuhan dan perzinahannya, Daud berdoa, "Ciptakanlah hati yang murni untukku ya Tuhan, taruhlah roh keteguhan dalam diriku."

Kemurnian adalah pengabdian total kepada Tuhan, dan meskipun pengorbanan yang luar biasa itu diperlukan, hal itu juga harus dikejar. Jiwa yang tidak murni adalah terkutuk, seperti yang dikatakan oleh St Yohanes di dalam Kitab Wahyu ketika berbicara tentang siapa yang masuk atau tidak masuk Surga - "tidak ada yang kotor akan masuk Surga."

Setiap aspek dari diri kita harus berjuang untuk meraih kemurnian - seksualitas kita, intelektualitas kita, keinginan kita, segalanya. Itulah sebabnya Bapa memerintahkan kita: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap pikiran, hati, jiwa, dan kekuatanmu."

Kemurnian seksual yang juga kita sebut sebagai kesucian dan, meskipun ada perkelahian konyol dari berbagai uskup seperti Robert McElroy dari San Diego yang mencoba mengecilkan pentingnya masalah itu, tetapi kesucian itu mutlak perlu untuk bisa masuk kedalam  Surga. Ini adalah suatu kebutuhan - pahamilah ini !, suatu kebutuhan - namun, praktis tidak ada uskup yang pernah berbicara tentang hal ini.

Beberapa orang seperti McElroy, telah berbohong kepada domba-dombanya tentang hal itu, dan yang lain lagi seperti Cardinals Cupich dan Tobin juga menuntun jiwa-jiwa kedalam neraka dengan bertindak dan berbicara sedemikian rupa sehingga memberi kesan bahwa seks di luar pernikahan adalah dapat diterima - terutama di kalangan homoseksual.

Dan sejumlah besar uskup hanya menutup pintu untuk membicarakan elemen penting dari kehidupan spiritual ini - seperti Cdl. Dolan dari New York, yang rela mengakui beberapa tahun yang lalu di TV bahwa para uskup telah mengembangkan apa yang dia sebut "laringitis" (mengalami ‘radang tenggorokan’) jika harus berbicara masalah ini. Tetapi sesungguhnya dia dan yang lain-lainnya lebih baik mencari obat untuk laryngitis mereka sebelum mereka berdiri di hadapan Hakim mereka.

Ketidakmurnian, bagaimanapun juga, tidak pernah tetap terbatas pada bidang seksual saja. Dosa itu telah meluber dan meluas - semua bentuk kejahatan lainnya juga dilakukan - ke wilayah-wilayah lain dari kehidupan seseorang. Itu adalah kenajisan seksual yang tumpah dalam kehidupan Daud dan mengubahnya menjadi seorang pembunuh juga. Pikirkan, berapa banyak jiwa yang telah dibunuh oleh para uskup karena kenajisan seksual mereka.

Kita melihat sejumlah besar pemuda tak berdosa - hampir semuanya remaja laki-laki – yang diperkosa oleh pria homoseksual dalam jubah imam.

Kemudian kita tambahkan juga bahwa Surga tahu berapa banyak pria muda - banyak dari mereka berada di seminari-seminari – yang secara seksual dicabuli oleh para pria homoseksual di dalam jubah imam atau mitra, yang memegang otoritas atas mereka.

Kenajisan seksual ini - seperti halnya dalam pernikahan – akan mengarah kepada pengkhianatan sumpah, dan itu adalah kebenaran yang jelas. Ia mendistorsi pikiran, mengaburkan intelek, melenyapkan keinginan. Dan di antara para klerus di Amerika Serikat - banyak, banyak di antaranya adalah homoseksual, dan hal itu akan memusnahkan Iman.

Kita melihat bahwa terbukti di tempat-tempat suci dalam gereja-gereja kita, telah menjadi benteng pemberontakan dan kebingungan dan penistaan. Kami sering mendengarnya sendiri dalam khotbah dari atas mimbar - jika Anda bisa menyebutnya sebagai khotbah.

Kami melihatnya sebagai perhatian yang terus-menerus terhadap uang, pada saat persembahan korban yang otentik dari Iman yang didirikan oleh Putera Allah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Tidak ada orang yang terkejut dengan banyaknya ‘orang yang berkedudukan tinggi’ (secara spiritual dan fisik) yang telah menumpuk dan menyerah di tangan para uskup dan dalam pelukan kenajisan mereka.

Ini adalah hasil alami dari perbuatan mereka: ada puluhan juta umat Katolik di Amerika telah kehilangan Iman; dan di antara sejumlah kecil yang tersisa, sebagian besar hampir tidak memiliki pemahaman tentang hal itu.

Kita berbicara tentang momen krisis di dalam Gereja saat ini, yang jauh lebih serius daripada yang disadari kebanyakan orang, dan kejahatan yang telah meresap jauh lebih dalam daripada yang ingin diakui oleh kebanyakan orang. Apakah homoseksualitas dalam jajaran orang-orang yang ditahbiskan dan disucikan itu menjadi satu-satunya penyebab dari hal ini? Tidak, tetapi yang sudah pasti adalah pijakan pada pedal gas di mesin.

Kenyataannya, jika salah satu uskup itu memiliki sedikit refleksi diri yang sejati, maka mereka akan menyadari, seperti yang banyak dilakukan orang lain, tentang alasan utama mereka bertemu minggu depan di Baltimore, dan melalui semua ini, sekali lagi, adalah karena homoseksualitas di dalam jajaran mereka - baik homoseksualitas aktif, yang telah membutakan mereka ke akar penyebab kejahatan; homoseksualitas pasif yang telah menekan keinginan mereka untuk menentang kejahatan sehari-hari di keuskupan mereka.

Dan terlalu banyak dari yang lain-lainnya hanya menutup mata terhadap kejahatan itu, karena mereka adalah pengecut, yang tidak ingin mengguncang perahu dan mengganggu karir mereka, atau pengecut yang tidak memiliki kekuatan keberanian, kepribadian, untuk menghadapi masalah itu ketika hal itu diperlukan.

Semua ini kemudian mendorong kepada sikap diam sebuah kesepakatan untuk menyimpan rahasia, kesepakatan untuk tetap tuli dan tidak pernah berbicara. Maka itu semua harus berakhir. Itu harus berakhir. Hal itu bisa menghancurkan Gereja. Terlalu banyak dari orang-orang ini berada di jalan menuju neraka sambil membawa serta jiwa-jiwa yang tak terhitung banyaknya bersama mereka. Adalah tugas kita sebagai domba untuk meninggikan suara kita, untuk membangunkan mereka yang masih bisa diselamatkan dari tidurnya.

Mudah-mudahan mereka semua mau menanggapi - tetapi tentu saja, beberapa uskup mestinya akan mau menjawab. Tentunya di antara mereka pasti ada beberapa uskup yang memiliki kekuatan spiritual untuk melangkah maju dan menolak kejahatan di dalam jajaran mereka sendiri, terlepas dari apa yang mungkin merugikan dirinya.

Tetapi berapa pun harganya, hal itu masih tidak akan seberat jika mereka ditelan dalam api abadi (neraka). Ini semua akan dimulai Selasa depan - detail acara tersedia dengan mengklik "Silence Stops Now" graphic right here on the page.

Bagi mereka yang tidak dapat hadir secara langsung, kami akan mengadakan live streaming dari seluruh pawai umat beriman pada Selasa sore.

Bawalah doa Rosario Anda ke Baltimore. Kita harus berdoa agar Bunda Kemurnian menyingkirkan setan kenajisan ini, karena sudah terlalu banyak uskup yang dirangkul atau dipermainkan olehnya.

Tidak seorang pun - benar-benar tidak seorang pun – orang-orang yang tidak suci, orang-orang yang menolak kesucian, akan pernah melihat wajah Tuhan.

Jika mereka (para uskup itu) tidak mau mengajarkan hal ini, maka kita memiliki tugas untuk mengingatkan mereka.

No comments:

Post a Comment